XIII

224 28 14
                                    

Amica Scott

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amica Scott



.

.

.


"Apa yang terjadi? Kenapa leher Gavin terluka?"

"Ah, Itu.... Tidak..." Tangan kanan Alice yang tengah menuangkan air ke dalam gelas seketika terhenti. Dengan ragu-ragu untuk membuka mulutnya, Alice berbalik menatap ayahnya yang berdiri di ambang pintu dapur.

"Dalam perjalanan pulang tadi Gavin menggaruk lehernya dengan keras." Melihat sekeliling, Alice pun lanjut menambahkan.

Berbohong. Ya, itulah yang Alice lakukan saat ini. Dengan yakin ketika melihat sang ayah, keraguan yang gadis itu rasakan hilang seketika sebab ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir seperti kemarin.

Berkat Gavin, adiknya. Kemarin adalah hari yang paling luar biasa bagi Alice dan sang ayah. Namun bukan dalam arti yang baik, tetapi buruk.

Siang kemarin adalah siang hari biasa yang sangat panas dimana Alice sedang melakukan pekerjaannya memetik buah anggur di kebun luas milik tetua desa. Walaupun mendapatkan upah yang tidak seberapa karena tugasnya hanya memetik buah-buah anggur, tetapi Alice tetap melakukan pekerjaan tersebut sebab hanya itu yang bisa Alice lakukan untuk sedikit membantu perekonomian keluarganya.

Alice memutuskan untuk bekerja semenjak ia melihat sang ayah pulang bekerja hingga larut malam dengan tangan kanan yang dibalut kain yang dipenuhi noda darah. Terhitung dari saat itu, Alice yakin mungkin satu tahun telah berlalu sejak kejadian tersebut dan selama itu pula ia sudah bekerja sebagai pemetik buah anggur dengan jam kerja yang tidak penuh.

Jam kerja yang tidak penuh selama satu hari adalah alasan kenapa upah yang Alice tidak seberapa, dan penyebab Alice tidak bisa bekerja selama satu hari penuh adalah karena ia harus menjaga sang ibu yang sedang sakit.

Sejak dulu kehidupan keluarganya memang sulit, dan kesulitan tersebut semakin diperparah akibat cuaca musim dingin yang lebih dingin 2 tahun yang lalu yang menyebabkan ibunya terserang radang sendi hingga mengakibatkan kelumpuhan. Karena itulah secara bergantian Alice dan ayahnya pergi bekerja juga menjaga sang ibu di rumah.

Sejujurnya semua akan lebih mudah bila Gavin, adik bungsunya itu bisa diajak bekerja sama juga untuk menjaga ibu mereka. Namun yang Gavin lakukan hanya menambah masalah dengan kelakuan nakal dan usilnya, tetapi akhir-akhir ini sikap Gavin tiba-tiba saja berubah.

Memasak, membersihkan rumah, mengurus hewan ternak, dan bahkan dengan telaten membantu merawat sang ibu. Kini tanpa diminta Gavin melakukan semua pekerjaan tersebut yang membuat ia dan sang ayah bisa pergi bekerja dengan tenang.

Meskipun adiknya telah berubah menjadi lebih baik, dewasa, dan bertanggung jawab. Namun entah kenapa Alice merasa aneh dengan perubahan tiba-tiba tersebut, dan perasaan aneh itu terbukti ketika salah satu teman Alice yang bernama Rose datang tergopoh-gopoh mencarinya yang tengah sibuk memetik buah anggur.

Possibility (Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang