🌻🌻🌻
Jika rumahmu sedang berantakan, jangan pergi, tapi pulanglah. Siapa tau ada yang sedang menunggumu untuk merapikannya sama-sama.-Krisan Putih-
¤¤¤
Di sudut lain Seoul, tepatnya dirumah mewah yang bernuansa biru muda itu, musim dingin kali ini akan jadi lebih dingin dan lebih beku dibanding musim dingin yang sudah-sudah.
Masih pukul lima pagi, Handaru kembali menarik selimutnya, ia akan benar-benar bangun ketika nanti alarmnya berbunyi tepat pukul enam pagi. Lagipula kepalanya masih terasa pusing dan pundaknya masih terasa berat meski sudah berhari-hari mengistirahatkan diri.
(beberapa saat kemudian)
Pukul setengah tujuh pagi, Handaru sudah mengenakan seragam meski tidak serapi hari-hari sebelumnya, lalu ia menambahkan hoodie berwarna hitam setelahnya. Ia memutuskan untuk mencoba kembali ke sekolah setelah beberapa hari meliburkan diri.
Handaru berjalan menghampiri kaca dikamarnya dan berdiri didepannya, menatap dirinya dalam-dalam dari ujung rambut hingga ujung kaki, mencoba menemukan alasan kenapa ia harus hidup, bahkan sampai hari ini. Sayangnya ia tak menemukan apa-apa disana. Akhirnya, ia hanya tersenyum getir, lalu membalikkan badannya.
Handaru kemudian keluar dari kamar, pelan-pelan menuruni anak tangga, sembari mengedarkan pandangan ke segala penjuru rumah, disambut samar-samar aroma kopi yang berasal dari pengharum ruangan.
Tidak ada ucapan selamat pagi, tidak ada senyum hangat yang menyambut seperti biasa, tidak ada yang bertanya "tidurmu nyenyak semalam ?" tidak ada.
Hanya ada bibi seorang yang mempersilahkannya untuk sarapan.
Handaru kemudian duduk di ruang makan, merenung sejenak, lalu mengambil sepotong roti dan segelas susu. Setelah memakan satu gigitan, ia taruh kembali rotinya diatas piring. Ternyata, nafsu makannya belum kembali lagi semenjak pergi.
Ia berdiri dari duduknya, mengambil ranselnya di kursi sebelah, kemudian bersiap-siap untuk berangkat. Sekali lagi, hanya ada bibi seorang yang melepasnya pergi.
Ia memasuki mobil, memilih kursi penumpang sebelah kanan. Ia menghembuskan napasnya dengan kasar, mencoba membuat dirinya rileks, ia menyilangkankan kedua tangannya lalu bersandar dengan nyaman. Namun, setelah beberapa saat ia duduk dan mobil mulai melaju, tiba-tiba tangan Handaru berkeringat, jantungnya berdegup kencang, perasaannya tidak bisa tenang sama sekali. Kedua tangannya saling menangkup satu sama lain diatas dadanya. Handaru pelan-pelan menarik napas panjang, menghembusnya perlahan. mengulanginya berkali-kali.
"Gapapa Han, gapapa, jangan takut, jangan takut," ucapnya menenangkan diri sendiri.
Kemudian ia sedikit menurunkan kaca jendela, membiarkan udara segar masuk, menghirup sebanyak-banyaknya, mungkin saja mampu membuat dirinya jauh lebih baik, walaupun kenyataannya tidak sama sekali.
Ia ingin berteriak, namun ia tahan kuat-kuat.
Jalan-jalan yang semula tampak lengang, sedikit demi sedikit mulai ramai, mulai dari pejalan kaki, bus yang lalu lalang, bahkan pesawatpun ikut andil menghiasi langit Seoul pagi itu. Pemandangan yang Handaru lewatkan beberapa waktu.
Handaru pun memejamkan matanya, mencoba mencari sedikit ketenangan disana.
..
.
Sreett. . . . . . .
Mobil pun menepi tepat di depan gerbang sekolah. Handaru pun bergegas keluar, setelah beberapa saat berdiam diri didalam.
"Pak, nanti gausah jemput ya, saya mau pulang sendiri."
