XIV. Cemburu

242 26 6
                                    

"Bukan ngatur, tapi aku gak suka." Kata zidan dengan suara beratnya yang bikin nyali cheryl sedikit menciut.

"Dia cuma pinjem penghapus doang, zidan. Gak usah berlebihan gitu!" Cheryl mendengus kesal.

Mereka lagi ujian sekolah dan duduknya dicampur sama anak kelas 10, cheryl kebagian duduk sama cowok dan si cowok yang duduk sama cheryl ini selalu ngajak cheryl ngobrol atau cuma sekedar pinjem barang. Zidan jadi cemburu ngeliat interaksi mereka.

Sekarang jam istirahat dan mereka lagi duduk di kursi depan ruang 16 yaitu ruang ujiannya zidan. Kalau cheryl sih ruang 14, jadi cuma berjarak 2 ruangan aja sama zidan.

"Tapi gara gara kamu pinjemin dia penghapus, dia jadi sok akrab kan sama kamu sampe ngajak ke kantin bareng?"

Cheryl menghela nafas kasar, "kamu liat sendiri deh, emang aku terima ajakan dia buat ke kantin bareng? Nggak kan?"

"Abis ngajak ke kantin bareng terus apalagi nanti? Ngajak pulang bareng?" Tuduh zidan sambil tersenyum sinis.

"Ya nggak akan aku terima juga lah, aku maunya pulang bareng kamu!" Cheryl mendecak frustasi.

"Tadi juga dia hampir cubit pipi kamu tuh, untung aku datengnya tepat waktu. Coba kalau nggak, mungkin pipi kamu udah kotor sama tangan dia."

Cheryl menghela nafas, harus banyak-banyak bersabar kalau zidan lagi mode cemburu gini. "Yaudah maafin aku ya? Nanti aku bakal batesin interaksi aku sama dia kok." Cheryl gak mau berantem jadi dia ngalah aja.

Zidan tatap wajah cheryl, "ya iyalah harus! Gak usah pinjemin dia barang lagi." Tegasnya.

"Iya sayang." Jawab cheryl sambil menyodorkan chocolatos didepan mulutnya zidan.

"Lagian kenapa sih harus duduk sama laki? Kenapa gak sama cewek?" Kata zidan setelah mulutnya selesai mengunyah.

"Kan tempat duduknya ditentuin sama guru, kalau bisa milih juga aku maunya duduk sama cewek bukan sama cowok. Eh aku lupa nanya, kalau kamu duduknya sama siapa?"

"Sama cowok kok. Pinter banget anjir yang duduk disebelah aku, masa baru lewat setengah jam dia udah ngerjain sampe essay." Kata zidan yang moodnya udah membaik, bisa diliat dari ekspresi wajahnya yang udah gak se-datar tadi.

"Itu mah dia ngerjain yang essay dulu kali." Jawab cheryl kurang yakin.

"Yaa bisa jadi sih." Zidan mengangguk. "Gimana tadi ngerjain matematika nya?"

"Sedikit pusing tapi okelah."

"Kalau aku sih banyak pusingnya." Zidan terkekeh.

"Hayo semalem nggak belajar ya?!" Cheryl menatap zidan sengit.

"Belajar lah, aku cuma bingung aja, cher."

Cheryl mengerutkan dahinya, "bingung kenapa coba? Kan tinggal diitung aja."

"Emang kamu gak bingung? Semua manusia dimuka bumi ini bingung, sayang. Gak bingung nanti kalau udah di surga." Jawab zidan, setelah itu dia ketawa apalagi pas lengannya dipukul sama cheryl.

"Seriusssss." Geram cheryl sambil pose ingin mencakar zidan.

Bukannya jawab tapi zidan malah semakin melebarkan tawanya, bikin pacarnya misuh-misuh emang kegemaran dia.

•°•°•

Cheryl meraba mejanya buat nyari letak penghapus, sedangkan matanya fokus ngeliat kertas ujian.

Udah meraba ke berbagai sisi meja, tapi tangannya belum nemuin letak penghapus yang dia cari-cari.

Akhirnya cheryl angkat kepalanya yang semula nunduk buat nyari penghapus nya. Tapi tetep aja dia nggak nemu, bahkan ditempat terakhir cheryl taruh pun penghapus nya gak ada disitu.

Daily! - chenji GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang