chapter 49.

6 2 0
                                    

                     Tumpah darah.

Setelah 500 meter jauhnya mereka merayap, mereka segera berlari ke arah pemukiman yang telah hancur dan tak berpenghuni.

Beruntung masih ada kuda - kuda terlantar dan tak terurus. mereka segera mengambilnya dan pergi manjauh dari sana.

Mereka berjalan 10 kilometer jauhnya tanpa suara sedikitpun.

" Kupikir hotoby diculik ke sebuah pangkalan militer angkatan laut yang telah mereka duduki. Kudengar mereka berhasil menduduki beberapa barak dan pangkalan militer." Ucap Nichole memecah kesunyian.

" Kenapa kau berpikir begitu?." Tanya Tommy.

" Aku melihat beberapa jejak tapal kuda di sekitar arah jam 5 sebelum kita merayap tadi." Jawab Nichole singkat.

" Apa hubungannya?." Tanya kuyu.

" Ada, kupikir Veli tahu. " Tukas Nichole.

" Menurutku berdasarkan arah Kompas saat kita disana, seharusnya ada pangkalan militer angkatan laut tak jauh dari sana." Veli menjelaskan seraya menerawang.

" Lalu, apa kita akan kesana?." Tanya Omer.

" Sudah pasti." Nichole menjawab dengan penuh keyakinan.

" Hey, kita harus pergi ke sana dengan penuh lumpur begini dan tanpa rencana." Kuyu membantah.

" Eh, kita ini militer, bukan artis. Tak usah mempermasalahkan lumpur, toh nanti kering sendiri. Kita utamakan dulu misi negara." Nichole membalas bantahan kuyu.

" Masalahnya rencana, rencana. Kau mau kita semua mati konyol setelah sampai disana." Bantah kuyu lagi.

" Sebaiknya kita jangan berhenti dulu dan cari barak militer berikutnya. Kita bisa beristirahat dan mengatur rencana disana." Tutup Nichole.

Mereka pun segera berjalan mengitari bukit dan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan barak militer.

10 menit kemudian mereka menemukan barak militer, mereka segara makan, minum, menyusun rencana dan menuntaskan semuanya.

2 jam setelahnya mereka segera pergi menuju pelabuhan tempat dimana hotoby diculik. Kuda mereka berlari sangat kencang bergerak membawa para perwira yang sedang menungganginya.

Sementara, di dalam gedung pelabuhan militer hotoby sedang diperas habis-habisan informasinya.

" Cepat katakan, dimana pedang itu." Bentak pemimpin mereka.

" Aku tak tahu, aku bukan pemiliknya.   Kalian salah tangkap." Jawab hotoby yang terpaksa harus berbohong.

" Jujur, atau kubuat otakmu berantakan !." Bentak pemimpin mereka lagi.

" Lihat ini bodoh!." Perintah pemimpin mereka.

Si pemimpin melepaskan sebuah tembakan bowgun ke arah tawanan lain hingga menembus sampai ke sandaran kursi.

" Lihat, kepalamu akan bernasib sama Dengannya kalau membangkang." Ancam si pemimpin.

Si pemimpin itu mulai kehabisan kesabaran, ia menodongkan bowgunnya ke arah kepala hotoby.

Hampir saja ia menarik pelatuk bowgunnya tiba-tiba Nichole memecahkan kaca jendela dan menerobos masuk ke dalam. Ia segera menembaki semua orang kecuali para tawanan hingga tak tersisa.

" Tluk." Suara peledak dilempar dari luar.

" Cepat keluar, ada peledak disini!." Nichole berteriak sekencang - kencangnya ketika menyadari peledak yang dilempar dari luar.

Ternyata pelabuhan itu telah sepenuhnya dikuasai oleh fraksi oposisi, tak seperti yang mereka duga.

" Duaaar." Ruangan itu meledak tepat setelah semua tawanan keluar dari ruangan itu. Semua penjaga sudah dilumpuhkan oleh komandirjk, kuyu, dan Omer.

Fraksi oposisi yang melawan diluar dilawan oleh para monster terkecuali Catherine. Nichole, kuyu, komandirjk dan Omer beserta tawanan lain segera menyelinap keluar dari pelabuhan dan memasuki hutan terdekat.

Mereka semua diamankan di gerobak-gerobak yang ditarik dengan kuda. Disana terjadi pertempuran yang sangat sengit, terpaksa mereka berempat kembali ke pelabuhan dan ikut bertempur.

Jumlah mereka luar biasa banyak. Walaupun dibantu monster ini bukan pertempuran seimbang, mereka memiliki amunisi dan rudal yang sangat banyak sehingga sebanyak apapun monster itu tak berarti apa-apa.

" Duaaar, duaaar." Pasukan resimen komando milisi datang tiba-tiba dan meledakkan seluruh jalur yang dapat menjadi jalan masuk bantuan atau jalan kabur.

Mereka segera ikut bertempur dengan membawa beberapa panzer dan puluhan rudal. Yang mengejutkan ternyata pasukan milisi itu dipimpin oleh komandan imark.

Namun ini tak cukup untuk membalikkan situasi. Komandirjk segera menghampiri Nichole dan komandan imark.

" Kita terdesak. Kalian semua harus kabur sekarang." Ucap komandirjk.

" Apa maksud anda?." Tanya Nichole bingung.

" Aku punya strategi yang bisa membalikkan keadaan. Satu-satunya cara hanya dengan meledakkan semua amunisi mereka dan membumihanguskan pelabuhan ini." Komandirjk menjelaskan dengan terburu-buru.

" Tapi.." Nichole tak menyelesaikan kalimatnya.

" Tak ada waktu, aku yang akan melakukannya. Kalian segera pergi." perintah komandirjk.

" Baiklah." Nichole mengiyakan perintah komandirjk.

" Aakh, aku juga." Seru komandan imark semangat.

" Baiklah." Ucap Nichole dengan wajah sedih.

" Kau diangkat menjadi panglima militer." Ucap komandirjk lagi.

" Hah?." Tanya Nichole bingung.

" Kata ilynovich jika ia gugur maka penggantinya kau. Sudah disetujui oleh kaisar. Oh, iya ini adalah basis terakhir mereka, begitu hancur mereka juga akan lenyap." Jawab komandirjk untuk terakhir kalinya.

" Hati-hati dijalan Nichole." Ucap komandan imark untuk yang terakhir kalinya.

Mereka pun segera berkoordinasi dan memulai rencana mereka. Kedua perwira senior terakhir itu segera menyelinap ke gudang amunisi mereka dan mengunci pintunya agar tak ada yang menggangu rencana mereka.

" Aku ingin mengakhiri perang lalu hidup bahagia, namun itu takkan terwujud. Sebaiknya kau Ikut kabur dengan mereka." Ujar komandirjk ketika menumpahkan mesiu dan bahan mudah terbakar lain ke tanah.

" Tidak, aku sudah cukup bahagia melihat anak didikku menjadi orang besar. Aku cuma mau mati dengan tenang." Jawab komandan imark.

" Kalau begitu mari kita hidup bahagia disurga nanti." Celetuk komandirjk.

" Ayo, aku menantikannya." Ucap komandan imark tepat sebelum ledakan hebat terjadi dan meluluh lantakkan seluruh pelabuhan.

Sementara itu mereka semua telah kabur menaiki panzer bersama tawanan lain dari tempat itu menuju tempat pengungsian korban perang untuk mengungsikan para tawanan dan beristirahat sejenak.

Yang lama pasti digantikan oleh yang baru, suka tak suka mau tak mau. Prinsip itu akan terus berulang di setiap zaman.

Harapan baru kini telah dititipkan ke tangan mereka dan merekalah yang akan melanjutkan mimpi pendahulunya yang belum terealisasi,
yaitu " perdamaian."

Story Of Great People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang