________________________
_________________________
__________________________
Suasana taman pondok pesantren Al-furqan di sore hari terlihat begitu indah, bunga yang mekar, langit yang terlihat indah, matahari yang hampir terbenam membuat suasana terlihat begitu indah.Nazira tengah duduk di sebuah bangku yang berada di taman pondok pesantren Al-furqan sembari membaca sebuah buku.
Tiba-tiba saja beberapa santriwati menghampirinya.
"Heh anak haram! ngapain kamu di sini? kamu itu harusnya pergi dari sini, ini pesantren, tempat suci dan pendosa seperti kamu tidak pantas berada di sini," ucap salah seorang santriwati.
Nazira yang tengah fokus membaca buku pun mendongakkan kepalanya menatap beberapa santriwati yang berdiri di hadapannya.
"Maaf, ini pesantren bukan punya kalian dan kalian gak punya hak buat ngusir aku dari sini," ucap Nazira, gadis itu menanggapinya dengan wajah yang tenang.
"Ngelunjak kamu ya!"
"Temen-temen, bawa dia ke lapangan!" Titah santriwati itu yang tak lain adalah Liana, semua santriwati yang berada di sana pun menyeret paksa Nazira hingga sampai di tengah lapangan.
"SEMUANYA AYO KE SINI!" Teriak Liana dengan sangat keras, semua santri dan pengurus berjalan tergesa-gesa menuju ke lapangan.
"Liat anak haram ini, apa dia pantes buat menyandang status sebagai seorang santri?" Tanya Liana ketika semua orang sudah berkumpul di lapangan.
"Ya enggaklah, dia itu pendosa, jangankan jadi santri, jadi seorang muslim pun dia itu gak pantes!" Ucap salah seorang santriwati.
Deg!
Hati Nazira tentu terasa sangat pedih, bagaimana bisa semua orang menganggapnya sebagai seorang pendosa hanya karena ibunya seorang wanita yang sangat menggemari dunia malam.
Rasanya ia sudah tak kuat lagi menahan air matanya, Nazira hanya terdiam dengan kepala tertunduk.
"Usir aja dia! kalo dia di sini bisa-bisa pesantren kita bakal kena sial."
"Iya bener tuh."
"Saya tidak habis pikir, bisa-bisanya perempuan seperti kamu berada di pondok pesantren ini," ucap salah seorang ustadzah bernama ustadzah Nia.
"Ayo seret dia keluar dari pondok pesantren ini!" Akhirnya semua santri menyeret tubuh Nazira dengan kasar seperti tak punya rasa kasihan sedikitpun.
Nazira hanya bisa menangis tanpa bisa melawan, Titi dan Ajeng yang berada di sana pun hanya terdiam, mereka tak mampu membantu teman baiknya yang sedang diperlakukan semena-mena oleh semua orang.
"TUNGGU!" Seru seseorang membuat semua orang yang tengah berjalan menuju gerbang pesantren sembari menyeret tubuh Nazira menghentikan langkahnya.
"Ada apa ini?" Tanya seseorang itu yang tak lain adalah Gus Farzan.
"Dia perempuan pembawa sial Gus, kami mau menyelamatkan pondok pesantren ini dari sial dengan cara mengusir wanita ini," ucap salah satu santri.
Nazira hanya terdiam menatap penuh harap ke arah Gus Farzan,ia betul-betul berharap Gus Farzan akan membelanya.
"Ngapain kamu ngeliatin Gus Farzan? Kamu berharap dia bakal belain kamu? kamu pikir kamu bisa selamat dengan cara dapetin hatinya Gus Farzan? gak usah ngarep ketinggian!" Ucap Liana.
Ucapan Liana itu membuat Nazira tersadar, tidaklah mungkin seorang Farzan Habibie Alfaqih akan membelanya, lelaki itu pasti juga akan mendukung semua orang agar mengusirnya dari pondok pesantren Al-furqan.
"Kamu itu ibarat ahli neraka yang tidak akan pernah bisa mendapatkan seorang pangeran surga!" Ucap Liana membuat Gus Farzan menatapnya dengan tatapan tajam.
"HEY! BERANI SEKALI KAMU BERUCAP SEPERTI ITU!" Ucap Gus Farzan.
"Sesuci apa kamu sampai berani berucap seperti itu? kamu mengatakan orang lain pendosa, apakah kamu itu suci? apa kamu sudah dijamin masuk surga?"
Liana hanya terdiam mendengar pertanyaan Gus Farzan.
