--- 2 ---

220 9 0
                                    




--Selamat Membaca--








"Lu ngapain?" Sontak membuat Nino ketakutan dan mematung tiba-tiba. Laki-laki ini melihat ke arah depan mobil Nino, dilihat nya seorang gadis yang terluka dan terbaring di atas aspal yang dingin.

Tiba-tiba saja tatapan kosongnya, berubah menjadi tatapan yang penuh amarah. Nino yang menyadari itu langsung mendekat ke pintu mobil miliknya, namun laki-laki ini sangat cepat, layaknya seorang atlet. Dia langsung menarik kerah baju milik Nino memberikan sebuah pukulan yang kuat ke arah perut Nino.

"Akhh..." Nino merasakan seperti ada bola yang ditendang dari dekat kearah perutnya, begitu sakit dan kencang. Tak hanya sampai disitu ternyata laki-laki ini mengepal tangan nya dengan kuat dan melayangkannya ke wajah Nino.

Nino tersungkur, dia merasakan kesakitan yang luar biasa, namun tidak sampai disitu. Laki-laki ini langsung mengangkat Nino dan menyenderkan nya di pintu mobil Nino, "Lu pergi atau gua yang bikin lu mati?" kata laki-laki itu dengan pelan sambil menekan Nino yang dia senderkan di mobil Nino itu.

Nino yang mendengar itu langsung membuka matanya yang sedari tadi dia pejamkan karena ketakutan nya yang besar. Dia melihat mata laki-laki ini berbeda dari sebelumnya, dari tatapan kosong menjadi tatapan yang penuh dengan amarah. Nino menjawab dengan suara tercekik, "Iy..a gue ca..but" 

Mendengar itu, laki-laki itu langsung melepaskan Nino dan mendorongnya menjauh, dia tidak peduli dengan Nino sedikit pun. Nino langsung buru-buru masuk ke dalam mobil dan menghindari laki-laki itu, Nino melemparkan sebuah tas milik Gracia keluar dari mobilnya dan langsung menancapkan gas nya dengan cepat agar menjauh dari laki-laki menyeramkan itu.



--- POV LAKI-LAKI MENYERAMKAN ---

Aku melihat laki-laki sampah itu langsung berlari meninggalkan gadis ini, dia memang sampah, dari yang aku lihat sepertinya mereka sepasang kekasih. Laki-laki sampah itu dan gadis ini berpakaian seperti melakukan dinner penting. 

Mungkin ada masalah pridi diantara keduanya, namun apa yang dilakukan laki-laki itu bener-bener brengsek. Hanya karena dia lebih kuat dari gadis ini dia rela melukai nya dan membiarkan nya kedinginan seperti ini.

Aku melihat kelangit dan berkata, "Pak, bukanya bapak bilang laki-laki itu harus kuat untuk melindungi perempuan? kenapa dihadapanku ini seorang gadis malah tergeletak dipukul oleh kekasihnya sendiri?" gumamku, mengeluh pada Bapak ku yang sudah meninggalkan aku.

Aku melihat gadis ini, dan meletakan tangan ku di lehernya, dan nadinya masih berdetak. Aku letakan jari telunjuk ku tepat di bawah hidungnya dan merasakan bahwa nafasnya masih stabil, aku rasa dia pingsan karena terkejut dan ketakutan. 

Aku segera menggendongnya dan membawanya ke mobilku, merapikan posisi duduknya agar dia tetap bisa berbaring dan membungkus kedua pahanya dengan jaket ku. Setelah aku memastikan dia bisa berbaring dengan nyaman, aku menutup pintu mobil dan mengambil sebuah tas yang dilemparkan laki-laki sampah tadi.

"Kaya nya ini punya cewe itu deh" gumam ku. 

Aku membawa tas ini masuk ke mobil dan membawanya.

"Harusnya hari ini adalah hari terakhir aku, ngapain coba aku ngurusin urusan orang huftt... tapi aku tetap ingat kata Bapak, yaudah deh mau ga mau aku tunda dulu sampai gadis ini sadar" 

Kamu Duniaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang