38;

1.5K 157 79
                                    

Hujan di pagi hari selalu menciptakan suasana yang menenangkan tapi tidak bagi seorang pria mungil yang kini hanya duduk dengan tatapan kosongnya di balkon kamar.

Sudah berapa hari dia dalam keadaan seperti ini? 3 hari? 1 minggu? 1 bulan? Gun bahkan lupa kapan terakhir kali dia bisa bernapas lega tanpa ada rasa sesak di dada.

Pipi yang kemarin ia keluhkan terlalu bulat itu kini sudah menjadi tirus, semua orang yang melihat keadaannya saat ini pasti langsung bisa menebak bahwa tubuh Gun mengalami penurunan berat badan.

"Kau diet ya?"

"Gun astaga apa kau benar-benar menurunkan berat badanmu?"

"Kemana perginya pipimu yang seperti mochi?"

Setidaknya itulah yang selalu ditanyakan oleh orang-orang terdekatnya setiap kali bertemu dengan Gun. Mereka pikir Gun memang sengaja menurunkan berat badannya namun nyatanya ia tidak bisa memasukkan apapun kedalam perutnya.

Setiap kali ia mencoba makan, perutnya juga selalu berusaha untuk mengeluarkannya kembali. Belum lagi masalah yang tiada habisnya hingga membuat Gun stress dan membuatnya sering kali melewatkan jam makannya.

"Baby, ayo masuk kedalam. Kau akan sakit jika terlalu lama duduk disini" Gun menoleh pada suaminya, menatapnya dengan tatapan datar

Tanpa sadar air matanya kembali jatuh ke pipi, namun wajah itu tetap terlihat datar seperti tak ada rasa yang sedang ia keluhkan.

"Baby jangan seperti ini" Off berjongkok di depan Gun, menghapus air mata yang akhir-akhir ini sering kali ia lihat keluar dari mata suami mungilnya.

"Kenapa aku tidak boleh pergi?" sebuah kalimat akhirnya keluar dari bibir pucat itu

"Kau mau pergi kemana hm?" tanya balik Off

"Aku mau pulang" jawab Gun lirih

"Ini rumahmu baby, kau mau pulang kemana lagi?"

Gun tak menjawab, kembali menatap lurus ke depan. Memandang rintik hujan yang perlahan jatuh ke bumi seolah sengaja turun untuk menemani Gun menangis.

Orang bilang, akan ada pelangi setelah badai. Apa Gun juga bisa merasakan siklus itu juga? apa dia bisa bahagia kembali? apa...

"Menurutmu bisakah kita tetap bertahan dalam hubungan ini p'Off?"

...Apa pernikahannya dengan Off masih bisa ia pertahankan?

"Gun, aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu"

Gun menatap Off, suaminya itu terlihat baik-baik saja. Apa Off tidak menyadari bahwa Gun sangat tersiksa dengan perlakuannya? memang terlihat tidak ada luka di tubuh Gun, karena luka itu berada di jauh di dalam hatinya...

"Kau masih mencintainya kan phi?"

"Baby..." hati Off merasa sakit saat melihat senyuman dari bibir Gun

"Seharusnya dari awal aku sadar jika kau masih berharap pada cinta lamamu, seharusnya aku tidak menerobos masuk kedalam hatimu disaat hati itu sudah memiliki penghuni"

"....Bukankah wanita itu juga mengatakan bahwa dia masih mencintaimu, lalu kenapa kau tidak langsung kembali padanya saja?"

"Baby, tolong jangan mengatakan itu"

"Aku mendengar semuanya phi, melihatnya dengan mata kepalaku sendiri saat Davika mengaku masih mencintaimu. Lain kali kau harus menutup pintu kamar dengan rapat agar aku tidak mengetahui hal yang seharusnya tidak aku ketahui" Gun mengingat-ingat kembali momen dimana saat ia melihat Davika mengelus rambut suaminya yang tertidur di kamar tamu bersama Davika. Awalnya Gun ingin marah dan masuk kedalam sana, tapi sebuah ungkapan yang diucapkan Davika lebih dulu menghancurkan hatinya.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang