Chapter 24

12 3 1
                                    




KU RASA INI BAB YANG PALING DITUNGGU-TUNGGU DEH SEKALIGUS BAB YANG MENJADI MASALAH UNTUK SELANJUTNYA 





JANGAN LUPA DIBACA SAMPAI SELESAI, DIVOTE LALU DIKOMEN YA GUYS....



~HAPPY READING~



Dengan mudah Erthan menjawab tiga soal essay dan kini tinggal dua soal yang masih menunggu jawaban sementara itu waktu tinggal lima belas menit. Tidak usah heran mengapa soal Fisika ini begitu cepat untuk Erthan menjawab sementara teman-temannya yang lain harus memikirkan berulang-ulang jawabannya itu.

"Volume kubus yaitu V=s2. Sedangkan luas persegi adalah A=s2. Maka seluruh luasnya mula-mula adalah AO = 6V 2/3......" Suara Angelatto terdengar di telinga kanan Erthan dan tangan kanan Erthan dengan segera menyalin ucapan itu ke lembar jawabannya.

"Tinggal sepuluh menit lagi." Pak Adam mengingatkan.

Erthan segera beralih ke soal essay yang terakhir. Lagi-lagi dengan mudah dan cepatnya Erthan menemukan jawaban. Dua setengah lembar jawaban itu penuh dengan berbagai rumus suhu, kalor dan pemuaian.

"Oke, yang sudah selesai, silakan kumpulkan dan silakan untuk pulang duluan." Ucapan Pak Adam itu membuat Erthan bergegas memasukkan alat tulis ke tempatnya lalu dimasukkan ke dalam tas.

Erthan mencangklongkan strap bahu ke bahu kirinya dan segera membawa tiga kertas yang ada di atas mejanya itu. Ia menupuk kertas soal dan kertas jawaban secara terpisah di atas meja.

"Pak, Erthan pulang dulu." Erthan menjabat tangan dan mencium tangan pak gurunya lalu melangkah keluar ruangan menyusul Bagas yang sudah keluar lebih dahulu.

Dari jendela kelas, Erthan melihat Juwita menunduk sedangkan tangan kanannya sibuk menulis di lembar jawaban. Akhirnya Erthan memutuskan untuk menunggu Juwita keluar keluar dengan duduk di bangku panjang yang tak jauh dari kelas.

Tak berapa lama, bel pun berbunyi nyaring. Dari tempat duduknya, Erthan melihat teman-teman kelasnya itu sedang beramai-ramai mengumpulkan lembar soal serta lembar jawaban ke meja guru dan satu persatu teman-temannya itu keluar dari kelas. Begitu pun dengan gadis yang Erthan tunggu, Juwita Laras Vati.

"Hay." Sapa Erthan kepada Juwita yang melewatinya.

"Aku pikir kamu sudah pulang."

"Nggak. Aku menunggumu." Erthan tersenyum.

"Ehm.....oke." Erthan melihat jawaban kikuk Juwita.

"Yuk kita ke halte."

Juwita mengangguk. Mereka pun berjalan bersama-sama menuju halte bus yang sudah ramai dengan para calon penumpang bus. Hari ini matahari begitu terang sehingga sinar panasnya menyengar kulit Erthan yang tidak tertutup oleh kain.

"Panasnya hari ini."

Juwita menoleh ke arah Erthan dan tersenyum.

"Tapi untung masih ada dahan yang daunnya lebat sedikit menghalau sinar matahari," ujar Juwita sambil melihat ke atas tepatnya ke dahan-dahan pohon mahoni dan dahan pohon Nangka yang tumbuh di area sekolahnya yang dahannya sedikit keluar menaungi pejalan kaki trotoar.

I'll not leave youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang