Satu

1 0 0
                                    

"BISA MINGGIR GA?! GUE MAU KELUAR, DASAR LONTE." Gertak lelaki berumur 40 tahun, yang bernama Vincent.

Winona yang berumur 38 tahun, masih terus menghalangi jalan vincent ke parkiran, winona tahu pasti suaminya ini akan jalan bersama jalang jalang nya pikirnya.

"GAK! LO PASTI MAU SAMA JALANG JALANG MURAHAN LO ITU KAN?!" suara winona tak kalah keras.

"Siapa yang lo maksud 'jalang' itu?" Tanya vincent emosi sambil memegang dagu winona.

Winona tertawa kecil.

"Shinta." Jawab winona.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi wilona.

"Jaga omong lo, jangan sampe lo gue bunuh saat ini juga." Vincent membuang tangan winona yang menhadang pintu, ia pun keluar.

Itulah yang menjadi makanan sehari hari keyzia, gadis itu terus mendengar kan di anak tangga sambil terus menangis sesegukan.

Winona menghela nafas panjang, ia duduk di sofa dekat pintu. Memijat pelipisnya pelan.

Keyzia segera naik ke atas, ke kamarnya untuk menjernihkan kan pikirannya, jika sudah seperti ini biasa nya Keyzia hanya bisa termengung di balkon kecil kamar nya.

"Kapan gue bisa hidup tenang? Kapan gue bisa ngerasain hidup normal dan kapan gue bisa hidup di keluarga yang cemara?"

Keyzia sudah menaruh kebencian kepada vincent sang ayah sejak pertama kali vincent ketahuan tidur bersama wanita lain di kamar hotel mewah.

Sejak saat itu Keyzia mulai tak percaya lagi dengan pria, Keyzia sakit. Saat melihat mama nya di rendahkan. Sungguh, Keyzia tak terima tetapi apa boleh buat? Ia tak punya nyali yang besar untuk melawan.

"Mama, aku janji akan buat mama bahagia, tapi memang bukan sekarang ya."

Kelopak mata nya pelan pelan mengeluarkan buliran air mata yang turun mengenai pipi nya.

***

Matahari sudah memunculkan cahaya nya, melewatkan celah celah jendela kamar Keyzia yang sedikit terbuka.

"Hoaamm" Mata nya langsung tertuju kepada nakas yang ada jam analog nya, ternyata diri sudah tertidur lebih dari 10 jam lama nya, dan sekarang sudah tepat jam 6:37 pagi.

"Astaga, gue hari ini ada ulangan susulan!" Gerutu dirinya, Keyzia segera membasuh muka tanpa melakukan ritual mandi nya, bukan tanpa alasan. Namun karena jam yang tidak menunjukkan jika ia sudah tak bisa untuk membersihkan diri nya.

Sampai pada lantai satu, seperti biasa. Suasanya sepi tanpa ada satu suara pun dan ia juga tak melihat keberadaan orang tua nya, persetanan ayah nya.

Karena perut nya yang sudah menimbulkan bunyi, Keyzia melangkah kan kaki nya ke depan pintu lemari es, berharap ada sedikit makanan yang bisa mengganjal perut nya.

Namun harapan nya tak sesuai, isi lemari es nya hanya terdapat satu buah apel, itu pun sudah mulai membusuk, tak perduli dengan busuk atau apapun itu. Keyzia tetap makan buah yang sudah tak layak itu demi kebutuhan perut nya.

15 menit perjalanan dari rumah menuju ke sekolah, Keyzia menaiki ojek online untuk mengantarnya tepat pada SMA NPJ nusa pelita jaya.

Gue pasti kena hukuman nih apalagi bu mega udah masuk lagi, setelah libur lahiran.

Bu Mega adalah guru BK yang terkenal dengan kata kata ketus dan wajah nya yang judes, membuat para murid enggan untuk berbicara atau ber sapaan dengan nya. Namun hari ini adalah hari dimana bu Mega kembali masuk, dan itu tanda nya nyawa Keyzia sedang terancam.

