"Jadi pacarmu adalah Park Sunghoon?"
Yerim merasa akan meledak. Jadi selama ini, kekasih idaman yang diceritakan oleh Geumran adalah kawannya sendiri? Gadis yang diceritakan Sunghoon, adalah teman kampusnya? Dan mereka baru saja turun dari kamar hotel?
"Hai."
Daripada mengucapkan jawaban yang masuk akal, seorang Park Sunghoon justru menyapa dengan wajah kikuk.
"Kau ada di sini juga?"
Yerim merasa kepalanya panas ketika melihat dua orang itu bersama. Ayolah, dia merasa dibodohi. Seketika dia mengingat semua petunjuk-petunjuk yang ia abaikan. Pantas saja, frasa itu berulang-ulang di kepalanya.
Lihatlah dua orang itu. Mereka bahkan punya senyum yang sama!
"Jadi pacarmu itu Geumran?" Yerim mengulang pertanyaan serupa pada orang yang berbeda setelah yang sebelumnya berlalu dan terabaikan bagai tidak pernah terucap. "Orang yang waktu itu kau ceritakan mau kau dekati itu, dia?" tanyanya seraya menunjuk pada Geumran.
Sunghoon merangkul Geumran dengan erat. "Betul!" Mereka tersenyum tanpa beban, menampakkan gigi rapi yang sebenarnya sangat lucu namun juga menjengkelkan karena menimbulkan rasa cemburu.
"Oh, jadi kalian akhirnya melakukan itu, ya? Seperti yang kau katakan kemarin."
Senyuman seketika sirna, konteks yang dibicarakan Yerim membuat Sunghoon pucat. Dia otomatis memandang sang kekasih, menyimpulkan hal tidak-tidak yang mungkin terjadi. "Kau katakan apa?" Dia terkekeh sok polos. "Apa yang kalian bicarakan?"
Geumran mengerti kalau ini tentang topik yang mereka bicarakan ketika dia menginap di rumah Yerim waktu itu. Dia kemudian balik merangkul Sunghoon walau mengabaikan perbedaan tinggi mereka. "Kau benar," jawabnya dengan senyuman bangga.
Yerim sudah menduga itu. Matanya memincing, menatap ke arah Sunghoon yang tak tahu apa-apa.
"Apa? Apa? Kenapa matamu begitu?"
"Aku mengawasimu, Park Sunghoon. Awas kalau kau macam-macam."
"Apa? Macam-macam apa?" Sedikit memahami maksud, pemuda itu berusaha mengendalikan harga dirinya. "Aku ini lelaki yang bermartabat."
Yerim memutar matanya malas. Dalam hati dia meringis. Memang, dia cemburu. Rasa itu bukan karena dia menyukai Sunghoon, itu salah besar. Dia cemburu pada keromantisan mereka berdua. Pasti bagus punya kekasih. Setelah membandingkan cerita dari keduanya, masing-masing saling membanggakan pasangan. Itu sangat menyenangkan. Mendengarkan mereka memuji saja sudah membuat hati iri.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Geumran tiba-tiba. Itu pertanyaan yang wajar namun sangat menjebak. Yerim berakhir sama kikuknya dengan Sunghoon tadi. "Apa jangan-jangan?"
Yerim mencibir pelan, membuang muka karena tahu tidak bisa mengendalikan ekspresi. Dia tertangkap basah. Geumran seketika menyimpulkan bahwa mereka di sana dengan tujuan yang sama.
"Wah!" Geumran berekspresi riang berlebihan, dia mendramatisir reaksinya dengan sengaja menutup wajah yang takjub. "Yerim, akhirnya, ya?"
"Ada apa?" Sunghoon tidak mengerti konteks. Namun hanya hitungan detik kemudian dia bisa menyimpulkan hal yang sama dengan sang kekasih. "Whaaat? Kau serius? Yerim--apa kau gila? Dengann siapa? Hei, bukankah itu--"
"Oh, ada kalian?" Dengan wajah sok polos dan senyuman yang sangat sumringah, seorang Heeseung datang dan menampakkan dirinya.
Sunghoon seperti melihat hantu, refleks dia mencari jawaban kepada Yerim makin saja enggan menampakkan wajahnya.
"H-Hyung?" Sunghoon tergagap. "K-kalian bersama?"
Jawaban tidak terucap, tetapi senyuman di wajah Heeseung seperti sebuah pengumuman besar yang menjawab semua pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...