Oneshoot HinaKage

Papa II

Saat Kuro berada dalam misi, itu artinya Kenma juga berada dalam misi, karena ia selalu membantu anggota lain dalam misi, tapi ia hanya berada di layar belakang, memastikan tak ada mata lain yang menangkap keberadaan rekannya, memastikan kamera pengintai tidak melihat rekannya, atau yang paling ekstrim kadang juga ia disuruh untuk mengalihkan perhatian si bos, mengalihkan perhatian disini maksudnya menggodanya. Ia melakukannya, seperti ahli, walau Kuro kadang mengamuk akan hal itu.

Tapi kini ia hanya akan duduk manis di depan komputer, karena tugasnya inilah wajahnya paling di rahasiakan, ia sendiri memastikan tak ada jejak sedikitpun tentang dirinya yang akan membahayakannya. Lalu Kuro menarik paksa Bokuto yang tengah bergelayut manja pada Akaashi yang mengabaikannya. Alasan Kuro menarik pria itu karena ia tak mau menjadi satu-satunya yang tidak bisa bermesraan, ia ingin Bokuto juga merasakannya.

Hasilnya, wajah lemas dan bibir manyun itu menemani Kuro di sepanjang misi.

Tidak hanya mereka yang sibuk, Shouyo juga sibuk, ia sibuk akan misi memberikan kenikmatan untuk papanya yang sudah merawatnya sejak ia kecil. Dan selama itu juga ia tak pernah melihat papanya bersama wanita, yang bisa saja di pesan kapan saja untuk menuntaskan hasratnya. Atsumu juga heran kenapa bisa bos tak melakukan hubungan intim selama itu dengan siapapun.

Shouyo langsung saja mencibir, menyindir Atsumu "jelaslah, papa bukan penjahat kelamin sepertimu" Membuat nyawanya terancam oleh Atsumu yang tak terima. Bukannya ia takut, hanya saja pria itu membawa katana panjang miliknya, yang biasanya hanya dipajang, saat itu keluar dari sarungnya, untungnya Osamu menghentikannya.

Mulut Shouyo kini sibuk mengulum kelamin papanya yang memenuhi mulutnya, mengemutnya seperti permen, lidahnya dengan lihai menjilat, membuat pria bermata biru yang terlentang di atas kasur itu melengkungkan punggungnya karena kenikmatan yang di dapat. Tangan besar Shouyo ada di paha Tobio, memegangnya dengan sedikit mengangkatnya agar kaki itu tetap terbuka lebar di hadapannya. Manik madunya menatap ke wajah Tobio yang memerah dengan keringat di dahinya dan mulut yang terbuka lebar dengan air liur mengalir hingga dagu.

Papanya sudah bertelanjang bulat, dengan kulit putih mulusnya yang memerah dan berkeringat. Kurang puas saat melihat ekspresi Tobio, Shouyo lantas mengelus pintu lubang papanya dengan jarinya, sementara mulutnya masih penuh dengan kelamin papanya. Desahan yang di dapatnya membuatnya bersemangat, perlahan menusuk lubang ketat itu hingga jarinya masuk dan ia dapat merasakan hangat dan lembut dari dinding lubang papanya.

Baru satu jari yang berhasil masuk tapi kelamin papanya sudah membengkak, menandakan ia akan keluar, dan benar saja, cairan putih kental sudah memenuhi mulut Shouyo dengan desahan panjang dari Tobio. Tobio terengah-engah, mengangkat wajahnya untuk melihat Shouyo di bawah sana, melihat putra tak sahnya itu menelan cairan lengketnya tanpa ekspresi, ia mengernyitkan dahinya jijik, bagaimana bisa bocah itu menelannya?

Shouyo yang mengerti dengan ekspresi papanya lantas mengeluarkan lidahnya, menunjukkan bahwa ia telah menelan semuanya dengan baik. Lalu ia menyeringai, mengundang dahi papanya semakin berkerut "apa? Mengharapkan pujian?" Shouyo menganggukkan kepalanya seperti anak kecil, dengan senyum dan matanya tertutup menunggu pujian dari papanya. Lalu sedetik kemudian, tepukan di kepalanya ia dapatkan bersamaan "good boy" Membuatnya bersemangat, tak sengaja menggerakkan jarinya yang masih di dalam lubang papanya sedari tadi.

Membuat Tobio melenguh dan tanpa sengaja pinggangnya bergerak menekan, membuat jari Shouyo semakin dalam di lubangnya. Shouyo menyeringai, semakin liar menggerakkan jari telunjuknya, ibu jarinya pun ikut menekan kulit Tobio. Hingga ia mendengar desahan Tobio semakin lembut dan penuh kenikmatan, jarinya tengahnya ikut melesak masuk ke dalam lubang Tobio, membuat gerakan menggunting yang membuat Tobio semakin melengkungkan punggungnya dan menekan pinggangnya.