"Kalau kamu adalah seorang malaikat yang tidak punya dosa, tidak punya hawa nafsu, mungkin kamu boleh berbicara seperti itu."
"TAPI KAMU ITU MANUSIA, MAKHLUK ALLAH YANG TIDAK PERNAH LUPUT DARI DOSA DAN KESALAHAN," ucap Gus Farzan dengan penuh penegasan.
"Ingat Liana! tidak ada karma yang lebih buruk untuk seseorang yang suka menghina selain merasa lebih hina daripada orang yang dihinanya itu," ucap Gus Farzan berhasil membuat Liana mematung di tempat.
Gus Farzan mengalihkan pandangannya ke arah pengurus pondok, "Dan kalian."
"KALIAN ITU SUDAH DEWASA BAHKAN LEBIH DEWASA DARI SAYA, KENAPA KALIAN HANYA DIAM KETIKA SEORANG SANTRI DIPERLAKUKAN SEPERTI INI?!"
"Gus, kenapa Gus Farzan masih membela dia, dia itu pantes diperlakukan seperti ini," ucap seorang ustadzah.
"Gus Farzan pasti sudah diguna-guna sama Nazira, makannya dia belain Nazira," ucap Lilis yang sedari tadi hanya terdiam.
Gus Farzan menoleh menatap tajam ke arah Lilis, "sebegitu bencinya kamu sama Nazira, Kamu sampai berani berucap seperti itu."
"Percuma bicara sama orang yang terkena pengaruh mantra, dia gak akan dengerin kita, dia pasti bakal terus belain Nazira," ucap seorang santriwati.
Liana berjalan mendekati Nazira yang masih menangis dan...
Plakk!
Liana menampar pipi Nazira dengan keras sehingga membuat gadis itu merasa kesakitan.
"Dasar anak haram! kamu itu cuma bisa bawa pengaruh buruk buat semua orang, kenapa orang seperti kamu bisa lahir di dunia ini? harusnya dulu kamu mati aja nyusul ibu kamu!"
"Kenapa sih dunia gak adil? aku juga gak mau terlahir dari rahim seorang wanita yang tidak baik, aku juga gak mau jadi wanita yang dianggap sebagai perempuan pembawa sial, aku mau bahagia," lirih Nazira.
Liana terkekeh pelan, "perempuan seperti kamu tidak akan pernah bahagia!"
"CUKUP!" Bentak Gus Farzan.
"Tidak ada yang boleh berbicara seperti itu kepada orang yang saya cintai, Nazira bukan wanita yang buruk, dia pasti akan hidup bahagia dan saya pastikan tidak ada seorang pun yang berani menghinanya seperti ini lagi," ucap Gus Farzan berhasil membuat semua orang yang berada di sana merasa sangat terkejut, bagaimana bisa Gus Farzan menyatakan cintanya secara terang-terangan seperti ini?
Plakk!
Gus Farzan menampar Liana dengan keras, sama seperti tamparan yang Liana layangkan kepada Nazira.
"INI ADALAH BALASAN KARENA KAMU SUDAH BERANI MENAMPAR NAZIRA!" Ucap Gus Farzan penuh emosi, lelaki itu benar-benar tidak bisa terima saat Nazira disakiti oleh orang lain
"Dasar perempuan pembawa sial! gara-gara kamu Gus Farzan jadi kayak gini, pake pelet apa kamu hah?!" Liana menatap Nazira dengan tatapan penuh kebencian.
"PERGI DARI SINI, DASAR PEMBAWA SIAL!" Teriak salah seorang santriwati.
Nazira sungguh sudah tak kuat lagi,ia ingin pergi dari sana tetapi tubuhnya mematung di tempat, air mata tak henti-hentinya menetes, sungguh berat dan sakit menjadi seorang Nazira, dulu dikampung ia sudah diperlakukan seperti ini,ia memutuskan pergi ke pesantren berharap di pesantren ia tidak akan diperlakukan seperti ini, tapi apa? semua orang malah memperlakukannya lebih buruk daripada orang-orang dikampung Nazira.
______________________
__________________________
_________________________Halo semua
Kangen banget sama kalian hehe
Gimana kabarnya?
Kira-kira Nazira bakal beneran pergi gak ya?
Stay tune terus ya
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Gus Kembar
Spiritualini tentang cinta segitiga antara seorang gadis dan sepasang Gus kembar. Nazira Shafira Aulia, seorang gadis berparas cantik, memiliki mata yang indah dan tubuh yang tidak terlalu tinggi, Nazira mencintai seorang laki-laki bernama Farhan Habibie Alf...