06. Polemik

137 18 0
                                    

Secret
—06. Polemik—

------

Aku atau pikiranku yang menggila?

------

Hari ini Deyno sudah sehat seperti sebelumnya, ketiga adiknya sangat berperan penting untuk selalu menjaga dan merawat nya. Dan pagi sekali Deyno sudah bangun untuk memasakan sarapan spesial untuk yang lain, hitung-hitung untuk ucapan terimakasih dan permintaan maaf karena selama ia sakit mereka hanya terus membeli makanan siap saji.

"Woah udah siap aja, padahal mau bantuin." Jayu menatap kagum masakan Deyno yang nampak sangat menggugah selera nya.

"Tunggu yang lain dulu ya, biar kita makan bareng-bareng."

Jayu mengangguk malas, ia mendudukan dirinya berhadapan dengan Deyno yang nampak memainkan ponselnya dengan fokus.

"Bang."

"Hm?"

Jayu mengrrutkan keningnya saat Deyno tak sedikitpun menoleh padanya, dengan kesal ia merebut ponsel Deyno membuat pemiliknya tersentak dan menatapnya bingung.

Menyadari dari raut wajah Jayu yang nampak tak senang, Deyno segera tau kalau Jayu tidak suka diabaikan.

"Maaf, ada apa Jayu?"

"Keluar dari OSIS."

Deyno mengerutkan keningnya. "Maksud nya?"

"Keluar dari OSIS bang, jangan lagi ikut ekskul yang bisanya cuman bikin cape doang."  Jayu berujar dengan tegas, tidak ingin dibantah.

"Tapi kenapa? Abang nyaman kok ikut OSIS, abang nggak kecapean."

"Gue nggak suka!"

Deyno semakin bingung, Jayu sangat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Namun belum sempat ia menjawab, Jeon dan Reyto sudah datang membuat nya mengurungkan niat untuk membicarakan lebih lanjut dengan Jayu.

Dan dengan alasan yang kurang jelas seperti tadi, Jayu menghindari nya. Bahkan sampai disekolah pun Deyno tetap tidak bisa mendekati Jayu yang nampak enggan bersitatap dengannya.

Mencoba mengalah, akhirnya Deyno memutuskan untuk vakum sejenak dari kegiatan OSIS dengan alasan belum sepenuhnya pulih. Itu hanya akal-akalan saja saat meminta izin pada si ketua, Deyno berniat meluruskan kesalahpahaman Jayu.

"Deyno!"

Deyno membalikan tubuhnya, menatap bingung Adit yang berlari kearahnya. Masih ingat Adit? Si pemilik kacamata tebal yang selalu dibully oleh Arya dan antek-anteknya.

"Kenapa Dit?"

Adit nampak ngos-ngosan setelah berlari, ia segera menegakan tubuhnya dan memegang pundak Deyno.

"Gawat! Arya lagi nyariin lo!"

Deyno mengerutkan keningnya. "Tapi kenapa? Gue nggak bikin masalah sama dia."

"Gue nggak tau, sejak dia dihajar Jayu waktu itu dia nggak berangkat sekolah lagi. Tapi hari ini dia berangkat, penampilan nya serem terus ada luka sayatan dimuka nya."

Mendengar penjelasan singkat dari Adit membuat Deyno tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya, sosok Arya sedang tidak baik-baik saja dan dalam keadaan emosi mencarinya. Tanpa sadar Deyno menghempaskan tangan Adit dari pundak ya lalu berlari menjauh.

Deyno akan menghindari Arya, karena apabila ia tertangkap maka ia akan tamat disaat itu juga. Membayangkan hal itu membuatnya gusar, Deyno bahkan tidak sadar berlari kearah mana.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang