Prolog

7 4 0
                                    

Hujan jatuh tanpa permisi, sementara Grey tengah gemetar di tempatnya berdiri. Ini salah. Pasti salah 'kan?

Cowok itu menolak mengakui apa yang ia lihat di depan matanya. Rangkaian tulisan yang tersusun itu begitu mengoyak hatinya yang sudah berkali-kali dibuat berantakan. Dia bahkan tidak yakin apakah jiwanya masih utuh tanpa berserakan.

"Nggak, bohong banget. Ini nggak mungkin." Ada rasa kecamuk amarah dalam dadanya. Namun kesedihan dan kekecewaan juga turut andil bergemuruh di dalam sana. Grey tidak ingin mempercayai ini.

Mataharinya tidak akan padam semudah itu.

Cowok itu melangkah mundur. Meskipun langkah yang ia ambil teramat kecil dan perlahan, tapi rasanya seperti terikat rantai besi yang menancap di tanah. Grey sangsi apakah ia mampu berlari. Namun cowok itu akhirnya berpaling, lalu berlari sekencang mungkin menjauhi sumber lukanya kali ini.

Dengan tergesa-gesa Grey menaiki motornya. Tangan dan kakinya masih gemetar setelah kenyataan itu menghantamnya dengan telak. Dia tidak punya tujuan, lagipula rumah yang selama ini membuatnya nyaman sudah tidak ada lagi. Ia hanya ingin lari.

Motor sport abu-abu itu melaju ganas membelah jalanan yang dibasahi hujan. Dengan tatapannya yang hampa, Grey terus menambah kecepatan motornya. Ia tidak memedulikan apapun lagi, otaknya sudah telalu kalut. Ia takut.

Motor itu terus melaju dengan kecepatan maksimal, hingga akhirnya Grey tiba-tiba membanting stir karena menghindari anak kecil yang tengah menyeberang. Di jalanan yang licin itu Grey kehilangan kendali atas motornya. Body motor sport abu-abu itu beradu ganas dengan aspal, Grey terseret motor yang berputar-putar sekian meter, lalu kemudian menabrak trotoar dengan pengemudinya yang terpental.

Sekujur tubuhnya mati rasa. Grey mulai mendengar kebisingan yang samar di sekitarnya. Sementara pandangannya mulai menggelap. Di bawah tetesan hujan pagi yang muram itu, Grey berucap lirih dengan sedikit tenaganya yang tersisa.

"Harusnya lo ngajak gue, Bego."

...

Hai hai hai.... Hai doang ini nggak ngapa-ngapain.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ColoristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang