Jakarta, 03 Januari 2023
Suara riuh orang-orang yang sedang melakukan aktivitasnya masing-masing membuat Salma menarik nafas dalam, melihat sekeliling dan akhirnya memilih untuk duduk dipojok seorang diri. Matanya menyapu sekeliling, memerhatikan setiap sudut ruangan yang saat ini diisi oleh lebih dari 50 orang. Rasanya sulit sekali bagi Salma untuk mencerna ini semua. Ia bahkan tidak tahu harus melakukan apa. Semua aktivitas yang ingin dia lakukan sudah dilakukan oleh orang lain.
"Ngapain lo diem disini? Mana mulut mangap-mangap udah kayak gayung lo!" Seorang laki-laki dengan rambut klimis menghampiri Salma yang sedang melakukan aktivitas bengongnya itu.
"Ganggu orang lagi berkhayal aja lo!" Salma berdecak kesal, menggeser tubuhnya karena laki-laki itu kini sudah duduk disampingnya.
"Lo lagi ngapain sih, Sal? Sibuk banget keliatannya." Tanya laki-laki itu.
"Ya lo ngapain disini? Gabut banget keliatannya." Salma menjawab ketus. Tetapi bukan jawaban yang terdengar kesal, justru membuat laki-laki disebelahnya tertawa terbahak-bahak.
"Lo udah kayak anak ilang, Sal. Anak-anak tuh disono pada ngeliatin lo tau! Udah yuk gabung aja kesana. Ngapain sih disini sendirian?"
"Gak ah! Disana laki-laki semua." Salma menolak tegas.
"Yaelah lo kan juga laki-laki Sal. Ayolah! Ck! Buruan!" Laki-laki itu berdiri, menarik tangan Salma paksa.
"Sialan lo! Gue cantik begini lo bilang lakik!" Meskipun marah, Salma tetap menurut untuk ikut laki-laki itu.
Ditengah-tengah kebisingan yang Salma dengar, memang ada sekelompok laki-laki dengan berbagai macam wajah dan berbagai macam kostum sedang berbagi cerita. Salma melihat satu persatu orang yang ada di depannya saat ini. Semuanya seperti biasa. Ada Rizky yang tadi mengajaknya, Denis, Nathan, Joshua, Paul, Kevin, dan Lucky. Namun, ada satu laki-laki yang belum pernah Salma temui sebelumnya. Laki-laki yang sedang tersenyum kecil mendengar obrolan teman-temannya yang absurd itu. Laki-laki dengan mata elang yang menurut Salma... Indah.
"Woy!" Salma tersentak ketika Nathan menepuk tangan didepan wajahnya. Salma memukul lengan Nathan diikuti dengan sumpah serapahnya. "Buset dah tangan lo gede mukul-mukul gua lo!" Namun itu malah mengundang tawa mereka.
Salma larut dalam obrolan yang bisa membuatnya tidak merasakan sepi seperti tadi. Dia benar-benar bisa tertawa dan berbagi cerita bersama teman-temannya ini. Semakin lama yang berkumpul juga semakin banyak, dari yang Salma kenal maupun belum kenal.
Namun, sosok laki-laki itu benar-benar mencuri perhatian Salma. Dia sedikit... Kesal. Kesal karena laki-laki itu sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya tawa kecil yang membuat Salma jengah sendiri.
"Weh siapa sih itu namanya?" Salma bertanya dengan suara keras, menunjuk laki-laki yang sejak tadi mencuri perhatiannya.
"Rony! Rony itu! Dari Priuk dia!" Sahut Kevin dengan semangat.
"Ngapa Sal, ngapa? Rony bikin masalah sama lo?" Tanya Nathan, terdengar sedikit kompor.
"Kagak! Diem mulu lu Ron! Badan letoy amat kayak sosis!" Ejek Salma diiringi dengan tawanya. Teman-temannya pun ikut tertawa mendengar ejekan itu.
Rony, dengan mata elangnya, menatap perempuan yang sejak tadi dipanggil Salma. Ia tersenyum kecil, dan berkata "Hehe, iya." Lalu menggaruk hidungnya pelan.
----
Jakarta, 11 April 2023
"Rony!" Suara menggelegar Salma mengisi penuh satu ruangan yang kini terasa lebih sepi. Laki-laki yang dipanggil oleh Salma itu hanya tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
FanfictionSebenernya kita ini apa sih?" Perempuan berkacamata bulat berwarna hitam, dengan mata indahnya memandang laki-laki yang berdiri disebelahnya. "Kamu kenapa nanya kayak gitu?" Laki-laki yang memiliki mata teduh itu menoleh, menatap balik perempuan yan...