Upload pagi-pagi karena kupikir siang nanti gak bakal ada waktu karena kerjaan lagi sibuk, enjoy ya. Semoga suka chapter ini
.
.
.Gegas, Sephia diantar oleh Candra menuju tempat dimana Musa ditahan. Betapa riangnya wajah itu ketika melihat Sephianya telah datang, bukan hanya untuk menjemput. Melainkan untuk kembali bersama, padahal sebelumnya selama berhari-hari ini wajah itu tampak berjelaga menantikan kematian. Candra meninggalkan keduanya saat ia rasa semua masalah teratasi, kembali pelan-pelan tanpa ada yang mengetahui.
"Aku janji, Sephia. Aku gak akan emosian lagi, kalo perlu aku ikut kelas meditasi atau yoga." Musa memeluk Sephia tentram, kemudian mereka dijemput oleh sopir dari Dona yang saat itu tidak bisa ikut serta menjenguk Musa karena ada tugas kenegaraan.
"Janji ya, kali ini aku bakal beneran pergi kalo kamu ulangi lagi semua kesalahan itu."
"Janji, aku kapok kamu tinggalin."
"Dan hal pertama yang kamu lakukan adalah tidak balas dendam pada Galuh," Sephia memperingati.
"Iya, sayang."
*****
"Woy bangun Lo!" Pekikan itu terdengar lebih berisik dari dering alarm yang biasanya membangunkan Musa.
Randi menyibakan gorden hitam pekat itu agar sinar mentari menerpa wajah Musa yang sudah berhari-hari dipenjara.
"Kali aja Lo kangen sama sinar matahari."
Musa mengernyit kesilauan, melempar bantalnya asal dengan tujuan mengenai Randi, "berisik."
"Gue tahu nyokap Lo pasti gak ada di rumah. Jadi Ibu gue ngirim bubur kacang buat Lo," ucap Randi menempelkan mangkuk beling yang terasa panas karena berisi bubur kacang ke pipi Musa.
"Panas Tolol! ah Lo ganggu aja. " Musa bangkit tak tahan dengan semua gangguan Randi yang membangunkannya di Minggu pagi ini.
"Enak kan?" tanya Randi mengamati gestur tubuh Musa ketika memakan bubur kacang buatan Ibunya dengan nyawa yang belum kumpul sepenuhnya.
"Hmmmm."
"Jadi Lo udah balikan sama Sephia?"
"Udah."
"Mangkanya, Nyet. Gue pernah bilang sama Lo jangan sakiti dia, dia tuh anak baik banget. Nyesel kan Lo saat dia tinggalin Lo?"
"Iya, nyesel banget. Gue kapok diputusin Sephia." Musa mulai menyelaraskan tubuhnya agar bisa sadar sepenuhnya.
"Lo sebenernya cinta gak sih sama Sephia?"
"Menurut Lo? kemarin gue dipenjara, mogok makan dan hampir mati. Itu belum jelas membuktikan sebesar apa rasa cinta gue sama Sephia?" sentak Musa.
"Ya terus kenapa Lo kasar sama dia?"
"Gak tahu, emosi gue gak stabil. Gue terlalu takut kalo dia selingkuh dan ninggalin gue, ternyata justru ketakutan gue yang tanpa dasar itu ngebuat dia beneran ninggalin gue." Musa menghirup udara, sambil membuka jendela kamarnya. menatap matahari yang mulai terhalangi gedung-gedung ibukota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Saja Ku Tolak Cintanya BAGIAN I
RomansaNoted : sebagian cerita merupakan kisah nyata. Rate age : 18+ terdapat adegan kekerasan yang tidak patut ditiru "Sephia milik ku, sekali pun harus ku bunuh lalu ku awetkan." Obsesi dan posesive jika digabungkan akan semengerikan apa ya? Kesalahan t...