Matanya terbuka secara tiba-tiba, nafasnya yang tak beraturan dan tangan yang memegang kencang selimut.
Cairan kristal mulai menetes dari mata berwarna obsidian.
"A-ahh...."
Dia terbangun dari tidurnya yang lama, tangannya bergetar hebat, dia memukul kepalanya tanpa sadar.
"Ahh.... Ahhh!!! Aahhkkk!!"
Dia berpekik kencang sembari tetap terus memukul kepalanya, pintu dibuka memperlihatkan dua orang dengan berbeda gender.
"[Name]!" Karin berlari pelan dan memeluk tubuh [Name], dia berusaha untuk menghentikan gerakan tangan [Name].
"Aakkkhh! Aakkkhhh!! Mati!! Mati!!" [Name] berteriak kencang sambil mencakar wajahnya, Kabuto berjalan kearahnya dan memegang kedua tangan gadis itu.
Kabuto merasa sedikit kesusahan dengan gerakan tangan [Name] yang brutal.
"Hei! Ada apa denganmu?!" tanya Kabuto yang berusaha menghentikan gerakan [Name].
"Kabuto! Panggil Orochima---"
"Tidak perlu," celetuk Orochimaru yang datang sembari membawa suntikan ditangannya.
Orochimaru berjalan kearah [Name] yang berusaha memberontak dan menyuntikkan cairan itu ke leher [Name].
"Aarrrgghhh!! Sakitt!" teriak [Name] kencang sambil menangis, matanya berubah menjadi mangekyo sharingan.
"Udah! Sudahh!! Sakitt...!!" teriaknya lagi yang kemudian badannya mulai melemas dan pingsan dipelukan Karin.
Karin menatap khawatir [Name] yang berada dalam pelukannya, Kabuto lalu melepaskan tangannya dari pegangan kuatnya.
Wanita dengan marga Uzumaki itu menatap khawatir kearah Orochimaru.
"Sebenarnya... Ada apa?... Kenapa [Name] sampai histeris seperti ini..?" tanya Karin pelan yang menidurkan tubuh [Name] yang lemas.
Air mata mulai keluar dari mata [Name], mulutnya mulai bergumam tak jelas.
"Capek... Capek ngejar angka..." lirih [Name] yang pingsan sambil menangis.
"Ma... Capek ma..." lirihnya sekali lagi, Kabuto, Orochimaru, dan Karin yang mendengar lirihan [Name] hanya terdiam.
Mereka tidak mengerti apa yang [Name] katakan.
".. U... Udah mah... [Name] sakit... [Name]-- [Name] manusia..."
Orochimaru menutup pelan mulut [Name]. Dia menghela nafasnya pelan dan mengusir mereka berdua menggunakan gerakan tangan.
Kabuto dan Karin saling bertatapan sebentar, mereka mengangguk dan berjalan berdampingan.
"Menurutmu, apa yang master lakukan?" bisik Kabuto pelan pada Karin, wanita itu menggelengkan kepalanya tidak tahu.
Terdengar langkah kaki yang mulai menjauh, Orochimaru kemudian duduk dikursi yang telah disiapkan.
Tangannya terulur mengambil tangan lemah [Name] dan mengelusnya pelan, dia mencium tangannya pelan, hembusan nafas tenang dari [Name] membuatnya menatapnya lekat.
Om, mau ngapain om? Saya masih perawan om. Jangan om 💅💅
"Ma... Sakit ma... Jari [Name]... Sakit... Setiap... Hari... Mama... Nyuruh... [Name]... Belajar terus..." gumam [Name] mulai menangis sesenggukan.
"Ma--... U-... Udah ma..."
Orochimaru menghapus air mata [Name] dan mengelus pipinya yang mulus. "Shh... Diamlah,, kamu berisik..."
"N-ngejar angka... Susah... Ngejar angka susah..."
.
.
.
.
"Ohayou, Sarada" sapa Sakura yang menatap Sarada lembut.
Sarada tersenyum sebagai jawaban, dia kemudian duduk dikursi yang telah disiapkan dan meminum segelas air.
"Hari ini kita makan apa?" tanya Sarada menghadap kearah Sakura, wanita itu tersenyum lembut dan menaruh semangkuk besar berisi sup tomat.
"Sup tomat, kesukaan kalian berdua. Papa dan Sarada" jawab Sakura sambil mengusap kepala Sarada lembut lalu mengecupnya.
Sarada terkekeh kecil dan memeluk pinggang Sakura.
"Yeay! Aku suka sup tomat!" pekik Sarada kegirangan sambil memeluk Sakura.
Sasuke lalu datang dan langsung duduk dikursi depan Sarada, senyuman hangat dia tampilkan pada Sarada dan Sakura.
"Sup tomat?.." celetuk Sasuke sambil melirik kearah sup yang berada didepannya, Sarada mengangguk antusias.
"Iya! Papa pasti suka 'kan?"
Sasuke mengangguk sebagai jawaban, kemudian Sakura ikut duduk disamping Sasuke dan menaruh nasi dimangkuk Sasuke dan Sarada.
Sarada kemudian mengambil nasi dan menaruh sup disebelahnya dan dengan pelan memakan tomat.
"Enwak!" puji Sarada dengan mulut penuh, Sasuke dan Sakura saling bertatapan kemudian tertawa kecil.
Wanita itu kemudian mengambil lap kain yang bersih dan mengelap ujung bibir Sarada, sedangkan Sasuke menyodorkan sumpit berisi nasi.
"Makan yang benar, kamu itu sebentar lagi akan berumur 14 tahun lho.." tutur Sakura lembut.
"Biarlah, mau bagaimanapun dia masih anak-anak dimata kita" balas Sasuke pelan.
(for your information, Sarada disini sudah 13 thn)
Mereka berdua tertawa pelan sedangkan Sarada menggembungkan pipinya sebal. "Ish! Aku itu sebentar lagi remaja!"
Sasuke mencubit pelan pipi Sarada dan mengecupnya pelan.
"Iya, Putri papah sudah remaja..."
Tbc...
Helo ged, author mau nanya. Tapi kalian jawab yg serius yah...
Bentar lagi kan ada kelulusan disekolah author tuh.. Nah, author bingung mau pake kebaya yang warna apa :(
Lebih cocok yang warna hitam, abu-abu, navy, atau putih ya?
Ohh ya, satu lagi. Buat kalian yang lagi jalanin ujian, semangat yah!!
-Tertanda, Author tukang ngilang
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...