13. Masalah

3K 267 66
                                    

⚠️🔞21++

"Pestanya membosankan." Keluh Joel saat Rosa menghampirinya.

"Ingat untuk menjaga jarak. Ada orang tua kamu dan perwakilan Pramatya." Jawab Rosa.

Joel melirik kedua orang tuanya yang berbincang santai dengan Pak Brian dan Om Ray, Ayah Nayaka sekaligus Paman Wony. Om Surya tidak bisa ikut karena masih punya bayi kecil.

Sial ia tidak bisa pulang cepat meninggalkan pesta ini tampaknya.

Dari Jauh Joel melihat Maya Veronica yang mulai menghampirinya dengan tersenyum lebar dan menggelikan.

"Aku menjauh dulu. Ga mau sampe ada keributan, males meladeni nenek lampir." Ucap Rosa meninggalkan Joel sendirian.

"Hai Joel."

"Hai nenek lam- Hai Maya."

"Tadi kamu bilang apa Joel?"

"Nothing! Jadi gimana tanggapan papa kamu tentang kemenangan tender pertama kita?" Tanya Joel.

"Sudah dia duga kerjasama ini menguntungkan. HP Energy nisa melengkapi spesifikasi teknis dari perusahaan kami. Dan kita harus bersiap mengincar beberapa mega proyek selanjutnya." Maya menjelaskan dengan sumringah dan menawarkan Joel segelas minuman. Senyum tak pernah lepas di wajahnya.

Joel menerima minuman Maya tanpa curiga sedikitpun dan menenggaknya sampai habis. Matanya tak henti berpendar mencari sosok Rosa. Saat menemukannya ia merasa senang meski hanya melihatnya dari jauh.

Maya masih terus menempel padanya padahal Joel sudah mengabaikannya dengan hanya memberi respon sekenanya. Tapi wanita ini memang tak tahu malu. Ia malah menempel seperti kutu.

Pergerakan Joel diawasi oleh Daddy Raphael dan Om Ray. Mereka tidak suka melihat seorang gadis menempeli Joel meski terlihat jelas Joel tidak nyaman dan berusaha meghindar.

"Permisi, Bibirku terasa masam Aku mau merokok." Joel segera meninggalkan Maya untuk ke Balkon yang paling ujung dan sangat sepi. Satu batang rokok ia nyalakan dan menikmati manisnya tembakau. Bukan tanpa alasan ia kemari. Ia mulai merasa gerah dan panas, sebaiknya setelah ini ia harus izin dan mengajak rosa pulang.

Sepasang tangan melingkari perutnya. Sontak saja Joel tersenyum.

"Rosa.. aku menunggumu sayang." Joel segera berbalik hendak balas memeluk namun pergerakannya terhenti saat yang datang bukan Rosa tapi Maya. Ia mendelik kesal.

"Jadi kamu punya affair sama sekretarismu sendiri ya. Pantas kamu  belain dia mati-matian."

"Jangan ikut campur." Joel mulai kesal apalagi hawa disini bertambah panas. Keringat sudah mulai mengalir di punggungnya membasahi kemejanya.

"Meski belum terikat secara resmi tapi bukannya keluarga kalian sudah sepakat dari lama. Ini sama saja berkhianat sama calon isteri kamu?"

"Maya don't go too far!" Joel mulai merasa sesak.

"Calon isterimu atau sekretarismu aku gak peduli. Aku juga bisa ngasih kamu kepuasan." Maya mulai menyentuh dada bidang Joel. Dada Joel naik turun merasakan belaian Maya yang sensual. Wanita itu mengusap bibir, leher dan jakun milik Joel yang berkeringat. Joel segera menepis kasar tangan Maya dan meninggalkan perempuan itu.

Joel berkeliling mencari sosok Rosa. Kepalanya mulai pusing karena pusat intinya berdenyut hebat. Tak tampak keberadaan sekretaris cantiknya itu dimanapun. Sial sekali, Sial! Ada yang tidak beres disini!

Jole segera pergi ke toilet paling jauh dari ballroom dan mencari ponselnya untuk segera menghubungi Rosa. Wanita itu masih belum mengangkat telpon darinya.

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang