Bab 2

10 0 0
                                    

Sejak malam itu kami semakin dekat dan semakin sering bertemu diluar walaupun hanya untuk mengobrol, semakin dekat kita semakin sering dia menceritakan tentang dia dan masa lalunya.

Tak terduga malam itu mantan pacarnya menunggu didepan cafe tempat dia bekerja, aku yang berada didalam menunggunya untuk pulang bersama sambil menikmati secangkir teh hijau hangat tak diberitahu kalau mantan pacarnya sedang menunggunya diluar.

Waktu terus berjalan dan akhirnya waktu pulang pun tiba, tiba-tiba dia langsung menggandeng tangan ku untuk cepat-cepat pergi dari tempat itu dengan sedikit panik aku menurutinya dan bergegas pergi, setelah beberapa saat meninggalkan cafe tempatnya bekerja.

" ada apa kok panik gitu? " tanyaku.
" tadi ada mantanku nungguin didepan cafe " jawabnya.
" lah ngapain? kamu janjian emang sama dia? " sahutku.
" engga kok beneran, dia tadi chat nawarin jemput aku tapi aku ga mau " jawabnya.
" kok ga bilang dari tadi, aku kira temenku kok lihat ke arahku terus " ucapku.
" aku gamau kalau nanti berantem " jawabnya sambil memeluk.

" babe, can i see star tonight? " ucapnya.
" yeah, sure! "sahutku.

Aku putar motorku kearah sebaliknya menuju kota sebelah, setelah menempuh perjalanan selama 50menit kita sampai disebuah bukit yang lumayan ramai ketika aku sampai disana, banyak pasangan yang berada disana, setelah meminjam tikar lalu memesan 2 cangkir kopi panas serta beberapa makanan kami duduk disebuah tanah yang tak begitu luas tetapi memiliki pemandangan kota yang berwarna-warni dari lampu yang menyala dan sangat cantik.

" ada apa? " tanyaku membuka percakapan.
" emmm, tadi itu mantan pacarku aku udah gamau sama dia tapi dia tetap kejar-kejar aku " ucapnya.
" kenapa ga bilang tadi disana kalau itu mantan kamu? " tanyaku.
" ya aku gamau kalau nanti aku bilang ke kamu terus ribut " jawabnya.
" engga kok, aku bukan orang yang seperti itu kan bisa ditanya baik-baik, kalau tidak bisa ya terpaksa " sahutku.

Lama kami mengobrol sambil menikmati teh tarik panas, dia menceritakan tentang apa yang terjadi dengan masa lalunya hingga sekarang.

Setelah mendengarkan masa lalunya walaupun aku tak tau apakah itu sudah semuanya dia ceritakan.

Malah semakin dingin, bintang pun beranjak satu per satu dari tempatnya suara adzan samar-samar terdengar menandakan waktu subuh, tetapi kami masih berada disitu menikmati roti bakar yang menghangatkan tubuh dan aku pakaikan jaket parka yang lumayan tebal kepadanya.

" Kebiasaan kalo keluar malam ga pakai jaket, ini pakai udaranya makin dingin " ucapku sambil memakai kan jaket padanya.

" hehehe makasih " sahutnya sambil tersenyum.

Melihat senyuman yang indah dan cerah saat itu juga aku memutuskan untuk bersamanya, menjadi orang terakhir untuknya yang tak akan meninggalkannya.

" aku disini, akan terus disini bersamamu kamu jangan khawatir aku gak akan meninggalkanmu  " ucapku sambil ku elus pelan rambutnya.

" Udah adzan nih, ayo pulang kan nanti pagi kamu kerja "

Kami memutuskan untuk pulang kerumah karena waktu sudah menunjukkan pukul 04:10 pagi karena dia harus bekerja di pagi hari nya, diperjalanan aku melihat dari sepion dia tertidur, sesekali aku pandangi wajahnya yang pucat karena dinginnya malam.

" yaudah istirahat yah " ucapku saat berpisah dengannya di depan rumah.

Hampir setiap malam kami keluar bersama walau hanya sekedar minum kopi bersama dan bercerita tentang apapun, semakin aku tau apa yang terjadi dengannya semakin mantab aku untuk bersamanya, malam demi malam berlalu semakin cinta ini membesar samakin besar pula rasa khawatir akan dia meninggalkanku.

KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang