Kebenaran dan Harapan yang Hilang

672 72 1
                                    

Sebuah kecupan yang menghancurkan segala fikiran Yoongi. Otaknya beku, membekukan seluruh badannya. Ia tak bisa berfikir apa yang terjadi saat ini. Ketika bibir tebal itu sangat lembut menyentuh bibirnya.

'Apa ini sialan ?'

Sretttt

Yoongi mencengkram kedua lengan Jimin dan mendorongnya sedikit menjauh. Jimin membeku, mengedipkan matanya bengong.

'APA YANG KAU LAKUKAN PARK JIMIN?' Teriak Jimin dalam batinnya.

"Maaf." Yoongi langsung mundur dan bersandar di kursinya.

"Aniooo~ maafkan aku. Tadi,,, itu,,, tadi tidak sengaja." Bohong, ya jelas Jimin berbohong. Dia bukan tidak sengaja tapi tidak sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan.

"Tentu saja." Yoongi menarik nafas dan membuangnya untuk menghilangkan rasa canggung. Ia mengusap rambut kepalanya sendiri lalu kembali menatap Jimin.

"Jimin, dengar."

Jimin mengangguk dan menunduk tak berani menatap pamannya, takut dimarahi karena apa yang baru saja ia lakukan.

"Jangan pernah berfikir terlalu keras untuk mengingat apapun. Jika kau penasaran aku akan menceritakan semuanya, kau dengar tapi jangan mencoba mengingat."

Jimin mengangguk, ini hal yang lebih serius dari apa yang baru saja dia lakukan. Itu bisa jadi pengalihan moment laknat tadi.

"Kalau begitu, beritahu aku apa yang sebenernya terjadi."

"Okee ... Jangan mencoba mengingat hanya dengar oke ?"

"Iya." Jimin mengangguk

"Eeem ,,, Saat itu, keadaan rumahmu kacau. Ayahmu dia menjual semua aset untuk trading dan tidak menyisakan apapun. Ibumu tidak akan sanggup jika harus hidup seperti itu. Dia bekerja untuk keluarga dan dia hanya seorang penjudi. Aku tau, disini aku membuat ayahmu buruk tapi memang itu kenyataannya. Saat itu ibumu mengajukan cerai dan berencana tinggal di rumahku. Lalu aku dan ibumu sedikit berdebat, dan ... Aku tak melihat truck dari depan dan aku sedikit terlambat untuk menghindar dan kami bertabrakan. Ibumu meninggal di tempat dan kau tak sadarkan diri. Aku menyesal soal kejadian itu. Mianhae."

Jimin mencoba mengatur nafasnya untuk tidak mengingat apapun. Walaupun sebagian yang diceritakan Yoongi sebagian ia bisa mengingatnya.

"Setelah kau sadar, kami menggelar pemakaman dan kau dibawa ayahmu. Setelah itu aku tak tau keadaanmu, karena aku kembali ke Gangnam. Sampai wali kelasmu menghubungiku, dia mengatakan kau akan dikeluarkan karena tunggakan pembayaran tiga semester. Begitu aku tau ayahmu menghabiskan semua uang kematian ibumu dan aku juga mendengar kau terancam dikeluarkan dari sekolah. Maka dari itu aku berencana mengambil mu dan menyekolahkanmu disini. Tapi saat itu kau masih benci padaku karena akulah penyebab ibumu meninggal. Aku dan ayahmu sedikit bermain fisik . Kau datang dan tanpa sengaja aku memukulmu sampai kau jatuh terbentur meja dan hilang ingatan."

Jimin membelalakan matanya, ia tak percaya ia kena pukulan pamannya sampai hilang ingatan. Iya yakin itu pasti pukulan yang sangat keras.

"Aku tau aku melakukan banyak kesalahan. Jika kau benci padaku,,, dan ingin pergi,,,, itu hakmu... tapi,,, tolong selesaikan pendidikanmu sebelum kau pergi dari rumah."

Jimin menunduk mengerti kenapa ibunya pernah berkata bahwa Yoongi adalah satu-satunya orang di dunia ini yang bisa membantunya. Jimin bukan gadis bodoh, setelah tau semuanya ia memang kesal tapi, ia tau kalau ibunya pasti lebih ingin dia dengan paman daripada dengan ayahnya yang jahat.

"Aku... Tidak akan pergi. Paman tidak perlu merasa bersalah, aku tau paman tidak pernah sengaja melakukan ini semua."

"Tentang perusahaan itu, jujur aku tak sedikitpun menginginkannya. Itu milik ibumu dan modal dari ayahmu, aku tak menyerahkannya pada ayahmu karena,,, kau tau sendiri. Aku yakin ibumu lebih setuju itu diberikan padamu ketika dewasa nanti. Karena kaulah satu-satunya yang memang layak memegang harta warisan ibumu dan juga keluarga Min."

ONLY YOU [ YOONMIN GS 18+ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang