Mbul Marah

1.1K 177 12
                                    

Kepala kedua pemuda tampan itu menunduk sedalam mungkin ketika suara nyaring istri mereka masing-masing terdengar, sungguh mereka berdua sekarang ini benar-benar tak bisa berkutik di hadapan istri mereka masing-masing yang tengah marah.

"Coba mas buka celana mas, terus liat burung mas ada bulu nya gak" Jaemin hanya mampu melongo begitu mendengar ucapan istri sipit nya itu barusan.

"Dek?" kata Jaemin sembari menatap wajah manis istri manisnya itu dengan tatapan tak percaya nya.

"Kalau memang ada berarti tandanya mas itu sudah dewasa sudah tak muda lagi, maka dari itu sikap mas juga harus ikut mengimbangi jangan malah makin tua sikapnya malah mirip sama bayi bagong. Mulai dari sekarang mas harus bisa belajar menahan diri begitu melihat aku tengah menyusui Jisung jangan malah mas ikutan nenen juga" kata Jeno kesal sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.

"Mas kan mana tahan kalau sudah melihat nenen kamu dek" kata Jaemin sembari menatap wajah istri sipit nya itu dengan wajah sok sedihnya.

"Ayolah mas!, anak kita itu masih bayi loh dia masih butuh nutrisi yang banyak. Kalau mas ikut nenen juga gimana nutrisi anak kita bisa terpenuhi, sebelum anak kita lahir mas kan juga sering nenen sama aku jadi sekarang gantian" Jaemin hanya mampu diam begitu mendengar ucapan sang istri barusan, tampaknya pemuda tampan itu sudah tak memiliki kata-kata lagi untuk membalas ucapan istri sipit nya itu.

"Bulu mas sudah di cukur kok mbul" kata Renjun cepat begitu melihat istri manisnya itu tengah menatapnya dengan tajam.

"Mas kalo kamu begini terus mending kita berdua cerai ajalah, biar aku sendiri yang urus Chenle kalau memang sekiranya mas gak sayang sama dia" mata Renjun sukses melotot begitu mendengar ucapan istri manisnya itu barusan.

"Engga!!, Mbul jangan cerai dong sayang mas minta maaf mbul. Mas janji deh besok-besok engga begitu lagi" kata Renjun sembari menatap wajah sang istri dengan penuh permohonan.

"Halah janji, janji. Aku tau ya janji nya mas itu palingan di omongan nya doang besoknya mas pasti kayak begitu lagi" kata si manis sebal sembari menatap wajah tampan sang suami dengan penuh permusuhan.

"Mbul~"

"Dek~"

Kini ruang tamu rumah milik Renjun dan Haechan sudah di isi oleh rengekan kedua pemuda tampan itu, kedua pemuda tampan itu sekarang ini tengah berusaha mati-matian agar istri mereka masing-masing bisa memaafkan mereka berdua.

Sedangkan Haechan dan Jeno sama sekali tak bergeming, kedua pemuda manis itu sepertinya terlanjur kesal dengan sikap suami mereka masing-masing. Jadi dengan tanpa perasan kedua pemuda manis itu lebih memilih berlalu dari ruang tamu meninggalkan suami mereka masing-masing yang masih senantiasa merengek sendari tadi.

"Mbul!!, mas mohon jangan cerai sayang" kata Renjun sembari berjalan menyusul si manis yang bahkan tampaknya sama sekali tak peduli dengan ucapan nya itu barusan.

"Dek!!, mas janji engga bakal begitu lagi sayang. Jadi mas mohon kita jangan cerai ya" kata Jaemin sembari berjalan menghampiri istri sipit nya itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haechan hanya mampu mendengus kesal melihat sang suami yang tengah berjalan ke arahnya sembari membawa sebuket bunga matahari di tangan kanan nya.

"Mbul, maafin mas ya sayang" kata Renjun memohon seraya berjongkok di hadapan si manis yang sekarang ini tengah duduk di atas sofa ruang tamu.

"Mas cuman bawain aku bunga?, sekarang ini mas sudah jatuh miskin kah?" kata si manis sarkas sembari menatap tanpa minat buket bunga matahari yang di bawa oleh suami tampan nya itu.

"Tadinya mas mau bawain kamu makanan juga, tapi kata ibu kan kamu belum boleh makan yang sembarangan sayang" kata Renjun sembari mengusap pipi bulat si manis dengan penuh kasih sayang.

"Mas sayang kan sama Chenle?" tanya si manis tiba-tiba sembari menatap wajah tampan suaminya itu dengan serius.

"Tentu saja mas sayang sama dia, bagaimana mas bisa berpikir untuk tak menyayangi darah daging mas sendiri" kata Renjun sembari mendudukkan tubuhnya si samping tubuh berisi si manis.

"Kamu jangan pernah berpikir kalau mas tak sayang sama dia, sikap mas seperti ini bukan berarti mas tak menyayangi dia. Iman mas hanya tak kuat saja begitu melihat puting pink kamu yang tengah menganggur seperti tadi" mata si manis sukses melotot begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Mas!!" kata si manis kesal sembari mencubit puting sang suami yang dilapisi kaus putih itu dengan penuh kasih sayang.

"Ahk sayang!!, sakit mbul" Renjun meringis pelan begitu merasakan puting nya yang terasa sangat ngilu sekarang ini.

"Nih mas sendiri punya nenen, kenapa mas gak nenenin diri mas sendiri aja" kata si manis sembari melepaskan cubitan nya dari puting sang suami.

"Ya ampun mbul, mas mana bisa nenenin diri sendiri sayang" kata Renjun sembari membawa tubuh berisi sang istri untuk duduk di atas pangkuannya.

"Bisa!!, mas nya aja yang kurang berusaha" kata si manis sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang suami.

"Jangan cerai ya sayang" kata Renjun sembari mengusap rambut hitam sang istri dengan penuh kasih sayang.

"Asal mas janji jangan begitu lagi" kata Haechan sembari menatap wajah suami tampan nya itu dengan penuh kekaguman.

"Mas janji sayang, tapi kalau mas sampe khilaf lagi mas sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi mbul" kata Renjun sembari mengedipkan matanya genit ke arah si manis.

"Mas Renjun!!"

TBC

Chap kali ini ceritanya aneh banget kan?.

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang