Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Derap langkah kaki kecil kedua orang sesama jenis terdengar di sepinya malam kala menginjak jalan berpasir disebuah perbukitan. Dengan tangan yang saling bergandengan.
Meski tempat lokasi yang sepi, tetapi keduanya tidak merasa ketakutan. Melainkan rasa nyaman dan tenang serta suasana sejuk menyeruak memaparkan aura dingin kekulit. Diselingi oleh suara tawa salah satunya yang juga ikut adil memberikan kesan hangat disana.
Dan disinilah mereka. Ketempat yang tinggi dan gelap hanya untuk melihat cantiknya sinar bulan dan kelap-kelip bintang. Yang dengan anggun menghiasi langit malam.
Dan pastinya pemandangan seperti ini tidak bisa dilihat diperkotaan. Sayang sekali, padahal kedipan bintang-bintang dan sinar bulan sangat cantik tapi malah tertutup polusi cahaya.
Setelah mendudukkan diri ketempat biasa mereka melihat keindahan alam. Mereka disuguhi oleh cahaya perkotaan dibelakang mereka dan danau luas yang terlihat cantik didepan mereka karena memantulkan benda-benda langit malam.
Sedari tadi laki-laki berambut ungu -Mikage Reo- tidak pernah bosan terus bercerita tentang hari-hari yang dilalui olehnya kepada laki-laki berambut putih disampingnya -Nagi Seishiro-.
"Na~ Nagi, sudah sangat lama kita tidak menghabiskan waktu bersama" Reo kecil berbicara tanpa sekalipun mengalihkan pandangan ke langit malam.
Nagi lantas menjawab "hm, kita sama-sama sibuk Reo"
"Ahaha, kau hanya sibuk bermain game Nagi"
"Itu termasuk sibuk bukan?" Jawab Nagi polos, tak mau mengalah.
Reo hanya menghela nafas dibuatnya.
Mereka kembali menikmati langit malam. Meninggalkan keheningan disekitar mereka berdua.
"Ne Nagi" Panggil Reo tiba-tiba dengan jari telunjuk kecilnya yang mengarah kearah sinar panjang berbentuk ekor di gelapnya langit malam.
Nagi yang merasa dipanggil pun mengalihkan pandangan ke arah jari Reo menunjuk sesuatu. "Bintang jatuh?". Tanyanya kebingungan, memiringkan kepalanya kesamping.
"Setiap kali aku melihat bintang jatuh, aku berharap kita bersama selamanya"
Mendengar ucapan dari Reo membuat Nagi terbengong. Reo dengan wajah yang kembali ceria menatap Nagi dengan cahaya dimatanya. Yang pasti 'melebihi sinar dari bintang dan bulan' pikir Nagi.
Melihat Nagi yang tidak berkutik menatanya, Reo lantas menarik Nagi untuk pulang kerumah. Karena waktu mulai tengah malam. Reo takut orang tuanya menghawatirkan nya.
"Ayo! Nagi! Kita pergi" Ucapan Reo menyadarkan Nagi dari lamunannya.
Dan selesailah chapter ini disini. Mereka pulang dengan perasaan yang tidak lagi canggung. Dengan Reo yang seperti biasa menggendong Nagi dipunggung nya.
Tempat ini sudah menjadi tempat favorit mereka tuk menikmati langit malam di musim panas. Dan disinilah dimana Reo berharap agar mereka terus terikat bersama.
Akankah harapan Reo akan terwujud?. Atau kah ramalan bintang jatuh yang dapat mewujudkan harapan hanya takhayul belaka?.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.