Happy reading
...
Lisa pov
Melakukan kesalahan seringkali membuat kita yang melakukannya menjadi tertekan. Tapi apakah aku membuat kesalahan? Apakah aku telah mengambil keputusan yang tepat?. Apa yang telah terjadi pada masa lalu dan masa sekarang dengan rosie selalu berada di dalam pikiranku yang membuatku sakit kepala.
Aku tidak melupakan apa yang di katakan rose pada saat itu, ya aku masih mengingat jelas
'Dia cukup menyenangkan tapi juga membosankan dan kaku, sifatknya seperti anak kecil, labil dan aku jijik melihat wajahnya'
Aku tau, aku cukup kaku karna saat itu aku baru merasakan pacaran. Umurku bahkan bisa di bilang di bawah 18 tahun. Tapi bisa di bilang pada saat itu aku mencintai rosie
Berbicara soal cinta, setiap orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Walaupun hanya sebatas 'cinta monyet' belaka
Apa yang pernah di katakan rose membuat diriku merasa insecure dan menutup diri. Jujur aku sakit hati, terlebih lagi dia selingkuh di belakang ku. Sakit jadi double hehe.. Berbulan bulan aku memperbaiki diri dan berusaha memperbaiki diri lebih baik. Aku bangkit dari rasa terpurukku dan ya aku sudah menerimanya. People come and go, itulah hidup. Tidak selamanya orang yang aku inginkan tetap berada di sisi ku.
Tapi perkataan rosie semalam membuatku terkejut, bagaimana mungkin dia mengatakan masih mencintaiku sedangkan dia dulu sudah membuangku begitu saja. Apakah dia benar benar menyesal? Aku tidak tau pasti.
"Honey"
Badan ku terlonjak kaget saat orang kucintai menepuk bahuku "Haaa-hah, astaga kaget" aku mengelus dada ku bersandar di kursi
"omo, kau terkejut hon?padahal aku hanya memanggil mu dengan pelan hihi" cekikiknya lalu duduk dan memeluk ku dari samping
"ishhh..tentu aku kaget, nini muncul begitu saja" jawab ku
Aku memanggilnya nini, itu lucu. Jennie menyukainya dan meminta dia memanggilnya dengan sebutan itu. Menurutnya nini adalah panggilan sayang dari orang yang ia sayangi. Tidak sembarangan jennie menyukai di panggil dengan nama nini kecuali kedua orang tuanya dan of course aku termasuk juga.
"awww kiyowoo..mian hum" kikiknya gemas
Aku ingin mengerjainya dengan pura pura marah kepadanya "aku tidak memaafkan nini jika tidak di beri kiss" tentu aku hanya bercanda tapi kalo di berikan juga tidak akan nolak hihi..
"ohh jadi gitu yaaa"
cup
cup
cup
"apakah cukup hon?kau sudah memaafkan ku?" tanyanya dengan gummy smilenya
Aku menggeleng "belum, kau melewatkan bibirku" jawabku
Jennie hanya menggeleng dan mencium bibir ku dengan lembut, tapi aku menahan kepalanya dan mulai melumat lembut bibirnya, mengabsen deretan giginya yang rapi. Saling melumat bibir dan lidah sehinggah air liur menetes di dagu kami berdua. Aku menyudahinya sebelum terjadi hal hal yang lebih lanjut, bisa gawat nanti.
Jennie menyeka bekas air liur di antara bibirku dan bibirnya. Aku hanya tersenyum dan mengecupnya sekali. Gummy smilenya yang indah membuat ku gemas
"Hon.." panggilnya menyandarkan kepalanya dipundakku, tangannya memainkan jari ku dan aku hanya melihatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
SEASONS (JENLISA) G!P
Kurzgeschichtenmenceritakan tentang Lisa yang begitu mendalam mencintai Jennie