CHAPTER 1

900 32 10
                                    

Seorang pria setengah baya yang kira-kira umurnya sudah memasuki kepala empat itu sedang berbicara dengan seorang pemuda yang umurnya belum memasuki 22 tahun itu lewat telpon.

"Kau tinggal menjalankan misi itu dan jangan sampai tercium oleh media!"

"Baiklah, aku akan menjalankan tugas ini dengan baik dan sempurna."

Panggilan itupun langsung teputus, pria itu tersenyum licik atas rencana liciknya itu. Dia tidak segan-segan untuk membunuh orang yang mengganggu rencana liciknya itu, Dalam dunia bisnis hal apapun akan di lakukan asalkan semua keinginan terpenuhi.

***

Hingar bingar club malam ternama di kota ini semakin menjadi, suara musik menggema keseluruh sudut club ini. Dancefloor pun kini telah sesak oleh orang orang yang ingin menyalurkan hasratnya untuk menari, jamah-menjamah pun terjadi di area ini bahkan ada segelntir orang yang berakhir di One Night Stand.

Sedangkan di sisi bar, seseorang terus meneguk gelas demi gelas Whiskey yang berkadar alcohol tinggi. Ia tak menghiraukan wanita-wanita bayaran yang hilir mudik menggodanya dan mundur teratur karena sekarang ia sedang tak berminat menggunakan jasa wanita wanita itu.

Pikirannya sedang banyak beban walaupun tugasnya sebagai pembunuh sudah selesai. Yap, dia seorang pembunuh bayaran. Tidak banyak yang tahu tentang pekerjaannya, siapa yang peduli? Lagi pula ia hanya tinggal sendiri di dunia ini, sungguh menyedihkan bukan? Tapi ia tidak pernah merasa kesepian Karena pekerjaanya.

Namanya Harry Styles, tidak banyak yang mengenalnya. Karena ia tidak suka dengan bersosialisasi, dia hanya memiliki seorang sahabat yang selalu mengerti dirinya yaitu Niall Horan yang memiliki sifat bertolak belakang darinya.

Niall memiliki sifat yang ramah kepada semua orang, baik hati, dan paling suka dalam bersosialisasi bahkan dia sering membantu badan amal yang tersebar di inggris dan sekitarnya karena dia adalah anak kedua dari pasangan Maura Gallagher dan Bobby Horan pengusaha yang bergerak di bidang kuliner, dan tempat hiburan malam di UK. Namun begitu persahabatan mereka terjalin hingga sekarang, walaupun perbedaan diantara mereka yang terlalu banyak.

Ia biasanya membunuh korbannya tidak dengan cara menembak, menusuk, dsb. Tapi mengolah kejadian itu seperti kecelakaan yang seolah-olah di akibatkan korban itu sediri, tapi kadang-kadang ia menggunakan cara kasar dengan cara menembak langsung korban tersebut dan mengubur mayat mereka di beberapa tempat yang di sediakan clien yang menggunakan jasanya.

Seseorang menepuk bahunya, menyadarkannya dari pikiran tentang hidupnya yang menyedihkan ini. "Hey, kenapa kau tak bersama wanita-wanita itu, Hazz?" Tanya Niall. Harry melihat sedikit kearah wanita panggilan yang sendari tadi menatapnya dengan tatapan menggoda yang tidak mempan sedikitpun bagi Harry.

"Badmood!" kata Harry cepat. Ia tidak ingin diganggu siapapun termasuk Niall. "kenapa tidak kau saja yang meladeni wanita-wanita itu?" kata Harry asal, padahal dia tau jawaban yang akan keluar dari mulut sahabatnya ini. Sahabatnya ini berbeda sekali dengannya yang sangat menyukai memainkan Wanita, sedangkan Sahabatnya memiliki perinsip yang sangat dibencinya yaitu 'Tidak ada hubungan diluar nikah' yang dimaksud hubungan diluar nikah adalah hubungan semacam sex.

"Tanpa ku jawabpun perkataanmu itu, kau pasti tau apa yang ada dipikiranku." Kata Niall acuh, matanya melihat keseliling Ruangan. Matanya tertuju pada sudut bar yang tidak terlalu menarik perhatian dan jarang orang mendatangi tempat itu, matanya melihat sepasang kekasih dengan pakaian yang berantakan sepertinya mereka mau bercinta di sini. Niall berdehem, "Sepertinya aku harus mensterilkan tempatku dari orang ingin melakukan sex disini" Niall berjalan menuju sepasang kekasih sang ingin bercinta itu, lagi pula club ini milik keluarganya dan dia tidak ingin menghamburkan uang hanya untuk memberikan uang lembur kepada pegawainya untuk membersihkan sofa-sofa dari cairan sehabis bercinta.

Night Changes [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang