Elara 13 : ••• Murid Baru •••

578 23 0
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca >3

Haii!! Ini cerita pertama aku. Mungkin kalo masih banyak yang kurang dimaklumin aja karena baru pertama hehehe.

🏵️🏵️🏵️

"Selamat pagi, anak-anakku sayang," ujar ibu guru tersebut dengan ramah. Diketahui guru tersebut bernama Layla, guru matematika yang masih muda.

"Pagi buk!!"

"Hari ini, kita belajar matematika."

"Udah tau!" jawab seluruh murid kompak. Ibu guru tersebut hanya tersenyum melihatnya.

"Tapi, sebelum masuk ke pembelajaran. Kita kedatangan murid baru." Guru tersebut menatap muridnya bergantian. Melihat antusias para siswa-siswi.

"SIAPA BU?"

"Tidak tau, kok tanya Ibu." Seluruh murid diam, tidak merasa lucu dengan ucapan guru tersebut.

Tidak lama, guru tersebut menatap pintu masuk lalu menyuruh seseorang untuk masuk. "Masuk."

Siswa yang dipanggil masuk dengan pandangan lurus. Satu tangannya dimasukkan di saku celana. Satu tangannya lagi memegang tali tas di pundaknya, membuat aura badboy langsung menguar darinya.

Siswi-siswi membulatkan mata, menutup mulutnya terkejut. Sangat manis dan tampan, membuat siswi-siswi berteriak histeris.

Ganteng banget

Cowok ternyata

Ahh, ganteng banget

Idaman

Ara kaget mendengar teriakkan dari murid siswi di kelasnya. Ia mengangkat kepalanya lalu menenggelamkan kembali di atas meja. Ia kembali menulis tidak jelas di meja karena masih kepikiran El. Virus El benar-benar sudah menyebar di pikiran Ara, hingga Ara terus kepikiran laki-laki itu. 

"Kapan, lo suka sama gue?"

"Akan gue tunggu, tapi kapan? Sampai gue tamat?"

"Perkenalkan namamu."

Laki-laki itu mengangguk, menatap seluruh siswa-siswi di depannya. "Perkenalkan, nama gue Tio."

Ah, udah namanya bagus orang nya ganteng

Mau sama Tio

"Terima kasih Tio. Kamu bisa duduk di sebelah Rara."

"Mana Rara? Rara, tunjuk tangan." Nama yang dipanggil sama sekali tidak mendengar karena masih terus memikirkan El yang sama sekali tidak memikirkannya.

Nabila menatap belakang lalu menyenggol lengan Ara. "Bangun, Ra."

"Apa?!" Ara mengangkat kepalanya, menatap Nabila kesal.

"Rara! Tunjuk tangan!" ujar ibu Layla yang sudah habis kesabaran. Matanya menatap tajam pada gadis berjilbab yang duduk di ujung sana.

Tangan Ara langsung terangkat tinggi karena tatapan Nabila yang penuh tekanan. Ia menatap siswa di sebelah guru tersebut lalu menurunkan tangannya pelan-pelan.

"Oke, Tio. Kamu bisa duduk di sana."

Siswi-siswi menatap kecewa sembari menurunkan bahunya. Padahal mereka sudah bersiap-siap, jika misalnya Tio duduk di sebelah mereka. Tatapan dendam dan benci berfokus pada Ara dari seorang gadis di kelas tersebut.

Tio berjalan menuju tempatnya lalu meletakkan tasnya kemudian duduk di sebelah kiri, sebelah gadis itu.

"Gue, Tio." Tio mengulurkan tangannya seperti biasa ketika berkenalan.

ELARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang