45 (END)

2.3K 236 71
                                    

Awalnya Salma beneran setakut itu. Mata di tutup, jalannya yang gak cuma lurus tapi naik turun, punya riwayat darah rendah yang udah otomatis bakal dikit-dikit jadi pusing.

Tapi karena ada sosok yang dari awal ada di sebelah Salma, megangin tubuh Salma erat banget, nuntun Salma pelan-pelan sampai dia jadi ngerasa aman.

Walaupun JANTUNG SALMA MAU COPOT.

"Heeseung.."

"Ya?"

"Masih jauh gak sih?"

"Bentar lagi sampai" sahut Heeseung.

Salma nutup mulut lagi, dia nelen ludah dalam-dalam. Pikirannya udah menimbun banyak banget pertanyaan.

"Kenapa sepi? Yang lain gak ikut?"

Meskipun Heeseung diem lama, Salma tau lewat hembusan napas nya kalau Heeseung ketawa.

Udah bermenit-menit dan beneran aja gak di jawab dong pertanyaan Salma.

Satu demi satu anak tangga Salma dan Heeseung pijak, walaupun jauh tapi karena di tengah perjalanan sambil bercanda tiba-tiba jadi gak kerasa.

Sekarang mereka udah bener-bener ada di atap rumah sakit.

Penutup mata yang Sunoo pasangin belum Heeseung lepas. Cuma angin kenceng dan suara burung yang bisa Salma rasain dan denger.

"Heeseung ini kapan mau di buka?"

"Oh iya lupa, pantesan kok lo gak kaget"

Aneh banget sumpah pengen Salma bejek.

"Bentar ya, lo tetep di situ" kata Heeseung lagi.

Salma denger suara beberapa barang jatuh dan beberapa kali suara Heeseung yang grasak-grusuk gak jelas. Lucu aja kenapa gitu harus sibuk sendiri, meski gak bisa liat tapi Salma udah bayangin muka panik nya Heeseung.

"Oke! lo boleh buka penutupnya"

"Gue buka ya"

Salma buka penutup matanya pelan-pelan, masih samar-samar sebelum akhirnya dia bisa lihat dengan jelas situasi di depannya.

Salma hilang kata-kata, dia cuma bisa memandang Heeseung di depannya dan semua yang ada di sana.

Gak ada yang pernah menduga kalau hari ini adalah hari paling di luar prediksi.

Hari dimana jantungnya gak bisa berhenti berdebar, dan senyumnya gak berhenti merekah. Salma jadi ngerasa kayak hilang wibawa jujur, kenapa harus begini di saat Salma harusnya galau.

Bahagia? IYA SANGAT.

"lo.."

Heeseung mendekat, langkahnya yang pasti itu semakin mencoba melewati batas.

Tembok tinggi yang Salma bangun sejak awal sebagai seorang pengasuh dan majikan tiba-tiba Heeseung hancurkan.

Dia datang dengan janji, bunga dan cincin di kedua tangannya.

"Salma, gue tau ini aneh banget ini bener-bener di luar kendali gue apalagi lo. Gue tau ini udah kelewatan, gue mutusin semuanya tanpa gue tanya dulu perasaan lo. Tapi lo perlu tau, gue suka sama lo sejak pertama kali kita ketemu"

Salma yang dari tadi dengerin semua omongan Heeseung langsung membuka mata lebar-lebar, shock berat sampai seluruh tubuhnya mati rasa. Wajahnya udah merah dan jantungnya terus berdebar kencang.

"Kalau lo gak yakin dengan ini lo bisa mundur dan pergi, semua jawaban lo gue terima. Haha.. gue cuma ungkapin perasaan gue doang. Ya, setelah anak-anak ngeyakinin gue beberapa kali akhirnya ini momen yang pas, iya kan?"

Pengasuh ; Enhypen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang