Prilly benar-benar terkurung di dalam mansion Ali. Menjelang malam hari wanita itu masih mencari cara supaya ia bisa melarikan diri dari tempat ini. Ali sedang berada di ruang kerjanya bersama beberapa anak buahnya, Prilly tidak tahu apa yang pria itu kerjakan sejak sore tadi di dalam sana."Nyonya silahkan untuk membersihkan diri sebelum makan malam dimulai." Prilly yang duduk diranjang Ali tampak terkejut dengan kedatangan seorang wanita paruh baya yang memakai pakaian khas pembantu orang kaya.
Prilly sampai berpikir melihat bagaimana mewahnya pakaian pembantu Ali, ia yakin baju itu bahkan lebih mahal dari pakaian kantornya. Bahan dasar baju itu merupakan kain sutra yang harganya pasti selangit, kenapa Prilly tidak menjadi pembantu Ali saja ya? Ia yakin gaji pembantu Ali pasti jauh lebih besar dari gaji pegawai kantoran seperti dirinya.
"Mbak mau nanya dong?" Wanita itu tampak menganggukkan kepalanya. "Silahkan Nyonya." Jawabnya penuh kesopanan.
"Gaji kerja disini berapa Mbak?"
Wanita itu tampak terkejut namun detik berikutnya ekspresi wajahnya kembali seperti semula penuh penghormatan. "Saya tidak bisa memberitahu Nyonya perihal itu." Prilly tampak cemberut karena ia tidak menemukan jawaban atas rasa penasarannya.
"Kalau Mbak nggak kasih tahu saya nggak akan mandi dan ikut makan malam." Ancam Prilly coba-coba siapa tahu ia berhasil kan.
Wanita itu tampak gelisah, jika wanita Bosnya ini tidak makan malam mungkin dirinya yang akan menjadi santapan binatang peliharaan Bosnya itu. Melihat kegamangan wanita berwajah ayu didepannya membuat keisengan Prilly semakin menjadi-jadi. "Saya juga akan mencoba melarikan diri dari sini karena Mbak tidak memberikan kenyamanan kepada saya." Tambah Prilly dengan ekspresi wajah yang berlebihan.
"Saya diberikan gaji pokok oleh Tuan sekitar 100 juta perbulan Mbak."
"APA?!"
"Iya Mbak kami yang bekerja disini mendapatkan gaji pokok juga tunjangan lainnya dari Tuan Ali." Jelas wanita itu lagi. "Jadi total keseluruhan uang yang kami terima setiap bulannya hampir 300 juta."
Prilly nyaris terkena serangan jantung, gaji 1 bulan pekerja di mansion ini hampir 3 atau 4 tahun ia bekerja itupun kalau ia bisa menyisikan semua gaji tanpa ia ambil untuk biaya lainnya.
"Itu dibayar cash atau dicicil Mbak?" Tanya Prilly ngawur.
Wanita itu tampak tersenyum menatap ekspresi shock diwajah Prilly. "Cash Mbak setiap bulan tanpa terlambat."
"Mbak kira-kira ada lowongan kerja disini nggak? Saya dibayar 100 juta perbulan aja udah cukup kok Mbak." Wanita yang bertugas melayani Prilly itu tidak dapat menahan tawanya. Kenapa gadis yang dibawa oleh Tuannya sangat menggemaskan seperti ini?
"Nyonya bisa mendapatkan lebih dari itu saya yakin. Dan sekarang silahkan ke kamar mandi Nyonya kita harus segera bersiap-siap." Dengan langkah lesu Prilly melangkah menuju ke kamar mandi.
Ia masih memikirkan cara untuk bekerja disini kalau ia lolos ia berjanji akan mengajak Keyla untuk menjadi pembantu disini. Gajinya fantastis sekali cuy.
***
Keheningan menyelimuti meja makan. Disana Ali dan Prilly tampak sama-sama diam ketika menyantap makan malam mereka. Prilly ingin sekali protes pada Ali yang meminta pekerjanya untuk memasak menu makan malam seperti ingin membuat pesta saja. Banyak sekali.
Prilly yang terbiasa hidup hemat jelas menangis darah melihat berbagai macam makanan yang tentunya tidak akan mampu mereka habiskan dalam waktu satu malam. Tapi semua kekesalannya itu ia telan bulat-bulat karena ia merasa hal itu bukanlah urusannya.
"Kenapa? Kau ingin sesuatu yang lain?" Tanya Ali saat menyadari jika Prilly beberapa kali tertangkap sedang menatap kearahnya.
Prilly menoleh menatap Ali lalu menggelengkan kepalanya. "Cuma heran aja kita makan berdua tapi kenapa makanannya sebanyak ini." Akhirnya Prilly mengeluarkan pendapatnya.
Ali melirik kearah meja selama ini tidak tidak terlalu memperhatikan hal-hal seperti itu bahkan memakai meja ini saja bisa ia hitung dengan jari, Ali sangat jarang menginjakkan kakinya di mansion ini karena disibukkan dengan pekerjaannya.
"Makan saja jangan banyak tanya!" Akhirnya Ali memilih untuk melanjutkan makan malamnya sedangkan Prilly nyaris menancapkan garpu ditangannya pada mulut laki-laki itu.
Dengan wajah masam Prilly melanjutkan santapannya. Pukul 9 malam Prilly kembali berulah hingga membuat kepala Ali nyaris pecah karena wanita ini.
"Pokoknya antar aku pulang!" Raung Prilly di dalam kamar Ali. Mereka berada didalam kamar setelah menyelesaikan makan malam mereka.
Ali baru saja keluar dari kamar mandi langsung disambut raungan Prilly. "Diam! Ini sudah malam." Tegas Ali sambil menyeka air di wajah tampannya.
Prilly jelas tidak akan semudah itu menuruti perintah pria ini masih dengan suara cemprengnya Prilly kembali meneriaki Ali yang refleks memejamkan matanya karena kedua telinganya serentak berdenging akibat teriakan wanita itu.
Ali membalikkan badannya lalu ia tatap Prilly dengan penuh perhitungan. "Apa yang sebenarnya kau inginkan hah?" Prilly mulai sedikit goyah karena tatapan tajam pria ini namun sekuat tenaga ia berusaha melawan Ali.
"Mau pulang! Apa salahnya sih aku ingin pulang. Ini bukan rumahku dan aku tidak nyaman disini!" Pekik Prilly yang membuat Ali memejamkan matanya.
Ia sudah lelah menghadapi berbagai masalah di pekerjaannya dan sekarang Prilly justru membuat ulah. "Besok aku akan mengantar kau pulang besok." Ali memilih mengalah dan berniat melanjutkan langkahnya menuju walk in closet miliknya.
"Aku mau sekarang!"
"BESOK! AKU BILANG BESOK APA KAU TULI?!"
Prilly terkesiap akibat bentakan kasar Ali kedua matanya tampak berkaca-kaca namun ia masih berusaha melawan laki-laki didepannya. "Kau hanya pria yang kebetulan meniduri tadi malam jadi jangan berpikir kau bisa mengatur hidupku." Kedua gigi Prilly tampak bergemeletuk befitupula dengan Ali tatapan mata pria itu semakin tajam.
"Bagiku hubungan satu malam sama sekali tidak membekas apa-apa. Kau hanya aku jadikan sebagai alat untuk merasakan sex." Prilly tahu jika apa yang telah ia ucapkan mampu menyentil ego seorang pria dan ia baru sadar ketika Ali bergerak cepat kearahnya lalu melumat bibirnya dengan sangat kasar.
Prilly memekik pelan namun pekikan itu sontak tenggelam karena mulut Ali benar-benar melumat habis bibirnya. Prilly berusaha melawan namun jelas kekuatannya sama sekali tidak sebanding dengan kekuatan pria ini.
Tubuh Prilly terlempar kearah ranjang, kini ia terlentang diatas ranjang dengan nafas terengah-engah. "Kau memanfaatkan aku untuk kebutuhan sex mu bukan?" Suara Ali terdengar berbeda. Prilly seharusnya merasa takut ketika melihat Ali mulai melepaskan handuk yang melilit dipinggangnya tapi alih-alih merasa takut Prilly justru tidak sabar ingin melihat Ali telanjang.
Kedua matanya tampak mendamba menatap kearah selangkangan Ali hingga membuat Ali mengurungkan niatnya untuk menakut-nakuti wanita ini. Melihat tatapan Prilly yang begitu fokus pada selangkangannya membuat Ali bergidik sendiri. Apa yang salah dengan wanita ini?
Melihat Ali yang tak kunjung melepaskan handuk dipinggangnya, tatapan Prilly naik menatap Ali dengan wajah protesnya. "Kenapa nggak langsung dibuka?" Tanyanya yang membuat Ali nyaris membenturkan kepalanya pada dinding.
Ali kembali mengencangkan lilitan handuknya lalu berbalik meninggalkan Prilly diatas ranjang. "Dasar wanita gila!" Gumam Ali sebelum benar-benar meninggalkan Prilly sendirian.
Sepeninggalan Ali, sekujur tubuh Prilly merasa lemah bahkan ia tidak bisa menggerakkan kedua kakinya dengan benar. Tubuhnya benar-benar rebah dan terbaring di ranjang.
"Gila yang tadi benar-benar gila!" Prilly bergumam sendirian. "Setelah mengenal sex gue justru semakin mendamba sentuhan pria itu. Gue benar-benar udah nggak tergolong!" Jerit Prilly begitu keras hingga Ali yang sedang berpakaian dapat mendengarnya.
Kedua sudut bibir Ali tertarik tanpa ia sadari, baru satu hari wanita itu bersama dirinya tapi Ali sudah merasa sebahagia ini. Apa ia kurung saja wanita bodoh itu disini? Sepertinya ide bagus.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mafia
RomanceNext story yang menceritakan tentang seorang mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis setelah mereka melalui malam panas tanpa kesengajaan. Jangan lupa vote dan komennya yaaa..