🛬(4) Rencana🛫

32 3 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Seorang pria sibuk membuat 2 cangkir teh hangat di dapur apartemennya. Karena ia baru saja sampai 15 menit yang lalu, siapa lagi kalau bukan Prastha. Seorang pilot yang masih berstatus lajang, selalu disiplin dalam melakukan pekerjaan dan juga penyayang keluarga.

Prastha melangkah menuju balkon apartemennya sambil membawa dua cangkir teh yang sudah dibuatnya. Sembari menikmati suasana ibukota di sore hari yang cerah.

"Minum dulu," ucap Prastha menyuguhkan minuman pada Andy, teman seprofesinya.

"Oke, thanks bro," Prastha lalu duduk di kursi sambil menyesap secangkir teh hangat di tangannya.

"Gimana?" tanya Andy tiba-tiba.

Prastha mengernyit bingung, "gimana apanya?"

"Soal perjodohan lo?" tanya Andy, Prastha menghela nafas pelan dan menaruh cangkir teh hangatnya di meja.

"Belum tau," jawabnya.

"Lah? Elo kan yang di jodohin masa belum tau sih?" Andy menatap Prastha bingung.

"Gue belum ketemu sama orangnya."

"Yaelah, kirain gue udah ketemu langsung sama calon istri lo." kata Andy, "emang lo terima perjodohan itu?"

"Ya, gue terima."

"Kapan lo ketemu keluarganya? Jangan bikin anak orang sampai nunggu, Pras," kata Andy mengingatkan. Sejauh ini Andy mengetahui tentang perjodohan sahabatnya, karena dirinya selalu menjadi tempat curhat Prastha.

"Secepatnya gue lamar calon istri gue," ucap Prastha.

"Cieee, udah sebut-sebut calon istri sekarang. Gak nyangka sih gue kalau sahabat gue dulu yang nikah," ucap Andy yang meledek sahabat SMA nya itu sambil terkekeh. Karena semasa SMA, Prastha dikenal sebagai pribadi tertutup soal perempuan. Padahal banyak yang suka dengan dirinya, sedangkan Andy setiap naik kelas selalu mempunyai pacar baru.

"Apaan sih lo, Dy!" Andy terkekeh melihat ekspresi wajah Prastha yang tersipu malu.

"Terus gimana sama Nayla?" tanya Andi.

Prastha mengambil secangkir teh hangatnya lagi, "gue udah bilang kok sama dia."

"Syukur deh kalau gitu."

"Lo sama Fika kapan rencana nikah?" tanya Prastha.

"Gue belum kepikiran, lagian juga belum mau cepet-cepet nikah dulu," ujar Andy.

"Jangan sampai lo punya yang lain lagi, ini yang terakhir!" kata Prastha yang mengingatkan Andy.

"Hehe, iya lah, gue udah tobat, Pras," katanya, "lagian Fika mau fokus dulu sama kuliahnya sampe lulus, jadi gue belum bahas lagi ke hal yang lebih serius," tutur Andy dan Prastha pun mengangguk paham, "yaudah gue pulang dulu. Udah sore nih, sekalian mau jemput Fika juga," pamitnya sembari melirik arlojinya, "sukses ya, bro lamarannya!" lanjut Andy menepuk-nepuk bahu Prastha.

"Thanks bro, hati-hati," jawab Pras, Andy pun keluar pamit. Sementara Prastha masih memikirkan soal lamaran yang akan dilaksanakan sebentar lagi sesudah semua pekerjaannya selesai. Meskipun ini bukan keinginannya, tapi ia menghargai dan menerimakan soal perjodohan atas permintaan keluarga dari kedua belah pihak.

Hp Prastha berdering dan langsung ia ambil dari saku celananya.

"Hallo ibu, assalamualaikum."

" ... "

"Pras, baru sampai ini bu, masih di apartemen."

" ... "

"Paling nanti malam, Pras, pulang ke rumah."

Thank You Mas Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang