Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku. Begitu keras sampai aku merasakan luka di sudut bibirku. Aku melihat seseorang yang melakukannya tanpa belas kasian. Viston menamparku?
"Hah... Cukup Miya! Jaga bicaramu!" Teriak Viston marah.
"Lihat Maya? Kenapa aku ditampar olehnya? Bukankah kau tahu kau tetap akan memiliki tempat itu. Kau mendapatkan segalanya bukan? Dari keluargaku, ayah, ibu, kakak, lalu tunanganku? Dallen dan sekarang kau juga sepertinya mendapatkan temanku juga. Apa kau tidak paham? Baiklah, miliki saja semua itu! Milik saja semuanya dariku sampai ketulangku sekalipun."
"Pulang Miya!" Rexton menarik tubuhku paksa.
"Tidak! Biarkan aku katakan pada mereka bahwa aku adalah anak kandung ayah! Aku... Juga anak ayah. Aku juga anak ibu. Aku juga adikmu! Tidak bisakah kau tahu kak? Aku... Juga ingin memanggilmu seperti itu!"
Semua orang menatap kearah ayah dan ibu. Rexton semakin mengeratkan genggaman dan menarikku lagi. Kali ini aku bisa tahu amarahnya tidak bisa dibendung lagi. Baik ayah, ibu, Rexton, dan Viston. Semuanya marah padaku.
🕊️🕊️🕊️
"Arghttt..."
Ctakkk...
"Puas kau beritahu semua orang? Hah?" Teriak ayah marah.
Aku mengigit tanganku dan mencoba bertahan dari cambukan ayah di punggungku. Begitu sakit dan perih. Sebelum ini Rexton memukuli tubuhku berkali-kali sampai dia dihentikan oleh Viston. Lalu Viston lah yang melanjutkannya. Ibu juga. Dia tiba-tiba datang dan menampar wajahku bertubi-tubi. Rasanya aku sangat puas hari ini. Rasa kebencian mereka, aku bisa merasakan semuanya hari ini. Betapa mereka semua membenciku diseluruh tubuhku.
"Ayah akan mengirimmu ke wilayah selatan. Tetaplah disana sampai kau merenunginya!" Ayah membanting pintu kamarku keras.
Jika boleh aku ingin mengakhiri penderitaan ini sekarang juga. Lucius muncul dan mengusap rambutku walau aku tidak bisa merasakan apapun.
"Mari kita akhiri ini Miya!"
"Iya."
🕊️🕊️🕊️
"Nona! Punggung anda masih sangat sakit, apa anda harus pergi sekarang?"
"Aku baik-baik saja setelah mendapat obat itu. Tenanglah pelayan susu, apakah semua barangku di dalam kereta?" Tanyaku menahan sakit di punggung.
Ayah mengirimkan kereta kuda padaku malam ini. Bahkan dia tidak menjengukku sama sekali. Ayah, ibu, kakak, Maya, atau siapapun itu. Mereka tidak terlihat di depan pintu gerbang untuk mengucapkan selamat tinggal padaku. Aku menatap pelayan susu, ksatria wajah dingin, juga ksatria bisu yang membuang wajahnya. Aku menatap mereka satu persatu.
"Hiduplah dengan baik kalian. Aku sungguh senang jika kalian berbahagia mulai sekarang."
"Tetaplah hidup nona! Anda adalah orang yang luar biasa." Pelayan susu memelukku erat.
"Semoga kita bertemu lagi nona!" Ksatria wajah dingin bergantian memelukku.
Terakhir ksatria bisu yang diam disana. Aku tersenyum dan masuk ke dalam kereta kuda. Malam ini hari terakhir seorang Miya akan hidup. Lucius masuk dan menghembuskan napasnya. Sepertinya kami tidak akan bisa hidup damai. Aku mengambil susu hangat terakhir dan meminumnya cepat.
"Tugasmu kali ini Lucius! Aku percaya padamu!"
"Serahkan padaku nona! Tidurlah dan aku akan membawamu ke orang itu."
Mataku tertutup pelan dan aku sangat mengantuk hari ini.
🕊️🕊️🕊️
"Hahaha... Sialan! Ini memang menyulitkan menggunakan tubuh lemah ini. Semoga Miya tidak mendengarku, dia bisa saja marah tanpa alasan. Dimana benda itu? Oh ini dia!" Lucius menarik sebuah benda di bawah kursi penumpang dan menatapnya erat.
Dia mengambil gaun dan mengenakannya di tubuh sebuah tengkorak entah milik siapa. Mungkin seseorang yang mati di hutan atau entahlah. Lucius tidak peduli. Dia hanya ingin membawa tubuh sakit Miya pergi dari tempat ini dengan selamat. Dia mengambil pedang dan membuka jendela. Malam ini tidak mungkin mereka akan hidup. Satu hal yang Lucius tahu. Beberapa saat yang lalu, dia mendengar suara seorang wanita ketakutan dan sebuah informasi keluar dari mulutnya. Miya telah tahu akan hal itu, itulah mengapa dia mengambil pedang ksatria bisu.
"Ternyata dia juga mengkhawatirkan Miya!"
Sebuah suara kuda mengalun indah di sana. Lucius melihat banyak orang telah berada di depan sana untuk menghadangnya pergi. Sir Pedro menatap sebuah kereta berisi seorang nona muda yang baru saja keluar dari sebuah rumah.
"Maafkan, saya nona! Ini perintah Nyonya. Saya tidak bisa melanggarnya!" Sir Pedro turun dari atas kudanya sesaat dia melihat Miya keluar.
Sorot mata tajam dan aura pembunuh keluar dari tubuh Miya. Sir Pedro tahu, dia bukan nona nya melainkan sosok yang selalu berada di dekat Miya.
"Pergilah! Aku tidak ingin membunuh kalian karena permintaan Miya. Lebih baik kalian pergi dan tutup mata kalian semua tentang malam ini. Jangan pernah pedulikan Miya mulai sekarang. Jika kalian bertanya keberadaan Miya, katakan saja bahwa kalian menemukan tubuhnya mati terpanggang di dalam kereta sana." Lucius menarik tubuh kusir dan menusuk tubuhnya disana. Senyuman jahat terlihat dari mulutnya.
"Darah ini hanya darah rakyat jelata. Bukankah kalian tidak ingin bernasib sama dengannya bukan? Aku bukanlah lawan kalian semua! Kalian pernah mendengar nama Lucius?"
"Lu-cius?" Ucap Sir Pedro terbata.
"Raja pertama kalian tentu saja. Memangnya aku hanya bisa merasuki tubuh Miya saja? Tidak! Kau, anak buahmu, aku bisa merasuki kalian sampai kalian mati satu persatu. Jadi, diamlah dan turuti aku. Bakar benda ini, ada minyak di dalam sana dan korek api. Aku harus mengantarkan Miya ke tempat lain. Dia akan mati jika terus seperti ini. Apa kalian tidak merasa kasian pada anak ini. Bahkan dia adalah putri kandung mereka tapi mereka hanyalah kumpulan sampah yang hanya mempertahankan kehormatan mereka saja. Anak ini akan melakukan hal besar, jika dia mati. Kalian akan menghadapi masalah lain, roh, iblis, hanya anak ini yang bisa." Lucius memotong satu tali kuda dan naik ke atasnya begitu saja. Dia mengikat erat pakaian dan uang yang telah Miya kumpulkan di dalam kain besar.
Sir Pedro mencengkram erat pedangnya dan menatap nanar wajah Miya. Sejak kecil Miya tumbuh begitu sulit. Anak cacat yang selalu mendapatkan perundungan dari siapapun. Untuk kali ini. Dia akan membalasnya.
"Biarkan dia pergi! Tolong jagalah nona. Saya tidak bisa menjaganya, saya telah berdosa." Sir Pedro menarik semua anak buahnya menyingkir dari jalan.
"Oh... Ternyata kau pintar juga. Oh ya, mungkin kalian sebentar lagi akan mengalami kejadian mistis di rumah itu. Sebenarnya tanah itu adalah tanah penuh dengan tulang manusia. Kau tahu bukan pemakaman kuno? Disana aku terkubur. Jadi mungkin kalian akan diserang roh lain karena mereka takut pada Miya. Jadi selamat tinggal! Jika kalian mau hidup tenang, galilah kebun obat-obatan milik Viston. Disana ada banyak tulang dari tubuhku dan orang-orang lain. Selamat tinggal!"
Lucius menarik tali kuda dan memacunya menjauhi mereka. Malam ini sebuah kejutan besar menanti mereka.
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasyTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...