Bab 5

12.4K 427 30
                                    


Pagi harinya Gabriel dibuat terkejut dengan penampakan di dalam kamar Bosnya. Darah mengalir dimana-dimana bahkan sampai diatas ranjang yang bersprei putih kini sudah berubah menjadi merah.

Gabriel meraih ponselnya lalu menghubungi anak buahnya untuk membereskan kekacauan yang ada. Ali sedang berada didalam kamar mandi saat Gabriel memasuki kamarnya. Tujuan Gabriel untuk membantu Bosnya menyiapkan barang-barang miliknya karena siang nanti mereka akan kembali ke negara asal Ali.

Namun ia justru mendapat kejutan yang sangat 'menyenangkan' dari Bosnya. "Kalian bereskan semua ini!" Perintah Gabriel pada anak buahnya.

"Jangan sampai ada media yang mencium masalah ini. Buang seluruh potongan tubuh ini ke laut!" Perintah Gabriel yang segera di laksanakan oleh anak buahnya.

Tak berapa lama Ali keluar dari kamar mandi dengan santainya. Wajah pria itu terlihat tampan seperti biasanya, tubuhnya dibiarkan telanjang memperlihatkan otot-otot besar miliknya serta tato yang membuat penampilan pria itu semakin 'kuat'. Ali tampak acuh melihat anak buahnya sedang membereskan kamarnya setelah ia 'berpesta' tadi malam.

Handuk putih yang melindungi aset pribadinya juga terlihat bernoda darah yang membuat Gabriel menghela nafasnya. "Kalian lihat di kamar mandi!" Perintah Gabriel pada sebagian anak buahnya.

Dan benar saja ketika anak buahnya keluar dari kamar mandi terlihat mereka membawa potongan kepala yang sudah basah kuyup. "Aku baru saja mencuci rambutnya biar nggak ketombean!" Kata Ali sebelum menghilang ke ruangan sebelah untuk memakai pakaiannya.

Gabriel tak menghiraukan apa yang dikatakan Bosnya ia segera meminta anak buahnya pergi lalu memanggil pihak hotel untuk membersihkan kamar ini. Untungnya, hotel yang mereka tempati adalah milik Alexander jadi Gabriel tidak perlu takut untuk memerintahkan siapapun yang ada disini.

Setengah jam kemudian semua sudah bersih dan kembali seperti semula. Ali juga sudah selesai berpakaian dan siap untuk meninggalkan hotel.

"Sepertinya aku berencana untuk membeli hotel ini Gab."

"Tapi Tuan Alex tidak akan membiarkan Anda mendapatkannya Bos."

Ali mengedikkan bahunya dengan acuh. "Apapun bisa aku dapatkan di dunia ini, Gab." Jawab Ali acuh sambil terus berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya.

Gabriel diam saja karena apa yang dikatakan Ali benar adanya. Apapun yang pria itu inginkan pasti akan menjadi milik pria itu.

Setiap langkah Ali yang berjalan tegak menyusuri lobi hotel tidak luput dari mata-mata genit perempuan bule yang ada disana. Tidak ada yang meragukan pesona mafia tampan itu yang terlihat begitu buas dan panas. Ali benar-benar seperti pria jelmaan karena mustahil sekali rasanya ada manusia sesempurna ini.

"Nona Alena--"

"Jangan bicarakan perempuan itu di depanku!" Potong Ali yang membuat Gabriel terdiam seketika.

Ekspresi wajah Ali terlihat datar namun tajam sehingga tidak ada yang berani membalas tatapannya secara terang-terangan bahkan Gabriel sendiri bisa dihitung jari berapa kali ia pernah bertatapan dengan Bosnya ini. Aura intimidasi pria ini terlalu kuat.

"Kita langsung ke bandara!" Perintah Ali begitu mereka memasuki mobil dimana Gabriel menjadi supir pribadinya. Ali tidak pernah nyaman berkendara jika bukan Gabriel yang membawanya.

Iring-iringan mobil mewah terlihat keluar dari pelataran hotel dimana mobil yang ditumpangi Ali berada di tengah-tengah sementara puluhan anak buahnya melindungi Bosnya dari berbagai sisi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai mafia jelas Ali memiliki musuh dimana-mana terlebih sekarang ia berada di negara orang lain jelas banyak lawan yang memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Ali contohnya pembunuh bayaran tadi malam.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang