"Tak masalah. Aku akan tetap menunggumu disini sampai semua rasa sakitmu itu sepenuhnya menghilang."
PROFESSOR Slughorn sesekali menghela nafas sedangkan mata dan juga tangannya masih sibuk mencari dan mengumpulkan beberapa botol ramuan yang tertulis di daftar yang harus diberikannya tiap bulan untuk kebutuhan Madam Pomfrey di Hospital Wings.
Edelweiss berdiri dengan bosan tak jauh dari Professor Ramuan itu. Tadi setelah kelas, Professor Slughorn memanggilnya untuk membantu pria tua itu membawa beberapa botol ramuan pesanan Madam Pomfrey. Sebenarnya dari dulu ini memang sudah menjadi rutinitas Edelweiss tiap bulan untuk membantu Professor Slughorn. Tetapi tetap saja terasa membosankan saat harus menunggu Professor Slughorn menyelesaikan daftar panjang pesanan itu.
Edelweiss sudah pernah berulang kali menawarkan bantuan, tetapi Professor itu selalu menolaknya. Professor Slughorn selalu mengatakan bahwa meskipun Edelweiss paham dan tahu dengan berbagai ramuan, dia khawatir Edelweiss akan salah mengambil botol ramuan dan hanya akan menyebabkan pasien Madam Pomfrey malah semakin sakit nantinya.
Menurut Edelweiss itu adalah alasan yang klise. Karena sebenarnya setelah mengumpulkan botol-botol ramuan itu, Professor Slughorn juga selalu menyuruh Edelweiss untuk memeriksa kembali ramuan-ramuan tersebut. Edelweiss berpikir, Professor Slughorn hanya tak ingin botol-botol ramuan berharganya miliknya yang lain disentuh oleh orang lain.
Suara letupan-letupan kecil dari ramuan yang mendidih di ujung kompor sana membuat lamunan Edelweiss buyar. Ia penasaran dan ingin mengintip ramuan apa yang baru saja dibuat oleh Professor itu. Edelweiss melirik ke arah Professor Slughorn yang masih sibuk mengumpulkan botol-botol ramuannya. Edelweiss tersenyum kecil dan mulai berjalan mendekati meja tersebut.
Di atas meja yang sama dengan kompor itu, Edelweiss dapat melihat beberapa bahan yang berserakan. Ada sebuah tanduk Unicorn yang terpotong separuh, beberapa duri landak, sebuah botol kecil bertuliskan Moon Water dan juga sebuah hati naga yang telah dihancurkan. Edelweiss lalu mengalihkan pandangannya ke dalam panci yang masih berbuih itu. Cairan ramuan di dalamnya berwarna cokelat keemasan dengan bau sedikit menyengat tetapi sedikit tercium bau daun Wormwood. Edelweiss mengerutkan dahinya, berusaha mencerna dan memikirkan nama dari ramuan tersebut.
Edelweiss tersenyum lebar, ia mengenalinya. Itu adalah Lenio Potions atau bisa disebut juga Pain Relief Potions. Ramuan yang berguna untuk meredakan rasa sakit dan memulihkan kembali area mati rasa. Ramuan ini sepertinya sudah hampir selesai karena ramuan tersebut mulai berubah sedikit mengental.
"Akhirnya ramuan itu siap juga." Professor Slughorn tiba-tiba muncul dan berdiri di sebelah Edelweiss. Ia dengan cekatan mematikan api lalu mengambil centong kecil dan memasukan ramuan tersebut sedikit demi sedikit ke dalam sebuah botol yang telah diberi sticker bertuliskan Lenio Potions.
"Sedikit heran, kenapa Pomfrey selalu meminta ramuan ini dalam jumlah yang lebih banyak setiap awal bulannya. Padahal aku yakin takkan banyak murid yang menderita sakit yang lumayan parah sehingga harus menggunakan ramuan penghilang rasa sakit ini." Ujar Professor Slughorn sambil merapikan botol-botol ramuan yang ada di dalam keranjang kayu pesanan Madam Pomfrey.
Edelweiss berdehem kecil, "Entahlah Professor. Ku yakin Madam Pomfrey pasti memiliki seorang pasien yang sangat membutuhkan ramuan itu untuk tiap bulannya."
Professor Slughorn mengerutkan dahinya mendengar jawaban Edelweiss itu tetapi setelahnya ia mendengus tak peduli. "Baiklah, aku sudah memeriksa ramuan-ramuan ini. Jadi kau tak perlu lagi memeriksanya. Sekarang Kau bisa membawanya untuk Madam Pomfrey, Miss Brighton."
Edelweiss mengangguk kecil lalu mengambil keranjang itu dengan hati-hati. "Baiklah Professor, saya pergi dulu." Professor membalas dengan melambai kecil dan mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bright and Black
ФэнтезиDemi jenggot Merlin, apakah ia penuh dosa sehingga arwahnya tidak diterima di dunia akhirat? ini benar-benar tak bisa dipercaya. Harusnya malaikat pencabut nyawa sudah menjeputnya setelah Bellatrix sialan itu mengucapkan mantra Tak Termaafkan kepada...