"Uuuh, sepertinya kamu model tertampan di sini."
Meskipun berjuta-juta pujian dilontarkan oleh Madam, namun Navaro tetap tidak bisa menerimanya. Madam menggandeng tangan Navaro sepanjang mereka menaiki lift, sedangkan Mike yang ikut malah bersikap seolah sedang menahan tawanya.
Madam terus bergelayut manja di lengan Navaro—membuat Mike merasa itu adalah tontonan yang cukup seru.
Lift akhirnya terbuka dan mereka telah berada di lantai dua. Navaro, Mike, serta Madam keluar bersamaan dari sana. Ada banyak kru yang sibuk bekerja, namun sepertinya mereka tertarik melihat ada pemuda tampan yang sedang digelayuti oleh atasannya.
"Wait wait wait semua, berhenti! Ekhem!" Madam melirik Navaro sejenak dan sedikit mendorong punggung pemuda itu sedikit maju, "Jadi Madam bawa cowok tampan untuk photoshoot Jade di sini."
"Oh My God, dimana anda menemukan dia, Madam? Apa dia selebgram? Atau dia tiktokers?"
"Em em em!" Madam menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri sembari menggelengkan kepala. "Aku baru menjumpainya di ruang masuk tadi. Ayo cepat cepat make up dia! Aku ingin..."
"NAVARO?!"
Perkataan Madam bahkan terputus ketika suara melengking dari mulut Karina itu terdengar keras. Karina yang baru saja selesai mengganti pakaiannya, ia sangat terkejut melihat keberadaan Navaro di ruang pemotretan ini.
"V-Varo? Lo ngapain di sini?!" tanya Karina seolah minta penjelasan.
"G-gue..."
"Dia tadi mau bawain lo makan siang, Rin. Tapi Madam malah bawa dia ke sini untuk disewa jadi model sehari," jelas Mike mewakili Navaro yang sejak tadi masih bingung sendiri dengan keadaan yang menimpanya.
Navaro menatap Karina cukup dalam—tatapan yang mengisyaratkan permintaan tolong. Navaro sungguh tidak ingin wajahnya dipoles bedak sedikitpun, apalagi harus berpose di depan kamera dan kru sebanyak ini.
"Madam—"
"Sssttt! Karina, sudah. Navaro akan tetap Madam sewa, ya. Karena dia teman kamu, jadi Madam tolong kamu bantu Navaro juga nanti ya. Oh ya, Mike, kamu cepat ganti baju yang udah disiapin. Sesi pemotretan kamu dengan Karina akan dimulai sebentar lagi. Lalu Navaro, kamu bisa ke ruang rias ya, Tampan."
***
"Aduh, Mbak. Bisa nggak jangan tebal-tebal pakai riasannya? Ini bedaknya warnanya juga sama kayak kulit saya," protes Navaro cukup panjang karena kesal dengan tumpukan bedak di kulit wajahnya. Ia menatap sengit ke arah penata rias lewat pantulan cermin besar di depannya.
"Aduhh, Mas. Bisa nggak jangan natap saya kayak gitu? Saya jadi salting, Mas. Aaarghh!"
Navaro meringis—ingin sekali ia menyudahi semua ini. Navaro juga sempat mendengar suara tepukan meriah dari ruang pemotretan yang ada di samping ruang rias. Ia tidak ingin Karina terus berdekatan dengan Mike.
"Udah udah ini udah tebel banget. Udah, ya?" ucap Navaro lagi.
Navaro bangkit berdiri namun penata rias itu menahannya.
"Bentar, Mas. Kasih lip gloss dikit aja biar nggak pucet sama alisnya juga mau saya rapihin dikit."
Pasrah.
"Oke, habis itu selesai."
Pertama kalinya Navaro melihat dengan jelas bagaimana bentukan wajahnya yang telah dipernak seperti ini. Rasanya.... Sungguh menggelikan! Dan.... Sedikit membuatnya jijik memandangi wajahnya sendiri. Berdandan seperti ini bukanlah type Navaro sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy (18+)
Любовные романы"Sshh!" desis Navaro saat merasa dua buah dada menyembul besar itu bersentuhan dengan dada bidangnya. Entah mimpi apa yang dialami oleh Navaro-anak seorang Ustadz yang dikejar-kejar oleh gadis terseksi di sekolah. Navaro harus menahan hasratnya mati...