Sepanjang pagi ini, bahkan sejak semalam dan kemarin-kemarin, Handaru sudah mengumpulkan banyak keberanian dan kesabaran. Bagaimana tidak, baru selangkah ia keluar dari mobil, sudah disambut banyak pasang mata, ada yang menatapnya penuh iba, tak sedikit juga yang menatapnya penuh kebencian.
Dan kejadian ini, sudah Handaru perhitungkan jauh-jauh hari.
Handaru berjalan menunduk, hampir-hampir tidak ada yang bisa melihat wajahnya, karena hoodienya yang menutupi.
Ia hanya terus berjalan sambil memperhatikan sepatunya sendiri, diikuti bisik-bisik yang tidak begitu jelas di telinga Handaru, karena ia sudah memasang airpods sedari tadi, mendengarkan beberapa lagu acak, berharap dapat meredam suara orang-orang disana.
Ia mempercepat langkahnya menuju kelas, tanpa memperdulikan apapun.
Pagi itu, tidak ada lagi Handaru yang biasanya ramah menyapa orang-orang, penjaga sekolah, guru-guru, juga teman-temannya. Sekarang, hanya ada Handaru yang tatapannya kosong, bahunya yang tak lagi tegap, dan langkah kakinya yang semakin lemah. Bahkan, bulan sabit dimatanya belum terbit lagi sejak "hari itu".
Dia terluka. Dia berduka.
¤¤¤
Handaru Kalandra, siswa kelas 2 di salah satu SMA di Seoul. Handaru berasal dari keluarga yang cukup berada. Ayah Handaru, Aditya Buana, adalah seorang pengusaha, memiliki setidaknya tiga restaurant yang cukup terkenal disana, sedangkan Ibunya Hanna Arawinda tentu saja mendampingi sang Ayah mengurus usaha restaurant mereka.
Handaru sendiri, hampir semua siswa siswi kenal dengannya. Bagaimana tidak, Handaru adalah seorang atlet panahan di sekolahnya. Sudah banyak medali dan piala yang ia dapatkan dari berbagai pertandingan. Belum lama ini pun ia mendapatkan medali emas di kejuaraan tingkat provinsi yang rutin diadakan tiap akhir tahun.
Ia mulai mengenal olahraga panahan sejak masih duduk di kelas 5 SD karena sering menemani Ayahnya ketika akhir pekan, dan benar-benar menekuninya setelah ia duduk di bangku SMP.
Handaru juga dikenal sebagai siswa yang cerdas. Ia selalu menempati peringkat paralel di sekolahnya, meskipun tidak selalu mendapatkan posisi pertama.
Handaru adalah anak yang ramah, mudah bergaul, meski sedikit jahil. Ia tidak pernah sekalipun membeda-bedakan dalam hal pertemanan, jadi banyak yang nyaman berteman dengannya.
Namun sekarang, ia pelan-pelan menarik diri. Sepanjang pagi, tidak sedikit yang menghampirinya, memberikan ucapan belasungkawa, dan ia hanya mengucapkan terima kasih seadanya, seolah tidak ingin diajak banyak bicara.
Sekarang, dunia Handaru gelap gulita.
Dan ia, tenggelam disana.
.
.
.Sekilas, keluarga Handaru tidak pernah kekurangan apapun, tepatnya, sebelum "hari itu".
Jika diibaratkan sebuah pohon, bukankah keluarga Handaru juga keluarga cemara ?
Cemara yang patah.
(bersambung)
..
.
Untuk diriku yang pelan-pelan hilang, tolong bertahan lebih lama ya. Banyak yang harus kamu hadapi, banyak yang harus kamu perbaiki, banyak yang harus kamu lakukan, meski sendirian.
-Handaru-
¤¤¤
__________________________________
Terima kasih sudah membaca,
Jangan lupa follow, komen, dan vote ya
Terima kasih banyak 💚salam hormat,
Weje 🌻
____________________________________
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISAN PUTIH [END]
RandomJangan lupa vote dan komen ya, walaupun ceritanya sudah selesai 💚 Di dunia ini, ada yang setengah mati ingin mati, dan ada yang mati-matian ingin hidup. Lalu, bagaimana jika takdir mempertemukan keduanya ? 🌻 Start : 21 Mei 2023 🌻 End : 11 Novemb...