"Nih ya pak." Ia menyerahkan lembaran uang berwarna hijau kepada bapak ojek yang telah mengantarnya ke sekolah.

Keyzia mengeliat kesana kemari dari luar pagar sekolah, memohon kepada pak satpam untuk di buka kan pagar nya.

"Pak saya mohon buka pagar nya pak, bapak mau saya di makan sama bu Mega?!" Rengek Keyzia.

Tetap satpam itu tak mengusik apa yang di bicarakan oleh Keyzia seolah itu hanya angin lewat saja.

Tak berselang lama, bu Mega dengan dua guru di samping nya mendekati Keyzia yang masih di luar pagar.

"TELAT?!" Geram bu Mega.

Keyzia menunduk tak mampu mendongak kan kepala nya, karena pasti akan kena omel dengan guru di depan nya ini.

"Sudah berapa kali kamu telat hah?! Selama saya cuti lahiran?!"

Seolah tak mendengar, Keyzia tetap menundukkan kepala nya kebawah aspal.

"KAMU GA BISA MENATAP ORANG YA?!" Bentak bu Mega tak habis pikir.

"M-maaf b-bu." Jawab nya.

"Pak, biarkan dia masuk." Dengan segera satpam itu membuka kunci pagar yang melekat pada pagar itu.

Keyzia masuk dengan kaki yang sangat gemetar, jangan sampai habis ini ia di suruh mengitari lapangan sampai lima kali?! Atau..

"Ikuti saya ke ruangan BK."

Mau tak mau ia menurut untuk mengikuti guru sialan ini, Ups! Maksud guru BK yang satu ini.

Sampai pada ruangan BK, Keyzia pun duduk tepat di depan bu Mega, ingin menelan ludah pun rasa nya susah, daritadi kaki nya terus bergerak tak bisa berhenti.

"Jawab jujur, sudah berapa kali kamu telat seperti ini?" Nada nya sudah kembali normal, tidak seperti tadi.

"Baru kali ini aja bu." Jawab jujur nya.

"Bener?!"

Keyzia mengangguk "iya, bu saya bener."

"Apa yang menyebabkan kamu telat seperti ini?" Tanya bu Mega.

"Saya hanya kesiangan saja bu." Bohong Keyzia.

Bu Mega melihat jam tangan yang berada tepat pada tangan kanannya itu pun berkata, "sebagai hukumannya, kamu berdiam diri di lapangan, sampai Bell istirahat tiba."

Tak di pungkiri, ekspresi Keyzia melongo tak suka, "Ibu Mega yang cantik, yang benar saja masa saya berjemur di tengah lapangan bu? Apalagi sampai jam istirahat." Imbuh nya.

"Mangkanya kalau malam itu tidur, key. Jangan begadang terus, kesiangan kan sekolah nya!"

Andai bu Mega tahu betapa berantakan nya hidup gue..

"Iya, bu." Untuk mengakhiri pembicaraan yang membosankan, Keyzia terpaksa untuk mengiyakan saja obrolan itu.

Ia keluar dari ruangan neraka itu kemudian berdiri tepat pada depan tiang bendera merah putih, karena upacara telah selesai jadi semua murid sudah kembali ke dalam kelas masing masing.

30 menit berlalu Keyzia masih bisa menahan terik nya matahari yang menelusuk ke mata dan kepala nya, namun tak sampai 40 menit kepala nya tak kuasa menahan rasa sakit yang luar biasa.

Otot kaki nya seketika melemas, dan pengelihatan nya pun membuyar begitu saja, badan nya tergeletak menyentuh panas nya lapangan.

Seketika laki laki bertubuh tinggi besar datang menghampiri Keyzia yang pingsan di tengah lapangan untuk di bawa nya ke ruangan UKS, laki laki menggendong ala koala untuk menuju ke ruang UKS.

Duk, kepala Keyzia terbentur kena ujung ranjang UKS.

"Awshh."

"Maaf." Laki laki tersebut pun melepas gendongannya dengan Keyzia.

°

°

°

°

°

°

°

°

TBC

Numbness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang