"Stella! Stel! Buka pintu dong. Lo ada di dalam kan?" tanya Vanessa seraya menggedor pintu kamar teman baiknya itu. Pasalnya, ia sudah memanggil Stella dari ruang tengah hingga kini ia berdiri di depan pintu kamar, masih saja tidak ada sahutan dari cewek itu.
Cklek!
"Lho, gak dikunci?" gumam Vanessa. "Gue masuk ya, Stel."
"Ahhh.. ahhh.. ahhh.."
"Oooh.. ohh.oohh."
Vanessa terbelalak melihat pemandangan di depannya. Stella tengah ditindih oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan cowoknya si Stella. Oh, jangan lupakan kontol cowok itu yang sedang keluar masuk ke memek Stella sampai membuat cewek itu menggelepar keenakan.
"Uuh.. Vanessa, lo ngapainh ke mari?" tanya Stella di sela-sela desahannya.
Vanessa memutar bola matanya, "Gak jadi!"
"Sorryhh.., gue lagihh sibuk.."
"Sibuk, sibuk, mata lo!" ketus Vanessa seraya berbalik pergi. Ia menutup pintu hingga berdebum keras.
"Keterlaluan si Stella ih. Katanya mau nemenin gue. Eh dia malah enak-enak sama Bagas. Percuma aja gue nginep di rumahnya ini," dumel Vanessa yang tengah menelungkupkan tubuhnya di atas ranjang.
Sinar mentari pagi menyelinap di celah tirai jendela. Vanessa terbangun dan langsung melihat jam di ponselnya. Ia langsung beranjak mandi. Kemudian, ia berjalan menuju dapur dengan hanya mengenakan bathrobe tanpa dalaman sekalipun. Bra ukuran 34B.nya sudah tidak muat. Sepertinya payudaranya sekarang berukuran 34D.
"Lho Vanessa, udah bangun?" tanya seorang laki-laki mengagetkan Vanessa hingga air di gelas yang digenggamnya tumpah. "Eh, sorry, sorry. Gue nggak bermaksud ngagetin lo," lanjutnya seraya membantu Vanessa.
"Iya, gapapa. Gue kira lo udah pulang," jawab Vanessa. "Lo mau minum juga?" tawarnya.
"Boleh," jawab Bagas. "Thank you," katanya seraya menerima segelas air dari Vanessa. Lalu, ia ikut duduk di sebelah Vanessa.
Sebenarnya Vanessa merasa risih karena ia melihat Bagas begitu memperhatikannya. Apalagi cowok itu sedang bertelanjang dada dan hanya memakai boksernya. Ia segera menghabiskan air di gelasnya supaya cepat pergi dari sana.
"Gue denger lo putus sama Reyhan ya?"
Vanessa mengangguk.
"Lo nggak kangen dia?"
Ngapain nanya-nanya sih ni orang. "Nggaklah, ngapain? Dia udah seneng dan sibuk sama dunia perkuliahannya."
Vanessa berdecak karena gara-gara Bagas, dia jadi teringat Reyhan. Hubungan mereka putus karena Vanessa tahu kalau dirinya hanya dimanfaatkan oleh cowok itu.
"Ngomong-ngomong, gue punya video lo lagi wikwik sama Reyhan di parkiran sekolah," ujar Bagas menyeringai.
"Maksud lo?" tanya Vanessa terkejut.
"Lo tahu pasti maksud gue," jawab Bagas tersenyum penuh arti.
"Jangan sembarangan lo kalo ngomong!"
"Gue udah tahu kalo lo sering ngentot sama Reyhan. Gue juga udah tahu kalo Reyhan hanya manfaatin lo. Nih bukti videonya kalo lo nggak percaya," jelas Bagas sembari memutar video di ponselnya.
Mata Vanessa membulat. Ya, itu dirinya, sebelum Rafael datang.
"Selain Rafael, ada gue juga di sana," bisik Bagas tepat di telinga Vanessa hingga membuat cewek itu reflek menjauhkan kursinya.
"Hapus video itu!" berang Vanessa.
"Lo mau gue hapus video ini? Nggak semudah itu, Van."
"Apa mau lo?"

YOU ARE READING
Vanessa
RomanceWARNING! FULL 21+ YG GK SUKA MINGGIR JAUH"! Bercerita tentang pengalaman Vanessa dengan lelaki dari berbagai kalangan.