part 49 haruskah?

2.1K 155 9
                                    

Luna bisa menyadari pipi keysa yang mulai basah oleh air mata.

Luna melepas ciumannya "sulitkah? Jijikkah? Sampai kamu menangis?"

Luna mengerti, itu yang dia rasakan dulu, ketikan revan memaksa untuk mencium bibirnya.

Keysa hanya diam sambil menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan, dia menangis tanpa bisa berkata apa-apa.

Perlahan air mata luna juga berjatuhan, tanpa terisak, luna tidak mengerti sejak kapan hubungan mereka berubah seperti itu. Dimana letak kesalahannya, dan mengapa itu bisa terjadi.

Keduanya menyendiri di sudut kasur yang berlawanan. Terdiam, hingga langit menjadi semakin terang dan air mata mulai mengering.

"Aku.. tidak tau dimana letak kesalahanku" ucap luna.

"Kamu nggak salah, ada yang salah denganku.."

"Apa yang salah, apa yang terjadi pada kita"

"Aku.. menghianatimu"

Tidak ada yang berubah dari ekspresi luna, karena dia sudah tau, begitu juga dengan keysa seakan semalam dia sengaja memperlihatkan semuanya pada luna.

"Apakah, perasaanmu berubah?"

Keysa memilih diam, luna merasa bahwa keysa tidak ingin menyakitinya.

"Jika, kamu bertahan hanya karena takut bahwa aku akan mengulang hal yang sama seperti yang kulakukan dulu, kamu tidak perlu hawatir, aku tidak akan menyakiti diriku sendiri.."

"Bisakah kamu bejanji?"

Luna hanya bisa mengangguk, jika dia mencoba berbicara dia takut bahwa air mata akan mengalir di pipinya.

Hanya menunggu waktu, luna harus kembali pergi, sementara keysa hanya bisa menatap melihat luna yang bersiap  dengan posisi memeluk kedua lutut.

"Aku akan pergi"

Waktu terasa berjalan dengan cepat, keysa langsung berlari memeluk luna dari belakang, cukup erat.

"Jaga dirimu, maafkan aku sudah menyeretmu dalam hubungan terlarang ini"

Luna pergi, keysa berlari kembali ke dalam kamar, melempat tubuhnya keatas kasur, menutup kepalanya dengan selimut kemudian menangis sejadi jadinya.

Sepanjang perjalanan Luna hanya melamun, duduk dengan tatapan kosong. Saat tiba di kontrakannya, dia meletakkan tas, menyapu rumah dan beraktivitas seperti tidak ada hal yang terjadi.

Saat tiba shift jaga hampir tiba, dia berangkat lebih awal, bertemu teman temannya disana.

"Ciee yang abis liburan"

Luna tersenyum "gimana liburanmu?"

"B aja, aku abisin waktu buat tidur, nah kamu gimana kok kayaknya mata kamu sembab"

"Kurang tidur" sambil mengambil kopi.

Luna berkumpul, mengobrol, bercanda bahkan tertawa. Itu membuat Dr Nita merasa heran, mustahil semua baik-baik saja.

Memang semua seakan berjalan normal dan lancar, namun ketika suasana rumah sakit menjadi sepi, ketika kebanyakan semua orang terlelap, disaat itu luna mulai kembali dihantui rasa kesepian. Fikirannya terus diselimuti rasa sedih, fakta bahwa dia tidak memiliki siapapun di hidupnya selain kakek dan neneknya yang sudah tua membuat luna semakin takut.

 Fikirannya terus diselimuti rasa sedih, fakta bahwa dia tidak memiliki siapapun di hidupnya selain kakek dan neneknya yang sudah tua membuat luna semakin takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dr Nita datang tepat waktu, duduk di sebelah luna tanpa mempertanyakan apapun.

"Sepertinya, tuhan sangat membenciku"

"Kenapa berfikir seperti itu"

"Mungkin karena aku pembangkang, aku selalu menolak takdir yang dia berikan padaku"

"Tapi sepertinya dia juga mengutusku, untuk menemanimu di saat saat terburukmu"

Luna tersenyum kecut "manusia memang selalu tamak, siapapun yang dikirimkan tuhan untukku, jika orang itu bukan yang kuinginkan, rasa kecewa tetap ada"

"Tuhan memberikanmu kesempatan untuk membuka lembaran baru lagi"

"Aku tidak akan mengambil kesempatan itu lagi, sudah cukup selama ini, tidak ada yang berjalan baik dalam hidupku"

"Jangan menyerah"

"Aku tidak menyerah hanya pasrah, karena tuhan sama egoisnya, saat aku memilih menyerah dan ingin semuanya berakhir, dia kembali mengirimkan seseorang yang kuinginkan untuk menyelamatkanku, membuatku kembali hidup kemudian kembali membawaku dalam masa kelam"

Kemudian sebuah pesan masuk di hp luna, dia segera mengeceknya.

Itu adalah pesan dari vera yang mempertanyakan hubungan luna dan keysa. Sambil mengirimkan Screnshot profil bio keysa yang bertuliskan nama seorang lelaki yang menjadi kekasihnya.

"Kenapa dia sangat kejam?" Ucap Dr Nita

"Baguslah, nampaknya dia bahagia, karena tidak perlu lagi, bersembunyi dalam hubungan"

"Bibirmu berkata seperti itu, tapi air matamu jauh lebih jujur"

Luna kembali menangis, terisak cukup keras, Dr Nita segera memeluknya.

Girl love Girl (GXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang