"Senyawa para-diklorobenzena (C6H4Cl2) di sebuah larutan yang terbentuk dengan melarutkan 2,65 gram C6H4Cl2 di dalam 50 ml benzena dengan ensitas 0,879 g/ml....."
Gerak bibir tebal gadis berponi ini bergumam pelan dengan mata yang berfokus pada sebuah kertas berisi tulisan di tangannya. Bola mata hazel gadis ini bergerak mengitari setiap soal demi soal yang membuatnya pusing.
Saat ini Lisa tengah mengerjakan soal olimpiade tahun lalu. Lisa sudah mengerjakan dua lembar soal dalam kurun waktu satu jam. Maka tak jarang, gadis berponi ini menghela nafas berat karena belum menemukan jawaban dari soal yang menurutnya sulit.
Tapi itu tak menghentikan Lisa untuk terus mencari jawabannya. Ia beralih membaca buku tebal yang berisi rumus -rumus kimia. Otaknya mulai mencerna dengan mulutnya yang tak henti bergumam. Tersenyum cerah menemukan jawabannya, ia langsung mengisinya.
Saat ini Lisa berada di sebuah ruangan yang cukup besar dimana terdapat meja panjang yang melingkar memenuhi sudut ruangan tersebut. Ruangan ini biasanya digunakan untuk pertemuan murid-murid yang terpilih sebagai perwakilan olimpiade. Atau bisa disebut juga murid-murid pintar yang memiliki IQ diatas rata-rata.
Dan biasanya sebelum olimpiade dimulai, banyak murid-murid berada disini untuk mengerjakan soal-soal. Dan sekarang bukan hanya Lisa yang berada didalam ruangan, ada sebagian murid lainnya ikut duduk mengerjakan.
Dikarenakan ujian semakin dekat, mereka lebih serius dan semangat untuk belajar. Tak ada satupun yang mengeluarkan suara, bahkan tak ada yang berpindah dari posisi duduk.
Beberapa saat keheningan menyelimuti ruangan, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok jangkung yang baru saja masuk. Semua orang yang sebelumnya fokus pada kertas dimeja malah beralih memandang laki-laki tampan ini.
Suasana yang awalnya hening jadi heboh karena kehadiran sosok ini. Tak terkecuali cewek-cewek yang mulai berbisik satu sama lain sehingga mendapatkan tatapan sinis dari cowok-cowok karena mengganggu konsentrasi belajarnya.
Sosok ini tak menghiraukan sorakan para fansnya, ia hanya fokus pada satu orang yang duduk disudut ruangan sambil menatapnya tajam. Sosok ini malah tergelak pelan melihat respon gadis berponi ini.
"Ngapain sih lo kesini? Bikin heboh aja." Ketus Lisa menatap jengah laki-laki yang sudah berdiri dihadapannya.
Sosok didepannya itu adalah Jeka. Jeka masuk tanpa izin dan langsung menghampiri Lisa. Itu membuat Lisa berdecak kesal lantaran Jeka membuat keadaan belajar mereka terganggu. Tapi nampaknya laki-laki itu tak perduli sama sekali, ia tetap menerobos mendekati Lisa.
"Jutek banget, baru juga ketemu." Ujar Jeka tak terima dengan sikap ketus Lisa menyambut kedatangannya.
"Ya lagian ngapain sih nyamperin gue. Disini tu orang pada belajar, jungkook. Lo bisa ganggu konsentrasi anak anak yang lain. Tuh liat mereka pada ngeliatin lo." Decak kesal Lisa karena Jeka tak memahami kondisi sekitar. Malah laki-laki tampan ini mendudukkan bokongnya disebelah Lisa sambil memperhatikan kegiatan Lisa.
Lisa dapat melihat bahwa orang-orang memperhatikan mereka. Wajah iri diselimuti cemburu tampak jelas dari raut wajah mereka.
"Masih lama belajarnya? Ada yang sulit? Mau gue tunjukin nggak?" Tawar Jeka
Lirik Lisa dengan kerutan didahinya.
"Emang lo ngerti?" Tanya Lisa meragukan"Lo lupa julukan gue? Golden boy. Julukan dari mr. Chan karena selalu dapat nilai A disetiap kelasnya. So, this is easy for me." Jawab Jeka dengan nada sombong. Jeka langsung mengambil alih buku ditangannya.
Jeka membalikkan lembar soal satu per satu dengan wajah mencibir membuat Lisa jengah melihatnya. Ingin rasanya ia memukul wajah menyebalkan itu.
Sesekali alis tebal laki-laki ini mengkerut melihat semua soal dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love Story [Liskook & 97 liner]
Lãng mạnKisah cinta anak sma antara Jeka Alexandrez dan Lalisa Gabriella. Dua sepasang remaja populer dikalangan SMA Galaxy bersama para sahabatnya mengisi kehidupan mereka dengan cerita-cerita baru tentang percintaan, persahabatan dan kekeluargaan. Kalau k...