Setelah menikmati istirahat yang cukup panjang untuk makan di kantin sebelum memulai pelajaran di hari ini, seisi murid di kelas Nabiru lagi-lagi dibuat kebingungan. Pasalnya, sang guru mengumumkan bahwa mereka membawa murid baru lagi di kelas mereka.Yang benar saja, padahal ujian sudah dekat.
"Kirain gue doang yang jadi murid baru, walaupun udah sejarah sih." Celetuk Sheana saat pak Jafar selesai memberitahu pidatonya.
Guru itu keluar dan kembali masuk dalam beberapa menit membawa satu anak cowok dengan perawakan tinggi hampir menyamai Hilmy dan Natta. Pemuda itu cukup tampan dengan bibirnya yang lumayan tebal juga mempesona. Buktinya, banyak gadis di kelas itu yang ikut terpanah oleh kegantengannya.
Namun, itu tak berlaku oleh Sheana. Gadis itu sekarang sedang dihujani kebingungan, matanya menatap tanpa berkedip, ia sudah dibuat lumayan kaget oleh kehadiran pemuda itu.
"Silahkan perkenalkan dirimu," pinta sang guru yang diangguki sopan oleh pemuda itu.
"Nama gue Kalingga Fahreza, biasa dipanggil Lingga. Tujuan gue pindah ke sini karena kebetulan rumah gue pindah di sekitaran sini, jadi gue gak pengen ribet. Semoga kita bisa akrab," tutup pemuda yang diketahui namanya Kalingga itu.
Kepribadiannya sangat lembut untuk ukuran murid baru. Banyak murid di sana tersenyum senang juga terpanah dengan ketampanan pemuda itu.
"Kalingga duduk di samping Farhan, ya." Pinta sang guru.
"Siap, pak." Ujar Kalingga lalu melipir menuju bangku yang kebetulan berada di samping Sheana.
Kalingga menyadari kalau Sheana menatapnya, lalu pemuda itu tersenyum cerah seperti orang yang baru saja mendapatkan emas batangan.
"Sheana?! Lo sekolah di sini?"
"Gak usah berisik!" Tegur Sheana bercicit ria.
Kalingga membalas dengan jempolnya lalu berpura-pura fokus pada bukunya, padahal matanya tak berhenti mencuri pandang pada Sheana. Sampai Nabiru dan Abigail bingung sendiri melihatnya. Ia langsung menanyai Kalingga.
"Eh, Lo kenal Shea?" Tanya Abigail kemudian pada Kalingga. Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk.
"Kenal." Jawabnya ala kadarnya.
"Lo kenal di mana?" Kali ini Nabiru yang bersuara.
"Nggak kenal. Paling orang gila doang." Jawab Sheana yang semakin kesal.
Kalingga di sana hanya menyengir kuda, namun, tatapannya tak berpindah pada Sheana.
"Lo mesum ya?! Ngapain liatin Sheana terus anjir!" Ujar Abigail yang tersadar bahwa tatapan Kalingga tak juga berpindah.
Pelajaran di mulai seperti biasa, dan setelah lewat dari satu jam sang guru pun mengakhiri sesi mengajarnya.
"Untuk kelompok sudah saya buatkan dan nanti saya kirimkan lewat grup. Tugas ini adalah tugas akhir dan dikumpul setelah ujian berakhir karena ini akan menjadi nilai akhir kalian."
"Baik pak!" Seru murid serentak.
Kalingga langsung bangkit dari bangkunya dan mengambil bangku lain untuk duduk di depan Sheana. Ia melipat tangannya tepat di atas meja Sheana dan menatap gadis itu dengan seksama.
"Ketemu lagi kita," ujarnya kemudian.
"Apa sih. Jauh-jauh sana," ucap Sheana yang semakin kesal.
Nabiru melirik lalu berlari keluar kelas untuk melapor pada Hilmy, sedangkan Abigail masih duduk di sana siap mengintrogasi pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
Fiksi PenggemarKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys