Jaemin melangkahkan kakinya ke tempat di mana Lisa berada. Hari ini mereka memutuskan untuk makan bersama.
Setelah kejadian waktu itu, tak afdol jika tak membicarakan tentang hubungan keduanya.
Ya, hubungan keduanya jadi lebih baik sekarang. Lisa yang dulunya termakan gengsi untuk tak mendekat pada Jaemin mulai membuka ruang untuk lelaki itu masuk ke relung hatinya.
Lisa yang awalnya tak menyukai lelaki yang lebih muda darinya memutuskan untuk mengganti tipe nya tersebut.
Tidak ada salahnya menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih muda darinya, kan?
Hanya saja, hubungan mereka terlalu semu. Bagaimana ya menjelaskannya? Intinya, Lisa rasa, Jaemin belum memberitahunya secara resmi tentang perasaannya.
"Jaem, mau makan apa?" tanya Lisa pada cowok itu saat Jaemin terduduk di depannya.
"Apa aja," balas Jaemin singkat.
"Make up?" tanya Jaemin saat menyadari Lisa yang tak senatural biasanya.
"Iya. Gak cantik, ya?" Gadis itu lalu meraih handphone nya dan membuka icon kamera untuk membenarkan penampilannya.
"Cantik kok, cuma gue gak suka."
Lisa cemberut mendengarnya, padahal, ia sudah berdandan selama dua jam lamanya hanya untuk tampil sempurna di depan Jaemin.
"Cantiknya di depan gue aja. Gue gak suka tatapan orang ke lo," balas Jaemin dengan senyum manisnya.
Pipi Lisa memerah mendengarnya, "Kuliah lo gimana?" Lisa berusaha mengalihkan topik agar Jaemin tak sadar pada dirinya yang salah tingkah.
Jaemin yang menyadari Lisa tengah mengalihkan topik hanya terkekeh pelan, senyum di wajahnya tak pernah luntur jika menyangkut gadis ini. "Baik."
Lisa manggut-manggut, sebelum percakapan keduanya berhenti saat pelayan datang dan menyuguhkan makanan yang mereka pesan.
Pupil mata Lisa melebar melihatnya, "Gue makan ini sama temen kerja gue, enak bangett!" Lisa mulai memakan makanan di depannya dengan khidmat. Tak menyadari saat ini Jaemin tengah menyanggah dagunya dengan tangan disertai tatapan yang tak bisa lepas dari Lisa.
Siapapun yang melihatnya sudah pasti akan mengira seberapa dalam cinta Jaemin untuk Lisa.
Lisa menyodorkan makanannya pada Jaemin, membuat lelaki itu tersentak. "Coba ini, enak!"
Jaemin memakan makanan yang disodorkan Lisa. Sementara gadis itu hanya menatap Jaemin, "Enak gak?"
"Kurang manis." Mendengar balasan dari Jaemin membuat Lisa kecewa.
Cup!
Jaemin mengecup bibir Lisa sekali, lalu mengusap pelan bibir wanita itu. "Udah pas."
Sontak saja hal itu membuat Lisa bersemu, mata gadis itu nampak tak tenang, berkeliling.
Seolah mengerti, Jaemin menjauhkan tubuhnya dari Lisa, "Gak ada yang liat."
"Jaemin?" Seorang wanita dengan rambut sebahu tampak mendekati Jaemin. Membuat Lisa mau tak mau juga melihat gadis itu.
Gadis di samping Jaemin tampak cantik dengan baju putih bunga-bunga yang menutupi tubuh kurusnya, menambah kesan manis dan juga lucu. "Yang di depan kamu siapa?"
Tanpa mendengar jawaban dari Jaemin, gadis itu--Winter mengulurkan tangannya ke arah Lisa. "Hai, aku Winter, pacar Jaemin." Winter tampak menekan kalimat terakhirnya.
Lisa menatap Jaemin seolah meminta penjelasan, lalu gadis itu kembali menoleh pada Winter saat uluran tangan gadis itu masih melayang, seolah minta Lisa untuk membalasnya.
Lisa membalas uluran tangan Winter, "Lisa, kakaknya Jaemin," balas Lisa dengan senyum paksanya.
Sementara Jaemin menaikan satu alisnya mendengar balasan Lisa pada Winter, "Kakak?" tekan Jaemin tak terima.
"Duduk di sini aja, Winter. Temenin Jaemin makan, kebetulan gue ada acara. Gue duluan!" Setelah berkata seperti itu, Lisa lalu pergi dari sana tanpa mendengar balasan dari Jaemin.
Lisa tertawa dalam hati sambil melangkah lebar.
Sial, ia telah dipermainkan oleh bocah tengik. Lagipula, kenapa dirinya mudah sekali terbawa perasaan?
Sementara di sisi lain, Jaemin mulai berdiri hendak menyusul Lisa sebelum Winter menahan tangannya untuk kembali duduk. "Aku butuh penjelasan."
Jaemin mengeraskan rahangnya dengan tatapan dingin ke arah Winter, "Lo bukan pacar gue, gak usah ngaku-ngaku."
Setelah berkata seperti itu, Jaemin berlalu pergi. Sementara Winter menunduk sambil menyentuh dadanya yangs sesak.
Selama ini Jaemin hanya menganggapnya seperti angin lalu. Seharusnya Winter tahu itu.
Gadis itu kemudian mendongak saat merasakan pundaknya ditepuk, "Jeno ...." lirih gadis itu.
Kemudian gadis itu memeluk sahabatnya itu dengan erat.
"Lupain Jaemin, masih ada gue. Dan ...." Jeno menghentikan ucapannya sebentar, sebelum kembali melanjutkan. "Kenyataannya, lo gak bakal bisa dapetin Jaemin."
***
"Lepasin!" Lisa menghempaskan tangan Jaemin yang berusaha menggapainya.
"Lo udah punya cewek, Jaemin. Jangan gila!" Gadis itu berusaha memberontak saat Jaemin memeluknya.
"Dia bukan cewek gue!" bentak Jaemin pada Lisa kemudian dan hal itu membuat Lisa menangis sejadi-jadinya.
"Lo cewek gue, cuma lo, kak!" lanjut cowok itu lagi.
Jaemin lalu membawa Lisa bak karung beras, tentu saja Lisa memberontak tak mau. Menghentikan taksi di sana, Jaemin membawa Lisa pergi ke apartemennya. Melupakan motornya yang mungkin saja masih terparkir di di depan Restoran.