36. Pertemuan di Antara Mereka

244 28 0
                                    

"Yang pernah saya katakan pada kalian semua bahwa makhluk yang terakhir saya bawa adalah makhluk dari iblis yang memasuki jiwa manusia. Yang mulia, kerajaan ini dalam masalah besar jika kita tidak bisa menanganinya. Bukan hanya desa saya, tapi desa di wilayah Jacorey dan Madison mengalami hal yang serupa." Duke Levin memulai pembicaraan.

"Wilayahku? Saya tidak memiliki pengaduan tentang masalah iblis atau roh itu. Jangan mengatakan sesuatu yang tidak terjadi Duke Levin!" Tolak ayah.

"Beberapa minggu lalu, saya memang mendapatkan informasi tentang penyerangan makhluk aneh di desa. Tapi mereka mengatakan bahwa penyerangan itu disebabkan oleh hewan buas." Duke Jacorey juga menolak fakta itu.

Aku jadi merasa bersalah pada Duke Levin, aku yang menutup mulut warga desa agar mereka tidak mengatakannya pada orang lain. Apa aku juga harus membuka suara saat ini? Sialnya para roh sedang menguping pembicaraan kami ini. Bisa saja mereka sedang mencari informasi untuk orang itu. Tongkatku terketuk pelan. Suasana berubah menjadi dingin.

"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak!" Bisikku menatap semua roh yang sedang berkumpul.

Perlahan hawa menjadi normal kembali. Kali ini tidak akan ada roh yang berani menggangu.

"Sayangnya kami mendapatkan informasi terpercaya dari seseorang. Dia menemukan kemiripan tentang kasus ini dengan kejadian setahun yang lalu. Mereka memiliki ciri-ciri wajah linglung dan mata memutih. Yang mulia, kita bukan hanya menghadapi monster atau sesuatu yang bisa kita tangani dengan pedang. Tapi ini jauh dari itu. Roh, iblis, dan sebangsanya, kita membutuhkan bantuan dari seseorang yang bisa mengusirnya!"

"Apa maksudmu kau percaya tentang roh dan iblis? Tidak mungkin mereka ada Duke!" Putra mahkota menggelengkan kepalanya.

"Apa ini tentang anakmu yang mencoba hal aneh lainnya? Bahkan dia lari dari kejadian setahun yang lalu. Apa yang bisa kau informasikan sekarang? Kau ingin mengatakan bahwa anakmu tidak salah?" Tanya Duke Vector.

Aku bisa melihat semua orang menjadi begitu serius. Mereka saling berbisik-bisik dan mengingat kejadian setahun yang lalu saat Nathan pergi meninggalkan teman-temannya. Tapi walaupun Nathan memberitahu mereka, mereka tetap akan kehilangan kelompok satu.

"Ini bukan hanya tentang anak saya Duke! Tapi ini tentang kerajaan ini dalam masalah serius. Yang mulia, kejadian setahun yang lalu bukan hanya membuat kita semua kehilangan ksatria satu tapi juga membuka pintu lain yang berhubungan dengan roh. Yang mulia, bahkan saat itu anak saya juga tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang orang biasa pikirkan saat melihat wajah linglung dan mata memutih?"

"Tapi dia membuat kesalahan besar. Dia meninggalkan temannya dan dia hanya satu-satunya yang selamat. Apa kau ingin mengatakan bahwa semua itu perbuatan roh dan iblis? Apa anda yakin? Bisa saja bukan, dia membunuh teman-temannya saat itu!" Tunjuk seorang bangsawan pada Nathan. Terlihat dari wajahnya, dia mirip dengan dengan Duke Vector. Apakah dia kakak ayah? Atau adik ayah?

"Saya jelaskan, kejadian hari itu di luar kemampuan anak saya. Tidak ada bukti tentang mereka mati karena senjata tajam atau racun, bahkan tidak ada luka di tubuh mereka. Bukankah pengadilan telah mengatakan bahwa anak saya tidak salah? Tolong percayalah pada saya yang mulia!"

"Hmm... Apakah kau yakin dengan ucapanmu?" Tanya raja pada Duke Levin.

"Izinkan saya berbicara yang mulia. Perkenalkan saya Lucy, saya adalah sekretaris dari tuan muda Nathan sekaligus seseorang yang mengusir roh." Aku maju dan menunduk pada raja.

Semua orang berpindah menatapku, aku tersenyum dan berjalan di belakang Nathan.

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya raja.

"Saya akan menjelaskan apa yang terjadi setahun yang lalu. Kejadian setahun yang lalu adalah sumber dari masalah saat ini. Tuan muda Nathan bisakah anda ceritakan peristiwa hari itu pada kami?" Tanyaku pada Nathan.

"Lucy?"

"Tidak apa-apa, saya di belakang anda!"

Karena jika mereka tidak paham hari itu. Aku juga tidak bisa menjelaskannya. Nathan menatapku dan menghadap semua orang yang tengah melihatnya. Aku bukannya ingin memojokkannya tapi dia harus berani mengatakannya pada mereka.

"Hari itu, saya dengan kelompok ksatria pertama ditugaskan untuk menyelidiki tentang hutan di wilayah Vector. Disana kami menemukan jejak aneh, beberapa langkah kaki, dan sebuah benda yang diseret. Saat kami mengikutinya kami sampai pada satu titik yang gelap. Kami memutuskan untuk berhenti disana dan memberitahu apa yang kami temukan kepada kelompok lain. Seseorang dari kami pergi saat itu. Tapi selama lebih dari 2 jam dia belum juga kembali. Jadi, kami tidak ada pilihan lain selain masuk lebih dalam mencari informasi lain."

Nathan menarik napasnya dan melanjutkan perkataannya.

"Saya dikenal sebagai seorang pria aneh. Karena saat itu persediaan air menipis mereka menyuruh saya untuk mencari air dengan membawa semua botol mereka. Saat saya kembali dari sungai, saya menemukan mereka menjadi sangat aneh. Mata memutih dan wajah seperti orang gila. Mereka terus meraung-raung dan saya pergi dari sana. Saya takut saat itu. Saya tidak tahu harus apa. Apakah saya harus memberitahu kelompok lain atau saya membiarkan mereka. Saya memang pengecut, saya tidak tahu apapun. Saya pergi dari sana dan mencari bantuan. Di tengah itu saya bertemu kelompok lain dan sebuah mayat teman kelompok saya yang mati mengenaskan. Tubuhnya penuh luka binatang buas. Saat itu saya yakin bahwa hutan itu begitu mengerikan. Saya ingin meminta maaf. Saya tidak bisa menyelamatkan mereka." Nathan menundukkan kepalanya.

"Yang mulia, mereka semua yang berada disana. Mereka ditimbulkan oleh seseorang untuk membuka pintu roh. Ini bukan salah tuan muda, walaupun dia membantu. Tidak ada yang bisa dia lakukan. Jika dia bertahan, dia juga akan mengalami hal serupa. Mati dengan cara yang sama. Jiwa para ksatria digunakan untuk membuka pintu roh di wilayah Vector. Disana terdapat banyak sekali makam kuno. Wilayah Vector dikenal sebagai makam para pembunuh dan iblis. Membuka pintu roh dengan jiwa para ksatria disana tidak sesulit itu. Asalkan dia memiliki buku hitam, semuanya bisa dilakukanya. Yang mulia, jika anda tidak percaya tentang roh dan iblis. Maka tentu saja anda akan percaya jika saya meminta kesaksian seseorang, bukan begitu Duke Jacorey?" Aku melihat Dallen yang sedang menatapku.

Jika mereka tidak percaya maka aku akan membuat mereka percaya!

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang