Pihak sekolah membuka perlombaan untuk menulis, dengan hadiah sebuah ponsel iconic berlogo buah jeruk dimakan ulat. para murid sangat antusias untuk mendapatkannya. waktu yang ditentukan hanya satu bulan dari dikeluarkannya pengumuman itu. khao menatap gambar hadiah juara II, sebuah sepeda keren. dia menginginkannya.
"apa.. aku masih bisa mengikuti lomba itu?" tanya khao yang duduk bersebrangan meja dengan guru walinya, seorang wanita.
"tentu saja." senyumnya, wajahnya kembali sedih. "kau bisa mengirimnya lewat situs sekolah."
khao melirik ke arah jendela yang berada dibelakang punggung gurunya. langitnya putih tanpa awan.
tidak lama kemudian, terdengar ketukan pintu."silahkan masuk.."
seorang wanita muncul dari balik pintu. dia mengenakan cardigan tua dengan berwarna abu abu. khao tersenyum setelah melihat wanita yang dia tunggu akhirnya datang. wali kelasnya memberikan sebuah map cokelat padanya.
"apa kalian yakin melakukan hal ini?" tanya wali kelas merasa sedih.
"rumah kami, sudah terjual." senyum wanita itu. "kami akan pindah didesa."
khao terdiam, menatap tangannya sendiri. dalam hatinya ingin menyapa first untuk yang terakhir kalinya, tetapi dia tidak melakukannya. setelah mengurus surat kepindahan sekolah, Khao dan ibunya meninggalkan gedung sekolah.
....
seorang murid laki laki baru saja kembali dari toilet, mendekati salah satu temannya dikelas.
"aku tadi baru saja melihat khao dan ibunya keluar dari ruang wali kelas. " ucap anak laki laki pada temannya.
"ransel khao sudah tidak ada dikursinya."
"jadi dia benar benar pindah sekolah?"
"sepertinya sekolah ini terlalu mahal untuknya, setelah ayahnya terlilit hutang judi. dan kakeknya meninggal.."
first terdiam, tatapannya tajam lurus kedepan. tetapi telinga dan hatinya terus mendengar dan membayangkan sosok khao. bahkan dia tidak bisa ingat kapan terakhir kali mereka terlihat dekat, hanya saja wajah khao masih selalu ada dalam pikirannya.
Prim menoleh kearah first yang duduk disebelahnya, menyentuh lengan first. "first..?" lirihnya, melihat air mata first terjatuh tanpa ekspresi.
first segera menghapus air matanya. Prim baru menyadari satu hal yang tidak terlihat oleh siapapun, first menyukai khao.
.....
1 bulan berlalu,
Pengumuman sudah terpasang di semua papan mading sekolah. setelah para murid melihat nama nama pemenang, seketika mereka mulai mencari tau tentang cerita yang mereka buat. kelas tiga - empat, mulai berlomba lomba untuk membaca cerita pemenang pertama dari salah satu teman sekelas mereka yang sudah pergi, Khao.
first hanya menatap ponselnya yang berada ditangannya, diatas meja. dia ingin sekali mengatakan sesuatu pada Khao untuk memulai obrolannya seperti selamat atas kemenanganmu atau kau hebat sudah menulis cerita yang bagus. itu hanya halusinasinya saja. sedangkan teman teman sekelasnya sudah memperlihatkan ekspresi terharu dan sedih mereka. beberapa kelompok dari murid laki laki melirik ke arah first.
"aku tidak suka ceritanya," ucap murid perempuan langsung meletakkan ponsel diatas mejanya, melipat tangannya didepan.
"kenapa?"
"harusnya dia mengatakannya sebelum pergi," ucapnya dengan nada tinggi. "dia itu pengecut atau apa sih. bagaimana cerita seperti ini menjadi pemenang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINDROP
Fanfictionfirst berusaha untuk dekat dengan khao yang selalu bersikap dingin padanya. dia mencoba mendekati khao dengan berbagai cara, sampai dia menemukan jawabannya...