Kamu membuka pintu kamar saat bibi memberitahukan bahwa Ayah memanggilmu dan sedang menunggu di ruang tengah.
"Ada apa Yah?" tanyamu sembari melangkah di anak tangga terakhir.
"Kemarilah Nak" Ayah mengayunkan tangannya, kemudian menyuruhmu untuk duduk disampingnya.
Kamu menurutinya lalu melihat Ayah mengeluarkan sebuah debit card, kamu menaikkan alis sembari menatap Ayah.
"Ayah akan keluar kota selama satu minggu, kau gunakanlah kartu ini untuk membeli semua kebutuhanmu selama Ayah diluar" kamu mengangguk lalu menerimanya.
"Kapan Ayah berangkat?"
"Sekarang" bibirmu mengerucut mendengar jawaban Ayah.
"Kenapa baru bilang? 'kan aku bisa membantu untuk menyiapkan semua keperluan Ayah" rajukmu.
"Tidak perlu, ada bibi yg sudah menyiapkan semuanya" Ayah mengusap pucuk kepalamu.
"Ayah punya satu permintaan untukmu"
Kamu menatap Ayah.
"Ayah titip Jake, tolong kau jaga dia ya? kau tau 'kan anak itu suka buat onar, selama Ayah tidak ada tolong awasi dia"
Kamu merasa keberatan dengan permintaan Ayah, berada di satu ruangan dengan Jake saja rasanya sudah memuakkan apalagi jika kamu harus mengawasinya, terlebih lagi mana mungkin Jake mau menurutimu.
Kamu menatap tangan Ayah yg terulur mengusap lenganmu, "Kau bisa 'kan?"
Kamu hanya mengangguk kaku.
"B-Baiklah Yah" Ayah tersenyum mendengar jawabanmu.
"Ayah pergi sekarang, jaga dirimu dan segera hubungi Ayah jika terjadi sesuatu" Ayah memelukmu sebelum pergi kemudian mengantarnya sampai ke pekarangan rumah.
Kamu masih memperhatikan Ayah yg masuk ke dalam mobil hingga kendaraan beroda empat tersebut menjauh hilang.
Di malam hari, kamu sedang duduk tenang di meja belajar sembari membaca buku. Kamu tersentak kaget saat mendengar kegaduhan di lantai bawah, kamu segera berlari untuk melihat apa yg terjadi.
Sampai diruang tengah, kamu terkejut melihat Jake yg sudah terduduk lemas di lantai dengan napas yg terengah-engah.
"Jake?" panggilmu, namun yg dipanggil tidak merespon.
Dahimu mengernyit bingung, perlahan kamu berjalan mendekatinya. Dari jarak dekat, barulah terlihat jelas wajah Jake yg sudah dihiasi beberapa memar berwarna biru kemerahan.
Karena refleks, tanpa sadar tanganmu terulur untuk menyentuh wajahnya namun Jake langsung menepis tanganmu dengan kasar yg membuatmu sedikit meringis.
"Apa yg terjadi?" tanyamu.
Jake hanya menatapmu, dengan keadaan yg masih lemas Pria itu bangkit untuk ke kamarnya meninggalkanmu yg terdiam menatap kepergiannya.
Kamu menggigit kuku cemas saat mendengar suara teriakan serta benda-benda pecah dari dalam kamar Pria itu, kamu tidak berani untuk masuk ke dalam jadi yg bisa kamu lakukan hanya mondar-mandir di dalam kamar.
Seketika kamu mengambil ponsel dan teringat untuk menghubungi Ayah, kamu segera menekan nomornya butuh beberapa saat hingga panggilan mu tersambung.
"A-Ayah?" panggilmu.
"Ada apa? mengapa kau belum tidur? ini sudah larut"
Awalnya kamu tampak ragu untuk bercerita kepada Ayah namun saat mendengar suara Jake yg semakin keras kamu segera mengadu kepada beliau.
"T-Tapi aku takut" jawabmu saat Ayah menyuruhmu untuk masuk ke kamarnya.
"Anna, kau harus menolong Jake. Anak itu punya panic attack, berikan obat yg ada di laci meja nakas. Pastikan kau melihatnya meminum obat"
Akhirnya kamu mengangguk mendengar perintah Ayah.
Kamu sudah berdiri di depan kamar Jake dan segera membuka pintunya, kamu bergidik ngeri melihat kamarnya yg sudah berantakan. Kamu tidak terlalu ambil pusing, karena fokusmu sekarang hanya kepada Jake yg sudah berbaring di ranjangnya meringis kesakitan sambil memegang dadanya.
Kamu langsung membuka laci meja nakas dan menemukan beberapa obat disana, kamu segera mengeluarkan beberapa obat untuk diberikan kepada Jake.
Sedangkan Jake dengan badan yg sudah lemas terlihat seperti menolak bantuanmu, beberapa kali dia menggeleng.
Tidak ada cara lain lagi pikirmu, kamu segera memasukkan obat itu ke dalam mulut kemudian meminum air. Kamu menarik tubuh Jake agar segera bangun dan langsung memberikannya dengan cara menempelkan bibirmu dengan milik Jake.
Saat Jake membuka mulutnya kamu segera mendorong obat tersebut agar masuk ke dalam mulutnya, kamu melakukannya berkali-kali dengan jenis obat yg berbeda.
Kamu menutup mulut Jake menggunakan tangan agar Pria itu tidak memuntahkan kembali obat yg sudah kamu berikan.
Napasmu sedikit terengah saat melakukannya, kamu mendongak melihat Jake yg sudah sedikit tenang, mengangkat tubuhnya untuk membenarkan posisi tidurnya. Kamu menghela napas sembari menatap Jake yg sudah tertidur, kamu menggigit bibir saat baru tau mengenai fakta jika Jake mempunya riwayat panic attack.
Terlintas di pikiranmu apakah karena kejadian masa lalu yg menimpa kalian berdua, Jake jadi seperti ini. Kamu masih termenung sampai tidak sadar bahwa Jake membuka matanya dan sedang menatapmu.
"Sedang apa kau disini?" Kamu tersentak mendengar suara parau milik Jake.
"M-Maaf, aku pergi"
Jake terbangun lalu bersandar di kepala ranjang, "Lihat apa yg sudah kau lakukan kepadaku"
Kamu mematung di depan pintu membelakanginya.
"...dan kau masih berada disini, apa kau tidak punya malu?" hatimu sakit mendengar ucapan yg keluar dari mulut Jake, namun kamu hanya bisa diam karena merasa bahwa semua kalimatnya memang benar.
"Apa yg harus kulakukan?" tanyamu membuat Jake menaikkan satu alisnya.
"Apa yg harus kulakukan agar kau memaafkanku?" ulangmu.
Netra Jake menyipit menatapmu, sudut bibirnya tertarik samar. Kalimat yg keluar dari bibirmu terdengar sangat menarik di telinganya.
"Turuti semua perintahku" kamu menatap Jake dengan nyalang.
"Apa yg kau inginkan?" tanyamu hati-hati.
"Aku akan memikirkannya besok, kau keluarlah!" usir Jake.
Kamu meneguk saliva gusar saat tersadar sudah masuk ke dalam lubang yg salah, lubang terdalam yg tidak dapat kamu panjat lagi untuk menyelamatkan diri.
***
hii maaf baru up lagi yaa, setelah sekian lama story ini baru kepegang lagi sm aku hihi happy reading hope u guys enjoy! jgn lupa mampir ke story aku yg lain yaa kl kalian need cerita dgn cast member enhypen :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Youth ft Jake Sim of Enhypen
Hayran KurguAnna menyesal diasuh oleh keluarga Jake, jika bisa memilih lebih baik dia hidup di jalanan daripada harus berurusan dengan Pria yg bernama Jake.