Elara 4 : ••• Balas Dendam •••

817 55 2
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

"Gue kebelet," kata Ara sembari menahan sesuatu yang ingin keluar.

Ara berdecak kesal, merasa waktu tidak tepat. Waktu pulang sebentar lagi dan Ara harus buang air kecil secepatnya.

"Ya udah! Sana, pergi," ujar Nabila tanpa menatap Ara karena asik dengan ponselnya.

"Nanti tungguin gue pulang." Setelah itu, Ara pergi berlari keluar kelas. Mencari letak kamar mandi yang dekat karena sudah tidak tahan.

"Ra! Jangan lama-lama!" teriak Meka yang mungkin tidak didengar Ara. Karena Ara sudah pergi keluar kelas.

"Nara! Dia kan, yang nampar lo," kata salah satu teman Nara, menunjuk Ara yang yang berlari keluar.

Nara menoleh, memperhatikan Ara yang berlari menuju kamar mandi seorang diri. Ia tersenyum, mendapatkan ide untuk membalas urusannya yang belum selesai dengan gadis itu.

"Saatnya, menjalankan rencana," gumam Nara, tersenyum seperti seorang penjahat.

Dengan anggukan setuju, Nara dan teman-temannya berjalan pelan, mengikuti Ara dari belakang. Setelah sampai di kamar mandi, salah satu teman Nara mengunci pintu yang Ara masukin.

"Udah," kata temen Nara mengangguk, berhasil mengunci pintu tanpa ketahuan.

Setelah pintu terkunci, Nara menatap seluruh isi kamar mandi dan menemukan ember berserta air pel yang terletak di sudut. Nara mengambilnya lalu membuka bilik pintu satu lagi. Yang ada di sebelah bilik Ara.

"Hati-hati, Ra."

Nara menaiki kloset duduk tersebut dan mengangkat tinggi-tinggi ember lalu menuangnya tepat di atas kepala Ara.

Byuuurr

"Upss! Nga sengaja," kata Nara tersenyum puas melihat reaksi Ara yang terkejut.

Ara kaget, merasakan air kotor yang jatuh di atas kepalanya. Ia mendongakkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan Nara yang masih tersenyum. Padahal Ara sudah selesai dengan urusannya dan berniat keluar. Namun naas, hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Lo!" jerit Ara menunjuk Nara yang berdiri di sebelah biliknya. Ara berusaha membuka pintunya namun terkunci dari luar.

"Buka pintunya!" bentak Ara, masih berusaha membuka pintu. Menatap atas yang ternyata sudah tidak ada Nara.

Nara tersenyum puas, mendengar teriakkan Ara. Setelah puas, Nara dan teman-temannya pergi meninggalkan kamar mandi. Membiarkan Ara sendirian yang terus berteriak minta tolong.

"Bye-bye!" teriak Nara, melambaikan tangan seolah Ara melihatnya.

🏵️🏵️🏵️

Bel sudah berbunyi sedari tadi. Namun belum ada tanda-tanda kedatangan Ara. Sudah sepuluh menit berlalu, membuat tanda tanya pada Nabila dan Meka yang menunggu.

"Ara mana? Lama banget," ungkap Nabila memperhatikan murid-murid yang mulai keluar kelas.

"Perasaan gue nga enak. Gimana kalau kita cari?" ajak Meka merasa aneh dengan kepergian Ara.

Serah dan Nabila mengangguk. Mereka keluar kelas, memencar agar lebih mudah mencari keberadaan Ara.

"Nga ada," kata Nabila berhenti di depan sekolah. Ia menatap Serah yang menggeleng.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang