Tiga.

128 15 0
                                    

🎶Fallin' Flower by Seventeen.

Rigel keluar dari kelasnya dengan sedikit malas. Malam ini, ayahnya menyuruhnya untuk mengajak Sunny makan malam lagi. Biasanya ibu yang akan mengajak, tapi kali ini malah ayahnya. Rigel tak bisa menahan dirinya untuk tak memikirkan itu.

"Tuan Muda," panggil asistennya atau yang Rigel sering sebut dengan panggilan 'om' itu.

Laki-laki berkacamata itu kembali berkata, "Anda harus ke perusahaan setelah ini."

"Gak, ah. Aku mau jemput Sunny buat dinner nanti."

"Tapi ini penting, Tuan. Tuan besar memerintahkannya langsung."

Rigel mengernyit heran. Ayahnya mengatakan akan ada makan malam, tapi kenapa sekarang laki-laki itu malah mendesak Rigel untuk mengunjunginya?

"Terus Sunny gimana? Gak akan keburu kalau aku harus ke sana dulu."

"Kalau begitu, biar saya perintahkan supir untuk menjemputnya, Tuan."

Rigel terdiam, mempertimbangkan. Sejujurnya ia merasa tak yakin. Namun, asistennya ini lebih lama bersamanya dibandingkan kedua orang tuanya. Rigel tak punya alasan untuk tak mempercayainya.

Rigel mengangguk setuju. "Sunny harus dijemput sama supirku yang biasa, harus dia pokoknya."

"Baik, Tuan. Saya akan segera menghubunginya. Kalau begitu, mari. Kita harus segera ke perusahaan."

"Tunggu, aku mau telepon Sunny dulu buat ngabarin dia soal ini," ucap Rigel seraya menciptakan jarak cukup jauh antara keduanya. Laki-laki itu melirik ke arah asistennya sambil menunggu Sunny mengangkat teleponnya.

"Kenapa, Ri?"

"Babe, akugak bisa jemput kamu nanti buat dinner karena harus ke kantor dulu. Tapi, jangan khawatir aku udah suruh supir buat jemput kamu. Dia pakai mobil yang biasa aku pakai, kok. Jadi, nanti gak usah bingung, ya?"

"Ah oke, Rigel. Kamu semangat, ya, di kantornya."

"Gak bisa semangat soalnya aku gak ketemu kamu, Tuan Putri." Setelah mengucap itu, Rigel merasa geli sendiri. Namun, mendengar tawa Sunny disebrang sana membuatnya tersenyum girang.

"Lebay, deh. Nanti juga ketemu."

Rigel tertawa kecil mendengar balasan Sunny. "Kalau gitu, sampai jumpa nanti, Tuan Putri."

"Iya, see you, Ri."

Rigel mematikan teleponnya dan kemudian menghampiri asistennya. "Ayo, Om."

Mereka berdua pun menuju kantor milik keluarga Damian. Yang nantinya akan dipimpin oleh Rigel jika sudah waktunya. Kakaknya tak ingin meneruskan hal ini.

Laki-laki itu memasuki ruangan ayahnya dengan tak minat. "Kenapa, sih? Katanya dinner, tapi aku malah disuruh ke sini."

Ayahnya tersenyum dan itu adalah hal teraneh yang Rigel lihat bulan ini. "Tak apa, mumpung ada waktu senggang. Ayah mau ngajarin kamu soal dasar-dasar memimpin perusahaan."

Fallin' Flower | Hoshi x SanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang