Dear Bagas: Empat

160 19 21
                                    

Terkadang, orang-orang tuh banyak tanya karena kepo, bukan karena peduli.

—felicia.

***

004. Liar

"Kak Fariz semalem gak anter Feli, ya? Kenapa Feli sampe bonyok-bonyok gitu?" Liora menatap Fariz yang sedang mengosongkan mading, hendak mengisinya dengan informasi dan hasil karya baru.

"Dia cerita apa aja?" Fariz bertanya sembari tetap fokus mencopot kertas-kertas di mading.

Sementara itu, Bagas yang hendak ke kelasnya usai dari kantin menangkap pembicaraan Fariz dan Liora, dia mengurungkan niatnya untuk pergi ke kelas dan malah menguping di balik dinding.

"Dia bilang digebukin preman gara-gara ambil hape yang dipalak," jawab Liora.

Fariz tampak menyunggingkan senyum tipisnya. Feli pembohong yang handal. "Gue udah nawarin buat anter pulang kok, tapi dia kekeuh nolak. Temen lo ‘kan keras kepala, gak bisa maksa gue," tutur Fariz.

Bagas yang mendengar itu mengernyitkan dahinya. Bagas tahu kalau Feli ahli dalam bidang karate—salah satu ekskul di sekolah mereka—namun Bagas merasa tak percaya jikalau Feli berani berhadapan langsung dengan preman, apalagi sampai berkelahi.

"Tapi ‘kan Feli jadi luka-luka gitu, Kak. Lain kali kalau ada projek OSIS mending dikerjain pas siang deh, jadi gak bakal ada kejadian kayak Feli. Gue emang suka sama lo, tapi kalau Feli celaka gara-gara lo, gue gak terima," papar Liora sembari menyilangkan kedua tangannya.

Fariz hanya menggeleng, dia telah selesai mencopot kertas-kertas di mading dan kini menatap penuh pada gadis yang sudah menyukainya sejak pertama masuk sekolah.

"Iya, salah gue. Lain kali gue iket dia di mobil biar nurut dan mau diantar pulang," canda Fariz.

Sedangkan Bagas menatap malas pada Fariz kemudian memilih pergi dari sana, kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

—🦋🌻

"Guys, kelas kita kebagian bikin mading, dapet waktu seminggu dari OSIS. Kalian yang punya ide-ide bagus dan menarik ayo keluarin, biar kelas kita dapet reward," ucap Bima yang baru saja kembali dari ruang OSIS.

Teman-teman sekelas mendadak heboh, sebagian merasa malas sebagian lagi begitu semangat karena bisa mencurahkan isi hatinya lewat mading.

"Gue mau bikin cerpen dong!" cetus Arvi.

"Boleh," sahut Bima.

"Gue mau bikin puisi ya, Bim," ucap Zahra yang diangguki oleh Bima.

"Gue pantun deh!"

"Gue mau bikin surat cinta boleh, Bim?" celetuk Adit, yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Bagas.

"Apa? Sirik ya lo karena sekarang gak punya pacar?" kata Adit meledek Bagas.

Bagas tambah menatapnya tajam, tetapi kemudian seisi kelas mendadak ikut-ikutan membuat Bagas panas.

"Kenapa putus, Gas? Baru juga jadian," tanya Nanda.

"Kapan putusnya? Kok gue gak dikasih tahu?" Rehan menimpali.

"Feli! Lo sekarang jomblo nih?" teriak Dheo dari bangku belakang.

Feli yang baru saja masuk kelas menatap Dheo tak mengerti.

"Fel, lo atau si Bagas yang mutusin?" Ashfa bertanya.

Dear Bagas: Ayo Balikan! 2023 ✓ | PROSES TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang