51. Rasa Ingin Tahu

241 29 1
                                    

"Pfttt... Hahaha... Kau seperti bukan kau! Apa tadi? Kau mencium tangannya? Bukankah katamu kau sangat membencinya?" Aku kira mereka akan bertengkar seperti Maya dan Dallen.

Sayang sekali!

"Aku tidak suka dia menangis!"

"Wah... Sejak kapan kau jadi seperti ini? Apakah cinta bisa merubah kepribadianmu? Hahaha... Tapi kau senang bukan? Kesalahpahamanmu bisa selesai hari ini, kuharap kau tidak memikirkannya lagi. Aku akan segera menyelesaikannya agar kau cepat pergi menemui istrimu!"

"Apa kau mengusirku? Tapi aku ingin tahu hal lain, orang yang telah mengajarimu tentang pengusiran roh. Apakah kau tahu siapa dia? Saat aku disana, aku tidak tahu tentang mata merah yang tinggal denganmu. Aku datang karena aku melihat wajahmu yang mirip dengan Irina. Jadi aku marah karena kau mengambil wajah istriku."

"Dia seorang nenek kurasa. Rambutnya merah dan matanya merah, aku tidak seingat itu padanya. Aku juga lupa bagaimana dia mengajariku dulu. Saat aku berhasil mengusirnya, ingatanku seperti buram."

"Mungkin karena itu pengusiran roh pertamamu. Tenaga yang kau keluarkan terlalu banyak sampai ingatanmu saling tertumpuk. Apakah aku akan pergi ke pihak keagamaan juga?"

"Aku ingin menyumbangkan sedikit hartaku pada mereka."

Aku ingin tahu tentang buku hitam itu. Jika buku itu hilang dari sana karena seseorang aku bisa melacaknya dengan bantuan para roh. Tapi siapa yang memberi buku pada Abel? Apakah dia tiba-tiba saja menemukannya di hutan Vector? Ataukah disana menyimpan misteri lain? Ini membingungkan.

🕊️🕊️🕊️

Mereka menolakku!

"Jika saya tidak bisa pergi, terimalah sumbangan saya. Memangnya nilainya tidak setinggi itu tapi saya memberinya karena kesadaran saya sendiri. Saya harap anda menerimanya." Aku tersenyum pada seorang petinggi agama. Pakaiannya begitu putih bersih.

"Saya akan menerimanya, terima kasih atas kemurahan hati anda. Semoga anda segara di pertunjukan dengan jalan yang benar!"

Disini tidak banyak banyak roh, roh pun hanya sibuk berdoa. Aku keluar dari tempat besar dan bersih ini. Semoga saja mereka memang orang-orang baik. Sulit percaya pada mereka yang bahkan tidak bisa percaya padaku. Sebuah hubungan akan terjadi karena saling percaya satu sama lain. Aku menatap Sir Diego yang telah menungguku di depan kereta.

"Nona! Nona! Tunggu!" Teriak seseorang jauh disana.

Seorang laki-laki berlari begitu tergesa-gesa. Pakaiannya sama dengan seseorang yang menolak kehadiranku. Wajahnya nampak penuh cahaya terutama karena mata coklat kekuningan yang berkilauan dan rambut biru terang. Aku seperti melihat malaikat dari surga.

"Nona! Tuan besar ingin menemui anda, tapi karena anda tidak bisa masuk ke dalam. Tuan memberikan surat ini untuk anda." Dia memberikan sebuah surat padaku.

"Tuan besar? Kalau begitu terima kasih."

"Jika anda ingin mengirimkan pesan pada tuan besar, anda bisa menggunakan nama saya."

"Siapa nama anda? Mungkin saya akan segera mengirim balasan padanya."

"Eric, nama saya Eric."

Anak manis! Dia mengingatkanku pada seseorang.

"Nama saya Lucy! Saya akan segera mengirimkan balasan pada anda. Terima kasih Eric, saya harus segera pergi sekarang. Permisi!"

Dia tersenyum dan mengangguk kecil.  Apa yang di kirim tuan besar tempat ini untukku? Aku segera membukanya setelah memasuki kereta. Apa dia ingin bertemu denganku? Saat pertemuan di istana, mereka sama sekali tidak menampakkan diri.

"Apa yang ada disana?" Tanya Lucius.

"Dia ingin menemuiku. Dia akan memintaku bertemu di tempat Duke Levin."

Tidak ada hal lainnya. Surat ini sangat singkat seperti ditulis secara cepat. Tidak masalah! Besok aku akan menemuinya! Tujuanku adalah mengenai buku hitam. Harusnya pihak agama tahu tentang hal itu lebih dekat. Merekalah yang menyimpannya secara turun temurun. Jika benda itu hilang dari sana, otomatis para bangsawan akan mencurigai mereka. Tapi karena pintu roh itu belum terbukti, apapun yang kukatakan masih hanya menjadi dugaan.

"Benar, kau tidak perlu masuk ke dalam tempat suci itu! Bagaimana bisa aku masuk jika mereka juga menolakku?"

"Itu masalahmu! Harusnya aku tidak masalah untuk masuk. Aku anak baik!"

"Ya ya, kau anak baik sampai memiliki rencana buruk untuk keluargamu."

"Itu idemu juga! Siapa yang menyuruhku untuk segera pergi? Aku jadi memikirkan cara itu untuk keluar dari rumah. Kau yang mengajariku tentu saja kau yang membuatku seperti ini!"

"Aku jadi menyesal!"

"Lupakan! Apakah kau tidak tahu tentang orang itu? Mungkin kau tahu tentang pihak keagamaan."

"Aku adalah roh! Aku tidak diterima disana! Aku tidak tahu tentang pihak keagamaan, mereka sangat tertutup. Terutama tuan besar yang anak itu sebut. Aku tidak tahu siapa dia. Dia juga tidak pernah muncul dimanapun selain acara penting dan dia selalu memakai penutup wajah."

Dia menyembunyikan identitasnya?

Untuk apa? Apa identitasnya begitu rahasia? Aku mengetuk tongkat dan tersenyum seketika. Siapa dia? Aku sangat penasaran!

🕊️🕊️🕊️

"Huh... Darimana? Aku sudah menunggumu seharian ini. Kau sangat lama! Sejak pagi kau pergi dan baru sore ini kau kembali? Apa kau begitu senang pergi dengan Sir Diego?" Teriak Nathan.

Duke Levin menutup wajahnya dan menggelengkan kepalanya. Aku merasa tidak harapan untuk penerus Levin. Nathan mengembungkan pipinya sampai kedua pipinya hampir akan menempel. Sepertinya dia makan dengan baik sampai tubuhnya berisi. Saat pertama kali aku melihatnya, kami tidak jauh berbeda. Kami seperti dua orang yang memiliki penyakit busung lapar.

"Nathan, aku juga bersama Lucius. Aku pergi ke istana bertemu Irina, istri Lucius. Kami membicarakan banyak hal. Aku juga pergi menemui pihak keagamaan. Apakah menurutmu kami hanya bersenang-senang? Apakah kau tidak berpikir bahwa aku sedang bekerja untuk kerajaan ini? Apa itu?" Aku meninggikan suaraku padanya.

"Lucy!"

"Aku juga lelah kau tahu? Jangan temui aku untuk beberapa hari ini jika kau terus memiliki sikap buruk ini. Aku juga memiliki hal yang perlu aku lakukan, Nathan. Lebih baik kita jalani pekerjaan kita masing-masing. Sebelum kau tahu apa masalahmu! Jangan temui aku bahkan saat kau bermimpi buruk sekalipun. Aku tidak akan membukakan pintu untukmu. Sir Diego, larang Nathan menemuiku!"

Mataku memicing dan berjalan melewati Nathan. Biarkan saja anak itu berpikir tentang hidupnya. Aku hanya pergi untuk bekerja dan dia menganggapku sebagai penjahat yang melarikan diri darinya. Aku juga memiliki hidupku. Aku tidak suka di kekang oleh siapapun.

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang