Reiner menuangkan bir dari kaleng ke dalam gelas yang sudah diisi dengan es batu. Dia menyodorkan salah satunya pada Michael dan tersenyum hangat.
"Thanks," ucapnya pelan.
"Aku melihatmu pulang diantar oleh Jimmy, dia baik sekali, ya? Berapa kali sih, dia selalu mengantarmu akhir-akhir ini?"
"Hanya karena kebetulan satu arah, dan aku tidak punya pilihan daripada harus mati berdiri di jalan"
"Tidak, Mich. Tidak ada kebetulan yang seperti itu. Dia jelas tertarik padamu."
"Aku benar-benar sedang tidak ingin membahasnya," tukasku enggan.
"Aku tidak peduli seberapa sering kita membahas para alpha, aku hanya ingin mengingatkan bahwa Josh butuh seorang ayah. Bagaimana mungkin kau memintaku berhenti mengkhawatirkan kalian dengan sikap dinginmu terhadap laki-laki alpha seolah mereka makhluk menjijikkan."
"Ini namanya pasca traumatic disorder," bantah Michael. "Dan aku tidak pernah memperlakukan mereka begitu, kok. Kalau aku tidak ramah, mana mungkin mereka mau berteman denganku, iya kan?"
"Persetan, Mich. Kau yang menolak mentah-mentah semua nama psikiater yang kutawarkan. Kau membiarkan dirimu terkurung dalam ketakutan yang kau buat sendiri. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa kau bisa bersikap tidak adil seperti ini pada Josh. Apa kau tidak lihat sesenang apa dia setiap kali bertemu dengan Jeno? Bayangkan dia mempunyai sosok seperti itu yang bisa ditemuinya setiap hari."
Jeno adalah suami Reiner. Sosok pria lembut dan penyayang keluarga serta sangat menyukai anak-anak. Namun entah kenapa, justru keputusan menunda anak di antara mereka datangnya dari Jeno sendiri. Reiner bilang Jeno butuh waktu sampai pekerjaannya stabil dan tidak harus berpindah-pindah kota. Sahabatnya jelas sangat kecewa. Dia malah berpikir kalau kehadiran seorang anak akan membantu dia menjalani hari-hari yang sepi setiap kali Jeno dinas luar.
Michael tidak menanggapi. Bagiku mata hazel milik Reiner jauh lebih menarik untuk diperhatikan ketimbang ucapannya. Dia sungguh omega cantik. Primadona kampus kala itu. Aku yakin pasti akan lebih mudah menjadi seorang Reiner dalam memilih alpha atau beta pria mana pun yang ia inginkan. Mereka semua memperlakukannya dengan baik dan hati-hati. Persis patung porselen bernilai jutaan dolar.
Sementara Michael malah jatuh cinta dengan pria brengsek yang hanya tahu bagaimana menjadikan dirinya sosok dominan dan otoriter. Sosok yang membuat Michael sekarang memiliki kesimpulan sama rata terhadap semua alpha di muka bumi ini. Mereka hanya ingin menunjukkan seberapa hebatnya mereka dalam mengatur perasaan halus omega dan selalu merasa memiliki keistimewaan untuk disodori pilihan lebih dari satu.
Prinsip mereka sungguh jauh dari manusiawi. Tidak ada yang namanya bertahan atau tinggalkan. Kalau bisa dihancurkan terlebih dahulu sebelum dibuang, kenapa tidak? Kurang lebih seperti itu. Michael sudah lama menarik kesimpulan yang sekarang mengakar seperti sebuah doktrin dalam hidup.
"Aku tidak tahu mengapa aku terus mendesakmu soal ini. Di Kanada hidup sebagai ibu tunggal dan tidak berencana menikah lagi memang bukan permasalahan besar. Aku mengkhawatirkan kalian kalau suatu saat harus kembali ke Korea dan menerima penilaian orang-orang. Kau mungkin memang tidak pernah berencana untuk pulang, makanya_"
"Aku akan pulang dalam waktu dekat," selaku tiba-tiba.
Reiner membulatkan mata. "Kau serius? But wait, apa terjadi sesuatu yang buruk di sana?"
Sebagai mantan seorang mahasiswa psikolog, Reiner pasti sudah sering mengasah indera perasanya untuk menganalisis setiap keadaan yang mungkin terjadi. Pemuda itu menatapku seolah hanya sebuah bencana yang berhasil membuatku pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN 🔞
FanficRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...