Setibanya mereka..
"Wow,pantes" Gumam Adel seraya membuka helm yang digunakan oleh Ashel.
"Apanya?" Tanya Ashel yang mendengar perkataan Adel dengan samar samar.
"Eh? Ngga kok"
Ashel hanya diam dan tidak terlalu memikirkannya.
"Yaudah gue ke mami gue dulu ya,lo tunggu sini aja. Apa mau ikut?" Tanya Ashel.
"Gue disini aja deh ka"
"Yaudah,sebentar yaa"
~~~~
20 menit berlalu..
Ashel baru keluar dari gedung tempat dimana orang tuanya bekerja.
Dan Adel melihat wajah Ashel yang begitu tertekan,ia merasakan mood Ashel yang tampak berubah setelah Ashel memasuki gedung tersebut.
Adel pun bertanya tanya pada dirinya tentang apa yang terjadi pada diri Ashel yang memasuki gedung tersebut.
Adel berniat bertanya pada Ashel,tetapi mungkin saat ini adalah saat yang tidak tepat.
"Ayo antar gue balik aja Del" Ucap Ashel dengan lesu.
"Mobilnya?"
"Gapapa,taro di kampus aja. Emang lo mau jalan dua kali?"
"Hehe"
Adel pun memasangkan helm nya pada Ashel lalu menyuruh nya untuk naik.
"Oke,ayo naik ka"
~Adel tahu bahwa suasana hati Ashel tidak begitu baik. Maka dari itu,Adel pun membawa Ashel menuju ke tepi laut dengan pemandangan yang sangat indah di malam itu.
"Mau ngapain kesini Del?" Tanya Ashel.
"Ayo duduk di kursi sana" Ucap Adel sambil menunjuk kursi yang dapat melihat laut dengan jelas.
"Untuk apa Adel? Gue mau balik aja,lagi cape banget hari ini" Keluh Ashel dengan air mata yang terus ia tahan sedaritadi. Ia hanya tak ingin Adel khawatir padanya.
"Makanya,ayo tenangin diri lo dulu"
"Gue gapapa Del,mau balik terus istirahat aja"
Adel hanya diam dan menarik lengan Ashel agar ia mau menurut pada dirinya.
Dengan terpaksa,Ashel menurutinya.
Mereka berjalan dengan tangan yang saling menggenggam dan duduk di bangku tersebut.
Adel menatap Ashel dengan terus menerus.
"Pemandangannya di depan sana,ko natap gue mulu?" Tanya Ashel yang penasaran mengapa Adel hanya terus menatapnya.
"Karena kamu seindah laut itu Shel"
"Eleh,bisa aja lo" Ucap Ashel dengan sedikit terkekeh.
"Gitu dong,ketawa. Jangan murung terus KaShel"
Mendengar Adel yang berkata demikian membuat Ashel kembali diam.
"Gue gatau apa masalah lo,yang jelasnya Ka Ashel tetep senyum ya? Senyum lo itu berharga banget buat semua orang,termasuk gue kak" Jelas Adel.
"Berarti gue ini bagaikan badut dong? Gue harus tetep buat orang senyum,tertawa,sedangkan gue ngga?"
"Ga gitu kaak. Maksud gue tuh,apapun yang terjadi tetep bahagia ya Ka? Bahagia lo bahagia kita juga kak. Lo itu ga sendirian,jadi jangan di pendam terus dan ngebuat lo stres dan terus kepikiran"
"Kita itu.. siapa aja?" Tanya Ashel.
"Ya gue,Ka Marsha,Ka Chika,Christy,Zee,dan lain lain~" Ucap Adel sembari tersenyum lalu menghapus setetes air mata Ashel sebab ucapan Adel yang baru saja.
"Makasih Adel"
"Want a little Hug?" Tawar Adel.
Ashel mengangguk lalu memeluk Adel dan menumpahkan semua emosi nya dipelukan itu.
"Gue hiks.. gue gamau di jodohin Adell,gue harus apa? hiks"
"Oh.. tentang perjodohan?" Batin Adel.
"Ka Ashel bebas memilih. Itu kan hak kakak. Lagian sekarang kakak itu tugasnya cuma fokus untuk kuliah terus capai cita cita kakak" Ucap Adel yang memberi Ashel sedikit ketenangan.
"Tapi,gue gabisa nolak Dell.."
"Kenapa gitu?" Tanya Adel seraya menghapus air mata Ashel yang terus mengalir dengan jari jemarinya.
"Karena.."