01

57.3K 2.1K 12
                                    

Halo semuaaaa!!!! Semoga betah ya bacanyaa
Happy reading!!!!!

Cinta bukan paksaan, tetapi kerelaan dan kenyamanan ~ Alaska.


Diluar sekolah, terdapat 3 laki laki yang sedang mengambil ancang ancang untuk melompat masuk kedalam area sekolah.

Suara tumpuan terdengar, menandakan 3 laki laki itu berhasil melompat dengan selamat.

Namun, saat melihat sekeliling, tak sengaja salah satu dari mereka menendang sesuatu.

PRANG!

Suara pecahan terdengar, berarti yang ditendang suatu benda yang terbuat dari kaca.

3 laki laki itu sangat panik. Tak ambil pusing, mereka langsung mengumpet pergi kedalam gudang sekolah, ketika melihat ada salah satu anggota osis.

Marvin Draxen Aksara, laki laki yang tingginya 176 cm dan 2 temannya yang bernama Reksa Alvaro Putra, dan Jackson Alvino Jex. Mereka adalah teman masa kecil Marvin. Yang selalu setia bersama Marvin disaat suka maupun duka.

Merasa sudah tidak ada osis yang lewat, mereka langsung buru buru masuk kedalam kelas mereka.

~~~

Suara bel sudah berbunyi, suara sorak sorai para murid pun juga sudah terdengar. Itu berarti jam istirahat.

Para murid keluar dari kelas menuju kantin, begitu pula dengan geng MAX. perpaduan dari nama Marvin, reksA, dan jeX.

Saat akan keluar, mereka dipanggil oleh salah satu osis. Mereka dipanggil untuk menemui Ketos mereka.

Suara ketukan pintu terdengar, Alaska Vincent Arka, si ketua osis yang mempunyai tatapan yang dingin dan tajam. Laki laki yang memiliki tinggi 189 cm itu mempersilahkan seseorang yang mengetuk ruang OSIS tersebut.

“Masuk.” Suara milik Alaska terdengar sangat dingin dan siapapun yang berbicara dengannya pasti akan dibuat gugup.

Marvin, Reksa, dan Jex duduk. Suasana didalam ruang osis senyap tak ada suara yang berbicara. Entah memang tidak ada yang berani berbicara atau memang Alaska tidak ingin mengucapkan sepatah katapun.

Karena tak tahan dengan situasi tak nyaman ini, Marvin dengan nada ketusnya bertanya pada Alaska. “lu manggil kita buat apaan sih, anjir?!”

Tak menjawab, Alaska hanya mengeluarkan smirknya. Lalu dia menatap mereka bertiga secara intens. Jex sudah dibuat gugup oleh Alaska dan Reksa yang hanya menatap Alaska dengan biasa. Namun tidak berlaku bagi Marvin, memang, jiwa anak itu tidak akan takut menghadapi apapun.

“Ngapain liat liat sih anjir! Demen lu ama kita bertiga?!” Marvin tak berhenti untuk mengomel dengan lelaki yang tubuhnya jauh lebih besar darinya itu.

“Kalian tau, apa kesalahan kalian?” tanya Alaska tetap dengan pandangannya yang menajam dan ekspresi yang datar.

Hening, tak ada yang menjawab. Marvin menjawab dengan begitu malas. "telat."

“Good boy, kamu menjawab dengan sangat benar.” Alaska mulai mengusak rambut Marvin, karena dia sudah menjawab pertanyaan Alaska dengan benar, juga jarak antara mereka berdua tak jauh. Entah apa maksud Alaska dengan mengusak rambut Marvin.

“Apaan sih anjir, pegang pegang kepala gua!” Marvin melepas tangan Alaska yang mengusak kepalanya.

“Baiklah, sekarang kalian saya hukum. Hukumannya adalah kalian membersihkan seluruh toilet dilantai 2. Itu kalian lakukan disaat pulang sekolah.”

“What?!!!!!!!” Teriak Jex dan Marvin dengan sangat kencang, siapapun yang mendengar teriakan mereka bisa bisa gendang telinganya pecah. Bagaimana mereka tidak kaget, toilet cowok lantai 2 adalah toilet yang paling jorok diantara toilet lantai 1 dan 3.

Reksa menghela nafas kasar. Mau menyesal, namun hobinya juga suka telat. Mau tidak mau dan dengan terpaksa, Reksa juga mengiyakan.

“Tanpa ada penolakan.” Usai mengatakan itu, mereka bertiga langsung pergi dari ruang osis dengan Marvin dan Jex yang bersungut sungut dan tak sampai disitu, mereka juga memberikan umpatan umpatan untuk sang Ketua OSIS.

Badjingan kau! Awas kau ketos jelek! Marvin benar benar mengumpat didalam batinnya.
Sangat kesal, hukuman yang sangat tidak manusiawi.

~~~

Bel pulang sekolah sudah terdengar. Murid murid berhamburan keluar kelas untuk pulang.

Namun 3 laki laki tampan ini harus berhadapan dengan hukuman membersihkan toilet lantai 2 ini.

“Ck! Ketos sialan!!” umpat Marvin yang tak henti – hentinya ia tujukan untuk Alaska.

“Udahlah Vin, gak guna juga lu ngomel ngomel. Mending cepetan selsaiin biar bisa langsung pulang.” Ujar Reksa yang mulai lelah dengan Marvin yang terus mengeluarkan umpatan untuk Alaska. Toh sebanyak apapun Marvin mengumpat, tidak membuat Alaska meringankan hukuman ini.

“Setuju gua, mending cepet selesaiin biar langsung main game." Sahut Jex yang setuju dengan penuturan Reksa.


Segini dulu, apakah terlalu singkat??

Baiklah baiklah, jika terlalu singkat. Maka ini permulaan dulu, oke?????

Ya udah, sampai ketemu lagi!!!!!

Seperti cinta ku kepada kaliaannn, ihayyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti cinta ku kepada kaliaannn, ihayyy

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang