Potongan memori yg menyakitkan

657 75 2
                                    


Jimin turun dari Bus dan berjalan menusuri gang. Langit mulai gelap dan Jimin terus berjalan sambil mengingat ingat dimana flat ayahnya. Dengan memori seadanya, ia berputar naik turun tangga hingga ia berhasil menemukan lantai yang benar. Ia mengetuk pintu.

Knok knok

"Appa~ Appa~ ini aku Jimin."

Ayahnya membuka pintu dan mengerutkan kening.

"Ada apa ?"

Jimin langsung memeluk ayahnya dan menangis.

"Appaa hiks."

"Kau kenapa ?"

Junsu membawa Jimin masuk dan mengarahkan dia duduk.

"Appa ... Bisakah aku disini dan sekolah di sekolahan murah disini ?"

"Kenapa ? Kau sudah dibiayai olehnya bukan ?"

"Tapi,,, aku tidak mau sekolah disana."

"Jimin, ini bukan situasi dimana kau bisa memilih dimana kau mau sekolah. Aku tak punya uang dan aku tak bisa menghidupimu. Pamanmu dia yang punya perusahaan ibumu dan aku rasa dia yang bertanggung jawab untuk hidupmu kedepannya."

"Tapi dia sangat dingin dan aku tidak suka padanya."

"Ckkk... Kembalilah padanya Jimin. Aku tidak bisa menghidupimu sungguh. Lagipula dia sudah memberiku uang agar kau bisa disana. Jika kau disini, darimana aku bisa mendapatkan uang untuk mengembalikan uang yang sudah dia berikan padaku ?"

"Apa ?"

"Kau mendengarnya. Cepat kembali padanya."

"Kenapa kau menerima... Kau menjualku padanya ?"

"Ya, aku butuh uang sialan. Kau selama ini hidup disini dan itu membuatku banyak hutang."

Jimin seolah seperti ditombak dan seketika memorinya kembali. Hanya sebagian memori tentang ia mengatakan bahwa Yoongi adalah pembunuh ibunya.

Riiinggg

Sebuah panggilan masuk ke handphone ayahnya dari Yoongi

"Sialan dia menelfonku."

"Appa~"

"Hallo... Ya dia disini. Dia tidak mau kesana." Ayahnya tiba-tiba tersenyum dan pergi keluar.

"Appa ... Aku mohon aku tidak mau kesana."

Ayahnya tersenyum "Tentu kau tidak akan kembali ke rumah si brengsek itu." Ucapnya dengan sengaja mendekatkan ponselnya lalu meminta Jimin dengan kode sebelum akhirnya keluar.

Jimin terdiam sebentar sebelum akhirnya ia penasaran dan keluar mencari ayahnya. Ia berjalan menuju lorong dan sekilas mendengar suara ayahnya di tangga darurat. Jimin menyusul namun tak berani, sehingga ia diam menguping dari balik pintu.

"Jika kau tak melakukan apa-apa tidak mungkin dia menangis kemari. Apa kau memukulnya lagi huh ?"

'Memukul ? Lagi ? Apa paman Yoongi pernah memukulku ?' Jimin tak mengingat apapun tapi itu fakta yang membuatnya semakin tidak mau pulang ke rumah Paman Yoongi.

"Sepuluh juta jika kau ingin aku tidak menuntutmu."

Jimin mengerutkan kening.

"Itu untuk kemarin dan ini untuk kau membuat anakku menangis. ... Haha peduli apa, kaulah yang membunuh ibunya. Kau fikir dia mau kembali jika bukan aku yang membujuknya ?"

Jimin seketika sesak, air matanya menetes begitu saja merasakan sakit yang berpuluh-puluh kali lipat daripada sakit dikepalanya. Fakta yang membuat Jimin tidak mampu ia terima.

ONLY YOU [ YOONMIN GS 18+ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang