22

243 37 6
                                    

Diwaktu yang sama dan tempat berbeda. Gadis mungil yang dicari-cari saat ini tengah tergeletak lemas di pojok ruangan yang begitu gelap.

Kepalanya begitu terasa sakit. Dia tidak sepenuhnya ingat apa yang terjadi. Terakhir dia berada didepan ruang kelas 3-4 dan tiba-tiba merasakan benda tumpul yang menghantam belakang kepalanya.

Mina. Ya Aesol ingat Mina lah yang telah memukulnya. Tapi untuk apa? Kenapa dia melakukannya? Aesol tidak merasa punya masalah dengan gadis itu.

Namun, yang baru ia ingat adalah. Mina salah satu teman yang membully nya saat kelas 2 dulu. Kenapa ia bodoh sekali meng'iya'kan ucapan gadis itu tanpa curiga?

"Eunghh" lengguh Aesol seraya memperhatikan ruangan gelap tersebut. Dimana dia? Aesol tidak mengenal tempat ini.

Tangan kecilnya mencoba menahan tubuhnya agar dapat duduk dengan benar.

"Tuan putri sudah bangun rupanya"

*BYUUURRR

Air dingin menyapa kulit Aesol, dia sudah tidak mengenakan jas milik kekasihnya lagi. Sehingga udara dingin malam itu terasa begitu menusuk di tubuh mungil Aesol

"Segerkan? Ah apa kurang?" Ucap seseorang, Aesol tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang tersebut. Ruangan nya terlalu lembab dan gelap. Tapi Aesol dapat mengenali suaranya.

*BYUUURRR

Kembali Aesol merasakan dinginnya air yang menjalari seluruh tubuhnya.

Tidak ada suara yang bisa Aesol keluarkan. Bibirnya terlalu bergetar untuk mengatakan sesuatu. Dengan sekuat tenaga Aesol mencoba bangun.

"Akhirnya, gue bisa ngeliat lo kek gini" ucapnya lagi, dia menatap tubuh kecil yang tak berdaya itu tengah bergetar.

Aesol dengan sisa tenaga berusaha untuk bangun, bajunya yang basah kuyup semakin membuatnya kesulitan untuk berdiri.

"Seo Eunjae" panggil Aesol dengan suara yang serak setelah akhirnya ia bisa berdiri

Gadis dengan penampilan yang sangat kacau itu berjalan sembari menatap Eunjae, sebuah senyuman ia tampilkan di wajahnya.

"Kenapa? Iri ya?" Ucap Aesol dengan tatapan yang tidak pernah ia tampilkan kepada siapapun.

Seo Eunjae yang diketahui merupakan dalang dari semua ini, sedikit terkejut dengan ucapan gadis didepannya. Tidak, ini bukan Aesol culun yang ia tau. Aesol berbeda.

"Ternyata cantik dan popularitas yang kamu punya, ngga bisa bikin kamu mendapatkan semuanya ya kan?" Tanya Aesol. Jujur, kali ini dia tidak ingin kalah. Bukan saatnya untuk bertingkah lemah ketika sendiri, terutama dihadapan gadis seperti Eunjae

"Termasuk Ilha" lanjut Aesol sudut bibirnya terangkat seolah mengatakan bahwa Aesol lah yang menang.

Tangan Eunjae sudah mengepal erat, rahangnya mengeras ketika mendengar ucapan Aesol.

"Si*lan"

*PLAKK

Tamparan keras ia layangkan pada pipi Aesol, membuat gadis itu kembali tersungkur. Tubuhnya yang kecil dan lemah tidak bisa menahan kerasnya tamparan Eunjae

"Sampai aku mati pun kamu gak akan bisa dapetin Ilha" ucap Aesol kembali berusaha bangun, tangannya memegang pipi yang ditampar tadi.

Eunjae menatap marah gadis dihadapannya. Dengan langkah lebarnya, tangan Eunjae menarik rambut pendek Aesol membuat gadis mungil itu meringis kesakitan

"Lo pikir gue lakuin ini karena Ilha? Gak ya bgst!"

"AKHH!" Rintih Aesol ketika tubuhnya tersungkur dan kepalanya tidak sengaja membentur meja kayu yang terdapat di ruangan tersebut.

Secret Love Song - Ilha x Aesol // Duty After School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang