8

195 6 1
                                    

"Neji... hiks...," Kushina mendekap pakaian Neji di dadanya. Hatinya perih karena ternyata pria yang dicintainya telah memberontak. Kushina merasa bagai orang bodoh.

"Neji, kenapa? Kenapa? Hu hu hu,"

Pelayan setianya menenangkannya. "Tenanglah, yang mulia ratu."

"Kenapa dia melakukan ini? Anaknya akan segera lahir sebagai pangeran Konoha. Aku sudah habis-habisan untuknya. Dan dia berkhianat."

"Ratu, mari istirahat. Ingat kondisi kandungan anda, Ratu. Anda mengandung dua anak."

Kushina mengelus perutnya. Hatinya semakin pedih. Dia pasti akan merindukan Neji saat bayi itu lahir. Hatinya semakin nelangsa.

---*---

Sasuke mengitari kawasan bekas kekuasaan Uchiha yang sekarang dikuasai dan mejadi hak milik Minato. Dia yakin bahwa prajurit sudah tidak ada di kawasan itu. Toh, ratu dan permaisuri sudah meninggalkan kawasan itu tiga hari yang lalu.

Dia hanya ingin mencari makam orang tua dan kakaknya. Dia ingin melihat makam sebelum pergi ke area musuh. Ya, Naruto mengajaknya untuk menguasai Ame. Dia bersedia membantu jika memang itu bisa membersihkan nama Uchiha.

Dia melewati depan paviliun bekas tempat tinggal orang tuanya. Dia mendekati tempat itu, membukanya dan tampaklah bahwa ternyata tempat itu masih rapi seperti sedia kala, sepanjang yang dia ingat.

Dia semakin masuk ke dalam, dan mendengar seseorang beraktivitas di dapur. Dia sedang berada di ambang pintu dan melihat seorang wanita memasak di depan tungku.

Dia melihat wanita itu dari belakang. agak gemuk. Sehingga dia bertanya-tanya. Wanita itu mengeluarkan suara seperti akan batuk, lalu segera ke sumur dan muntah-muntah.

Sasuke jadi semakin penasaran. Kakinya melangkah maju. Dia mendengar wanita itu bicara,"Nak, jangan rewel, ya... ibu sedang memasak untukmu."

Sasuke seketika sumringah. Suara itu adalah SUARA Mikoto, ibunya. Dia segera memanggil wanita itu,"Ibu."

Wanita itu menoleh. Dan sasuke terkejut melihat kondisinya. "Ibu?" Sasuke maju. Tatapan matanya tertuju pada perut Mikoto yang bunciy. Alisnya seketika naik, menyiratkan tanda tanya.

"Sasuke...putraku..."

Mikoto memeluk Sasuke. Tonjolan perutnya, bahkan menekan perut Sasuke. Sasuke sangat kaku. Gerakannya patah-patah. Membalas pelukan ibunya.

Mikoto merelaikan pelukan, lalu mengamati Sasuke. "Biarkan aku melihat putra ibu dulu. Ibu sangat merindukanmu."

Sasuke tersenyum, dia mengelus wajah ibunya. "Apakah ibu sehat?"

Mikoto mengangguk. "Ya,seperti yang kau lihat." Mikoto meretangkan kedua tangannya.

"Ibu... ini...," Sasuke memegang pinggang Mikoto kiri dan kanan.

Dan kedua tangsn Mikoto menapak di atas tangan Sasuke"Adikmu ada di dalam sini."

"A... adik?"

"Ya," mikoto mendesah,"Dia yang menemani ibu selama ini."

Kening Sasuke semakin berkerut.

"Ah, duduklah dulu. Ibu masakkan sesuatu. Kau pasti lapar."

Sasuke tampak berpikir..."Baiklah." Akhirnya dia mengangguk.

Mikoto tersenyum. Dia mengelus pipi Sasuke sebelum kembali ke aktifitasnya untuk memasak. Sesekali dia tampak menahan mual.

Sasuke yang akan menuju ruang tamu, berbalik lagi,"Ada yang perlu kubantu?"

Desire Of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang