♡
"Huaaaaaa daddyyyy!!! Echan ndak mau ditinggal hiks.. Echan mau ikut daddy sama mae~ Ndak mau ditinggal pokoknya hikss!"
Johnny memijat pangkal hidungnya lelah. Kaos yang ia kenakan sedari tadi ditarik-tarik dengan brutal oleh si bayi beruang. Rambutnya juga kini terlihat berantakan dan kusut akibat dijambak barusan oleh si bayi tanpa belas kasihan.
Sudah seharian ia cuba membujuk anak beruangnya ini supaya mengerti dan mau ditinggal. Dan sekarang adalah waktunya untuk menyerah.
Ia tidak akan menyahut sebarang protes yang bayi beruang itu lontarkan dan hanya duduk diam menunggu sehingga istri tercintanya pulang. Berharap sang istri dapat membujuk si bayi yang keras kepala ini.
Biarkan bocah itu melakukan kekerasan padanya sesuka hati buat masa ini. Nanti juga penat sendiri.
"DADDYYYYY!!! Echan ndak mau ditinggal hikss! Daddy sama mae tega banget mau ninggalin echan sendiri disini.. Daddy ndak sayang echan yaa!! Hikss daddyy!!"
Johnny mengusap telinganya yang terasa berdenging akibat teriakan super nyaring bayi beruang itu. Sedari tadi si bayi terus berteriak, apa tenggorokannya tidak sakit?
"Siapa bilang mae sama daddy bakal ninggalin echanie sendiri?" Mendengar suara lembut sang mae, haechan seketika menolehkan kepalanya sebelum langsung berlari menerjang tubuh ramping orang yang telah melahirkannya itu untuk ia peluk sembari terus mengeluarkan tangisan kencang.
"Cup cup cup~ Mae gak ninggalin kamu sendiri sayang.. Anak anak dari sahabat mae bakal nemanin echanie disini supaya echanie gak sendiri nanti. Echanie mau yaa?" Ucap Ten sembari mengelus sayang surai lepek bayi beruangnya.
"Huaaa kenapa echan ndak bisa ikut mae sama daddy hiks! Echan mau sama mae.. Echan janji ndak nakal nakal hiks.." Rengek haechan dengan kaki mungilnya yang ia hentak-hentak pada lantai. Pelukannya pada sang mae semakin ia eratkan seolah tidak mau berpisah.
"Jangan gitu dong sayang.. Mae sama daddy ke Thailand gak bakalan lama kok. Mae janji setelah urusan perusahaan daddy yang di sana selesai, mae sama daddy akan pulang ke rumah secepatnya. Echanie di sini saja sama anak anak Jung oke? Nanti mae beliin echanie kado yang banyak deh! Mau yaa baby?"
Bujuk Ten sembari membawa bayi beruangnya untuk duduk di sofa berhadapan dengan Johnny. Haechan kini tidak lagi menjawab. Tangisan yang tadinya kencang beransur mereda ketika wajah merah dan basahnya dibersihkan oleh sang mae dengan lemah lembut.
Kecupan sayang Ten bubuhkan pada kedua kelopak mata bayi beruangnya yang kini terlihat sembab akibat terlalu lama menangis. Ten kemudiannya menangkup kedua pipi bulat si bayu yang terlihat memerah itu lalu mengusapnya lembut.
"Sebentar lagi echanie kenalan sama anak anak Jung oke. Mereka baik kok, tampan lagi. Echanie jangan nakal sama mereka sepanjang mae sama daddy di Thailand ya?" Melihat anggukan pelan dari haechan, Ten langsung mendekap sayang si beruang sembari membubuhkan kecupan di pucuk kepalanya.
Johnny yang melihat itu menghela nafas lega. Tangannya bergerak meraih ponselnya yang tergeletak di karpet akibat dibanting si bayi tadi. Jemari panjangnya mengotak atik benda pipih itu untuk mengirimkan pesan pada sang sahabat.
'Mission Complete!'
Jung Jaehyun yang membaca pesan dari Johnny seketika tersenyum miring. Ia bersama sang istri serta anak anaknya sedang dalam perjalan ke mansion Seo. Mungkin beberapa menit lagi mereka akan sampai.
"Sayang, Jaehyun bilang mereka suda-" Ucapan Johnny terhenti ketika melihat sang istri meletakkan jari telunjuknya di bibir mengisyaratkan agar ia diam. Johnny mengalihkan tatapannya pada si bayi yang ternyata sudah terlelap damai dalam dekapan Ten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Priority
RomanceLee Haechan, bocah imut nan polos yang menjadi priority keenam anak-anak Jung. Apapun akan mereka lakukan jika itu dapat membuat bayi beruang mereka bahagia. . . . SLOW UPDATE ʘ̥﹏ʘ - Lapak haechan harem ! - Haechan x Dreamies - Homophobic nagajuseye...